SEQUEL BURN WITH YOU
Declan Antony Zinov dituduh membunuh keluarga angkatnya yang kaya raya demi sebuah warisan. Tapi semua itu tidak terbukti sehingga pria itu menjalankan bisnis keluarganya dan menjadikan Declan pria kaya raya dan juga ditakuti karena sikapnya yang kejam.
Lucyanna Queen Nikolai merupakan cucu seorang mafia yang sudah lama menaruh hati pada Declan karena telah menyelamatkan nyawanya saat kecil. Ia sering mencari tahu berita tentang pria pujaannya itu dan berniat melamar kerja di perusahaan milik Declan.
Setelah bertahun-tahun lamanya, Declan dipertemukan kembali dengan gadis yang pernah ia selamatkan. Tapi melihat bagaimana wanita itu terang-terangan menyukainya membuat Declan bersikap kasar agar Lucy tidak lagi mendekatinya.
Tapi, ketika Lucy tertembak karena berusaha melindunginya. Barulah Declan menyadari betapa berartinya Lucy di kehidupannya selama ini.
#Cerita ini lanjutan dari cerita Burn With You dimana masa kecil mereka ada di Bab akhir. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athaya Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Sudah dua jam Lucy berada dalam ruang operasi, dengan tubuh Declan yang terduduk lemas disamping pintu kamar tersebut. Ia bisa melihat beberapa kerabat wanita itu mulai berdatangan dengan menampilkan wajah cemas dan juga marah padanya.
Meski begitu tidak ada satupun dari mereka yang meneriakinya karena sudah membuat Lucy celaka. Declan melihat darah Lucy ditelapak tangan dan juga dikemejanya. Ia masih mengingat jelas kejadian tadi berputar dikepalanya. Ia juga masih mengingat dengan jelas wajah pria yang telah menembak Lucy dan berhasil kabur.
Declan berjanji akan memburu pria itu dan membunuhnya begitu ia menemukannya. Dengan mengepalkan tangannya, Declan bangkit berdiri dan mendapatkan bogem mentah dipipi yang dilayangkan oleh ayah Lucy ketika pria itu baru saja tiba.
"Jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi, jika kau masih ingin selamat dariku. Ini terakhir kalinya kau bertemu dengan putriku." Ujar Darren dengan sorot matanya yang paling ditakuti oleh orang-orang. "Bawa dia pergi dari sini dan jangan biarkan dia bertemu putriku."
Declan tidak melawan dan membiarkan dirinya digiring keluar oleh anak buah Darren. Ia tidak ingin membuat keributan yang akan membuat dirinya sulit untuk menemui Lucy. Declan memutuskan untuk kembali ke hotel dan membersihkan tubuhnya, setelah itu ia akan kembali lagi kerumah sakit.
Sementara itu kedatangan Alex Nikolai yang merupakan kakek Lucy, membuat gempar semua orang dan meminta cucunya untuk dipindahkan ke Rusia saat itu juga. Dengan memakai pesawat pribadi akhirnya mereka segera membawa Lucy pergi.
"Mom, istirahatlah. Aku yang akan menjaga Lucy." Serena berbisik ditelinga Lyana yang terlihat kelelahan.
Sudah hampir pagi. Ketika Lucy akhirnya dipindahkan ke kamar perawatan setelah operasinya berjalan lancar. Lyana tidak bisa membayangkan jika ia harus kehilangan putrinya dengan cara yang sama seperti ia kehilangan Anna.
Lyana menggenggam tangan Serena dan tahu ia harus menuruti perkataan putri keduanya. "Kapan Lucy akan membuka matanya? Ini sudah terlalu lama untuk dia tidak sadarkan diri."
"Lucy baik-baik saja, Mom. Dia akan bangun jika dia ingin. Tubuhnya masih menyesuaikan diri setelah disuntik berbagai macam obat saat operasi berlangsung." Jawab Serena dengan suara yang lembut dan menenangkan.
Lyana memandang wajah kedua putrinya dan tahu mereka adalah harta tak ternilai yang diberikan Tuhan. Lyana juga tahu ini adalah resiko yang harus putrinya tanggung karena ayah dan kakek mereka adalah seorang mafia.
"Apakah kau akan membenci Kakek dan Daddy mu atas apa yang terjadi?" Tanya Lyana dengan mata berkaca-kaca.
Serena memeluk sang Mommy yang terlihat akan menangis. "Mom, ini bukan salah kalian. Kami sangat tahu kejadian seperti ini akan selalu datang. Untuk itu aku dan Lucy selalu bersiap-siap jika kami dalam keadaan bahaya. Lagipula Kakek dan Daddy sudah lama tidak lagi bergabung dengan kelompok mafia, dan aku tahu orang-orang itu ingin membalas dendam pada keluarga kita."
