Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Mengalami kecelakaan
Setelah pria itu menghancurkan hidupnya.Arumi enggan menampakkan wajahnya di depan Gilang.Tetapi putrinya terus memanggil dirinya hingga wanita itu mendekat.
" Bunda..."
"Mana yang sakit, sayang?" tanya Arumi dengan menatap ke arah Aqilah.
Kemudian anak kecil itu beranjak dari lantai lalu berdiri di samping bundanya.
" Arumi?"
Sontak Gilang terkejut saat melihat Arumi hingga pria itu mundur satu langkah.Setelah lari dari tanggung jawab dengan tinggal di luar negeri,pria itu memutuskan untuk kembali.Namun, siapa sangka akan bertemu kembali dengan Arumi.
Mendengar Gilang menyebut nama Arumi hingga Angga mendekat.Sementara Dewi memeluk putra bungsunya yang sangat dia rindukan.
" Akhirnya kamu pulang juga,Lang," ucap Dewi yang terlihat bahagia melihat putranya sudah kembali.
"Iya,Mi.Maaf,aku tidak memberitahukan Mami kepulangan ku ke indo, karena aku sengaja ingin memberikan kejutan untuk Mami dengan kehadiran aku di pesta ini," terangnya.
Tetapi Angga tidak menyapa Gilang.Pria itu justru menyapa Arumi dan Aqilah.
"Terima kasih ya sudah datang.Tapi, Aqilah tidak apa-apa,kan?" tanya Angga yang begitu peduli dengan Aqilah.
"Tidak,Om.Aku anak yang huat," sahut Aqilah dengan memperlihatkan kedua ototnya membuat Arumi tersenyum manis dengan tingkah putrinya.
'Melihat kamu tersenyum begini aja membuat jantung aku dag dig dug ser..." batin Angga yang terus memandangi Arumi begitu lekat.
Menyadari hal itu, senyuman Arumi memudar." Ada apa? Apa penampilan aku jelek ya?" tanya Arumi yang salah mengartikan tatapan Angga.
"Ada, yaitu kamu terlalu sempurna," ucap Angga yang lagi memuji Arumi.
"Pak Angga, bisa aja."
Melihat kedekatan Arumi dan Angga membuat hati Gilang remuk.Bagaimana tidak?Pria itu masih memiliki perasaan cinta terhadap Arumi.Dia pergi bukan karena tak cinta.Hanya saja,Gilang saat itu belum siap menikah.
" Kalian saling kenal?" tanya Gilang.
"Tentu saja kita saling kenal karena dia sekretaris aku.Oh....iya Rum, dia Gilang,adik aku."Angga juga memperkenalkan Arumi pada adiknya hingga Gilang mengulurkan tangan ke arah Arumi.
Tetapi Arumi bersikap dingin dan enggan untuk membalas uluran tangan pria itu selain menyatukan kedua tangannya."
"Arumi."
"Oh..iya ,Lang.Aku dengar tadi kamu panggil nama Arumi. Apa sebelumnya kalian saling kenal?" tanya Angga untuk memastikan.
Mendengar hal itu, Arumi nampak tegang dan tidak berani menatap Gilang yang terus menatap dirinya.Maaf,aku tinggal sebentar,"ucap Arumi yang mencoba menghindar.
Arumi bergegas ke toilet.Hanya saja, dia tidak mengetahui kalau Gilang mengikuti dirinya dari belakang hingga pria itu ikut masuk lalu menutup pintu dari dalam.
"A-apa yang kamu lakukan di sini? Ini toilet wanita, bukan toilet pria.Cepat keluar dari sini!" titah Arumi yang terlihat gugup berada di dalam toilet bersama Gilang.
"Aku sangat merindukan kamu, sayang," ucap Gilang sambil memeluk tubuh Arumi.
Kalimat yang keluar dari mulut pria itu,Arumi segera mendorong tubuh Gilang agar pria itu menjauh.
"Jangan kurang ajar ya?! Jangan pernah panggil aku sayang! Aku tidak memiliki hubungan dengan dirimu sejak kamu pergi meninggalkan aku," tegas Arumi.
"Aku tahu aku salah.Aku minta maaf sudah mengecewakan kamu dan membuat kamu terluka dengan kepergian ku.Tapi setidaknya beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku untuk menikahi dirimu,"ungkapnya dengan penuh penyesalan.
"Sudah terlambat.Aku tidak butuh dinikahi oleh pria pengecut sepertimu yang lari dari tanggung.Lagi pula, aku sudah menikah.Aku harap jangan ganggu aku lagi!" terang Arumi yang tak ingin berurusan lagi dengan Gilang.
" Apa? Kamu sudah menikah? Lalu anak kecil bersama kamu,anak siapa?" Gilang terkejut mengetahui Arumi sudah memiliki suami hingga menanyakan perihal tentang Aqilah.
