Abelia Lestari adalah seorang gadis polos dan lugu yang bekerja sebagai pelayan di rumah Tuan Muda kejam bernama Anggara. Sering mendapat siksaan hingga kehilangan kesucian sudah Abel alami hingga pada akhirnya membuat Abel menyerah pada hidupnya.
Namun keajaiban terjadi, gadis yang biasanya polos dan lugu itu berubah menjadi gadis yang berbeda, wajah yang memancarkan ketegasan dan mata yang tajam bak elang. Dendam pun satu persatu mulai terbalaskan.
Apa yang sebenarnya telah dialami Abel dan apa yang terjadi padanya? Langsung saja baca kelanjutan ceritanya👉🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Adiliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimulai
Tak.. Tak.. Tak..
Langkah kaki tegas terdengar menggema memasuki sebuah mansion mewah, orang-orang berpakaian hitam dilapisi rompi terlihat berjejer disamping kanan dan kiri, memberi ruang untuknya berjalan.
“Selamat datang kembali Nona Genia” serempak semuanya membungkuk hormat.
Genia mengangkat tangan kanannya lalu ia kibaskan, orang-orang itu pun langsung kembali mengangkat kepala mereka. Sebelumnya mereka sudah tahu apa yang telah terjadi, oleh sebab itu mereka tidak menolak kehadiran Genia yang menggunakan wajah baru.
Genia melanjutkan langkah menuju kursi kebesarannya yang berwarna merah berlapiskan emas disetiap sudut dengan langkah penuh ketegasan. Aura kepemimpinan lantas menyeruak dari tubuhnya disaat ia sudah duduk dikursi yang megah itu.
Tidak ada satupun orang yang tidak merinding ketika merasakan aura kepemimpinannya tersebut. Aura yang begitu mengerikan seolah sang pemilik sudah melewati hal-hal yang sangat menyeramkan. Pancaran kilat mata yang dingin dan wajah tanpa ekpresi bagaikan mayat yang dihidupkan kembali.
“Pada intinya saja” ucap Genia keras. Semuanya pun langsung mengangkat kepala menatapnya menunggu apa yang ingin dibicarakan oleh pemimpin mereka itu.
“Malam ini saya mempunyai tugas untuk kalian semua” lanjut Genia membuat semuanya senang dan menampilkan senyum yang aneh.
“Tugas apa Nona? Kami semua sangat siap melakukan apapun tugasnya” tanya seorang bernama Rayyen.
“Kita akan menyerang markas Mafia Blue Fire, Anggara Company serta mansion mewah kediamannya” jawab Genia.
“Saya membutuhkan kalian karena saya ingin menyelesaikan hal ini dalam satu malam saja, Anggara Company memiliki 2 cabang perusahaan yang masih berada didalam kota ini. Dan untuk penyerangan disana saya akan memerintahkan Rayyen dan Ricko dimasing-masing anak cabang perusahaan bersama divisi kalian” lanjutnya.
Mafia Black Fox sendiri memang memiliki divisi-divisi khusus, dan totalnya ada 9 divisi yang bekerja pada masing-masing tugasnya. Setiap dari divisi itu berisikan 10 orang anggota dengan satu ketua, yang dimana anggotanya itu memang sudah sangat terlatih pada bidang masing-masing.
Contohnya seperti Rayyen dan Ricko, mereka berdua berada di divisi yang sama yaitu hacker. Masing-masing dari mereka memiliki anggota 10 orang, perbedaannya hanya terletak dibagian tugas saja, jika Rayyen biasanya bertugas untuk hack perusahaan, maka Ricko memiliki tugas untuk hack musuh dari dunia gelap.
Namun jangan diragukan lagi, meskipun mereka bertugas sebagai hacker. Tapi jika harus adu bertanding dengan kekuatan, maka mereka pun sama ahlinya dengan anggota-anggota yang lain, sehingga ketika divisi hacker melakukan misi, maka tidak memerlukan bantuan dari divisi penyerangan.
“Tugas kalian nanti adalah menyabotase semua yang ada didalam kedua perusahaan anak cabang itu, hingga hancur tak tersisa” Genia menjelaskan tugas untuk Rayyen dan Ricko.
“Dan untuk perusahaan induk, saya serahkan tugas itu kepada Malio berserta divisinya” ucap Genia lagi sembari menatap Malio.
“Baik Nona” serempak Malio dan divisinya patuh.
“Untuk tugas, kalian akan Malio jelaskan sendiri nanti. Saya sudah menjelaskan pada Malio sebelumnya jadi dia yang akan menjelaskan detailnya pada kalian”
“Baik Nona”
“Untuk Mansion kediaman, saya serahkan tugas itu kepada divisi 4, 5 dan 6 yang dipimpin oleh Steven, Wiliam dan Samuel”
“Siap Nona”
“Kalian bunuh saja semua orang yang berada dimansion itu, kecuali dua wanita yang bernama surti dengan Mina, datanya akan saya kirimkan pada masing-masing kalian setelah ini”
“Baik Nona”
“Dan untuk yang terakhir yaitu markas Mafia Blue Fire, penyerangan pada markas itu saya serahkan pada divisi 7, 8 dan 9 yang dipimpin oleh Damian, Gilang dan Gio”
“Siap Nona”
“Untuk tugas, sepertinya saya tidak perlu menjelaskan terlalu detail karena kalian sudah terbiasa melakukan penyerangan kepada musuh kita, jadi kalian sudah tahu bukan apa yang harus kalian semua lakukan?” Tanya Genia menatap divisi 7, 8 dan 9.
“Siap, tahu Nona”
Genia menganggukkan kepalanya sembari tersenyum tipis, merasa puas dengan semua anggotanya yang tidak pernah menurunkan skil mereka. Bahkan sekarang mereka justru bertambah semakin kuat dan sulit untuk digapai.
“Baiklah, jika seperti itu kalian semua bubar dan persiapkan apa yang harus kalian siapkan untuk aksi kita malam ini” titah Genia dengan suara yang keras.
“Siap Nona” semua anggota menjawab dengan tegas.
Kini yang tersisa hanya Genia sendiri yang masih duduk dikursi kebesarannya. Ia tersenyum aneh memikirkan bagaimana nasib Anggara nanti malam. Genia memang tidak menyebutkan dirinya akan ikut menyerang pada divisi manapun karena saat ini Anggara memang tidak berada pada 5 wilayah yang akan terjadi penyerangan pada saat nanti malam.
“Kau nikmatilah dulu kesenanganmu bersama para ja*lang itu, karena nanti malam kau akan mendapatkan kejutan indah dariku TUAN ANGGARA”