Lyana tahu, suaminya berusaha melindungi mereka sekuat tenaga. Dengan para pengawal tak kentara yang selalu berada disekitarnya dan juga disekitar kedua putrinya. Kepergian Lucy diam-diam bersama kekasihnya membuat mereka terlambat mengetahuinya.
"Kau juga berjaga sepanjang malam ini dan kesana kemari berganti memeriksa Lucy serta menyelesaikan tugas kuliahmu. Mommy akan membawakan sarapan untuk kau dan juga Lucy." Lyana berkata sembari beranjak dari duduknya dan keluar.
...****************...
Declan memukul dinding dengan tinjunya setelah mengetahui bahwa Lucy sudah dibawa pergi olah keluarganya kembali ke Rusia. Ia tahu ini akan sulit baginya untuk bertemu wanita itu. Sama seperti lima tahun lalu dan kali ini ia akan membawa Lucy pergi bersamanya.
Declan mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Aku membutuhkan bantuan mu." Sahut Declan ketika pria itu mengangkat teleponnya. "Aku akan kembali dengan pesawat pribadi milikmu. Siapkan semuanya."
Ia tiba beberapa jam kemudian dan sebuah mobil mewah berwarna hitam sudah menunggu kedatangannya. Declan tersenyum ketika pintu mobil terbuka dan seorang pria dengan tubuh tinggi keluar.
"Kau terlihat berantakan, Dec" sahut pria itu kemudian menjabat tangannya. "Masuklah."
Declan menyandarkan tubuhnya dikursi begitu ia masuk kedalam mobil. "Aku pikir kau terlalu sibuk untuk datang menyambut kedatanganku."
"Aku tidak mungkin menyuruh anak buahku untuk menjemput orang yang istimewa. Kau adalah orang yang sudah membuat aku tetap hidup hingga saat ini, dan aku akan membantumu dengan segenap nyawaku, Dec." Balas pria itu lagi.
Declan menatap pria yang pernah ia selamatkan nyawanya beberapa tahun lalu. Dominic adalah anak mantan perdana menteri Rusia yang juga bergelut didunia hitam. Ibunya adalah bos mafia yang mengendalikan politik dari bawah. Wanita yang ditakuti karena sangat kejam dengan lawannya. Pria itu pernah diculik dan hampir mati ketika ia ditemukan oleh Declan dihutan dekat rumahnya yang tersembunyi.
"Kali ini lawannya sangat kuat dan aku yakin kau sangat mengenal mereka dengan baik" ucap Declan sembari menerima segelas wine dari tangan Dominic.
"Apakah kau terlibat masalah serius dengan rekan bisnismu? Aku sangat tahu kau tidak suka dengan sesuatu yang rumit, apalagi sampai meminta bantuan dari mafia sepertiku." Dominic berkata sambil memperhatikan bekas luka dibibir Declan. "Siapa lawan yang harus aku hadapi?"
Declan membuka ponselnya dan memperlihatkan foto Lucy. "Alex Nikolai. Aku ingin kau menculik cucunya."
"What? Apa kau sudah gila? Mengapa aku harus menculik cucu pria itu. Mereka memiliki anak buah dimana-mana. Bahkan ibuku tidak akan berani bermain-main dengan pria tua itu." Sahut Dominic dengan wajah kaget.
Declan mengambil ponselnya kembali ketika Dominic masih memperhatikan foto Lucy. "Bukankah kau berjanji akan membantuku"
"Sialan, Declan. Apakah ini kisah Romeo dan Juliet, dimana kau tidak direstui oleh keluarga wanita itu?" Tanya Dominic dan tertawa kencang ketika pria itu membenarkan prasangkanya.
Declan menendang kaki Dominic ketika pria itu menertawakannya. "Ini bukan sesuatu yang lucu. Aku ingin kau membawa wanita itu kerumahku yang berada dihutan. Ingat kau tidak boleh membawa siapapun, meski itu anak buah kepercayaanmu."
"Ini benar-benar sangat sulit, tapi aku akan mencobanya untukmu. Dimana wanita itu sekarang?" Tanya Dominic sembari menghubungi beberapa anak buahnya.
Declan memandang foto Lucy yang ada diponselnya dan raut wajahnya berubah sedih. "Dia terluka, dan sekarang berada dirumah sakit."
"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Dominic ketika melihat wajah cemas Declan.
"Entahlah, aku tidak mengetahui kabarnya hingga saat ini. Untuk itu aku ingin kau mencari tahu keberadaan dan juga kondisinya saat ini." Jawab Declan.
Dominic membutuhkan bantuan ibunya jika harus melawan mafia tua itu, pikirnya. "Aku akan menemui ibuku terlebih dahulu, dan aku pastikan akan membawa Julietmu secepat mungkin."
"Bagus. Aku tidak salah meminta bantuan darimu." Sahut Declan.