" Tentu saja dia anak aku dan suamiku!" dalih Arumi yang mencoba menutupi kalau Aqilah sebenarnya anak Gilang.
"Bukankah kamu hamil anak aku? Kamu kemana, kan dia?" tanya Gilang dengan tatapan selidik.
" Dia sudah meninggal saat aku melahirkannya."
Dengan berat hati, Arumi terpaksa berbohong.Dia cuma takut ,jika pria itu mengambil Aqilah dari dirinya.
" Tidak..." pekik Gilang yang terlihat hancur mengetahui anaknya sudah meninggal hingga menjatuhkan tubuhnya di lantai.
Lalu Arumi mengambil kesempatan dengan keluar dari toilet tersebut.
'Kenapa Gilang begitu hancur? Apa dia benar menginginkan anak itu? Tapi kenapa dia pergi meninggalkan aku, di saat mengetahui aku sedang hamil? Tidak! Aku tidak boleh mengatakan kalau Aqilah itu putrinya.Aku tidak mau dia mengambil Aqilah dariku,' batin Arumi.
Lalu Arumi kembali bergabung di acara pesta ulang tahun tersebut, begitu juga dengan Gilang.Hanya saja,mereka seperti orang asing yang tidak saling mengenal.
"Ayah kamu kemana?" tanya Dewi yang kini menunggu kedatangan suaminya.
"Tuh.. Ayah sudah datang membawa buket bunga mawar kesukaan Mami," sahut Angga yang sudah menyiapkan itu semua sebagai kejutan kedua sang Mami tercinta.
Kemudian orang tuanya saling berpelukan karena saling merindukan hingga tamu undangan bertepuk tangan.
Namun, mereka yang hadir di acara pesta ulang tahun tersebut.Di minta saling berpasangan lalu mereka berdansa.
Jessi yang ada di sana mendekati Angga dan mengajak untuk berdansa.Tetapi pria itu menolak dengan alasan ingin berdansa dengan Arumi.
'Ck, Arumi lagi! Arumi... terus,kapan sih pak Angga mau melirik aku? Padahal aku lebih cantik dan lebih seksi dibandingkan Arumi,'batin Jessi mendengus kesal.
"Sudah jangan bete seperti itu.Mending dansa sama aku aja," kata Al yang mulai ada ketertarikan dengan Jessi.
"Sama kamu? ogah! Lebih baik aku dansa sama tembok dari sama kamu," umpat Jessi dengan tatapan tajam ke arah Al.
"Ya sudah, dansa tuh sama tembok," timpal Al.
" Ih...kamu ini ya?" kesal Jessi.
Sementara Angga mengulurkan tangan ke arah Arumi."Maukah kamu berdansa dengan ku?"ajak Angga.
"Maaf,Pak Angga.Aku tidak bisa dansa," tolak Arumi.
Tetapi Aqilah meraih tangan sang Bunda lalu mengarahkan ke arah tangan Angga."Ayo Bunda dansa sama, Om Angga! Ayo, Bunda..."pinta Aqilah memaksa.
Atas permintaan Aqilah, akhirnya Arumi setuju jika berdansa dengan Angga.Jessi melihat itu nampak semakin kesal hingga mengepalkan tangannya.
'Dasar wanita munafik! Dia Bilang tidak suka sama Angga.Tapi buktinya dia mau aja tuh dansa dengan Angga,' batin Jessi di landai rasa cemburu.
Melihat hal itu,Gilang ikut cemburu melihat mantan kekasihnya berdansa dengan Angga.
'Banyak wanita di sini! Kenapa harus Arumi yang di ajak berdansa? Apa kak Angga menyukai Arumi?" batin Gilang.
Tak berselang lama, acara pesta ulang tahun telah selesai.Lalu Arumi bersama putrinya meninggalkan pesta dengan menaiki mobil Alphard yang sama.
Di tengah berjalan, supir mulai panik karena Rem mobil tidak berfungsi hingga mobil melaju begitu cepat
"Ada apa ini,Pak? tanya Arumi panik.
"Sepertinya Rem mobilnya blong,Nona," ucap pak supir.
" Aaaaah....
Bruk!
Dentuman suara tabrakan begitu keras hingga terjadi kecelakaan di jalan tol.
+++
Ketika itu foto Arumi yang terpasang di dinding kamar Aleta terjatuh di lantai hingga pecah.Entah kenapa hati kecilnya mengatakan, kalau saat ini telah terjadi sesuatu pada putrinya.
Tetep berusaha saling percaya dan menyemangati Arumi bersama Angga ...hati" jng mudah luluh dan waspa ma gilang laki" pecundang tempat ttp sampah
kayak gaji umr staff biasa..