gea Adisty perempuan berumur 20 tahun harus bisa menerima kenyataan kalau calon tunangan nya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
Saat sedang makan Gea kaget melihat ada Bara dan Anton yang masuk ke dalam cafe.
"Bara!" Batin Gea dalam hati.
"Ada apa sayang?" Tanya pak Darmawan yang melihat Gea celingak celinguk.
"Gak ada apa apa kok pa."
"Makan lagi dong, ini kan masih banyak."
"Iyah pa, papa juga dong."
"Ini papa lagi tambah makan nya."
"Gea gak mau ah, banyak banyak makan nya, nanti Gea gendut gimana?"
"Yah gak papa dong, kan sehat."
"Jelek iyah pa, nanti kalau Gea gak laku gimana?"
"Mana mungkin orang anak papa cantik gini kok."
"Hemmmmm iyah lah."
"Pa Gea ke toilet dulu yah."
"Iyah sayang." Gea pergi menuju toilet, di dalam toilet Gea mengeluarkan hp nya dari saku nya.
"Halo." Terdengar suara Bara dari balik telepon.
"Bar lo ada di cafe LISTA."
"Iyah, kok lo tau, lo ngikutin gue?"
"Geer amat lo jadi cowok, ini gue juga ada di cafe LISTA."
"Ah masak, dimana nya, eh bentar, gue kayak lihat papa lo deh."
"Ya iyah gue lagi sama papa gue, makan di sini."
"Gue samperin yah."
"Jangan macem macem lo, lo tau kan papa gue gak suka lihat lo,"
"Siapa bilang?"
"Lo gak ingat waktu malam itu."
"Ah, gue yakin papa lo juga pasti sudah lupa sama kejadian itu kan."
"Pokok nya lo gak usah datangi gue." Gea mematikan hape nya dan kembali ke tempat papa nya.
"Papa sudah siap apa belum?"
"Sudah nih."
"Pulang yuk pa."
"Kok buru buru?"
"Gea banyak pr pa."
"Oh ya sudah papa bayar dulu yah."
"Ok pah." Saat sedang di kasir Bara menyapa pak Darmawan yang lewat di depan meja nya.
"Om" Bara menyalam pak Darmawan.
"Kamu siapa?"
"Saya Bara om, om masih ingat gak sama saya."
"Oh iyah iyah saya ingat, kamu yang jalan malam malam itu sama anak saya kan."
"Iyah om, sebelum nya saya minta maaf soal malam itu om, saya hanya mau nemani Gea aja kok."
"Ok ok saya sudah maaf kan kamu kok."
"Bener om, om gak marah sama saya."
"Gak kok, lain kali main lah kerumah, saya senang Gea punya teman pemberani seperti kamu."
"Baik om, saya sangat senang om, mau mengizinkan saya main ke rumah om."
"Iyah iyah, kalau begitu saya pamit dulu, makanan kamu sudah saya bayar."
"Gak usah om."
"Sudah gak papa sekali sekali, lain kali kamu yang teraktir om makan."
"Siap om." Pak Darmawan meninggal kan Bara dan menemui Gea yang sudah menunggu di meja mereka tadi.
"Sudah pa?"
"Sudah ayok." Saat di dalam mobil, pak Darmawan bercerita ke Gea.
"Ge tadi papa ketemu teman kamu."
"Aduh, mati gue, pasti Bara yang di maksud papa." Batin Gea dalam hati nya dengan wajah panik.
"Ge, kok diam?"
"Eh gak pa, teman yang mana yah pa?"
"Itu teman kamu yang waktu malam malam itu."
"Oh Bara."
"Iyah Bara tadi nama nya, ternyata dia orang nya ramah juga, papa juga salut sama dia, dia berani minta maaf ke papa, jarang loh ada anak muda jaman sekarang yang punya otitud yang baik seperti itu."
"Terus papa gak marah."
"Kok marah sih, apa alasan papa marah."
"Hemmmmm Gea senang banget punya papa seperti papa."
"Tapi ingat kalau berteman, harus bisa jaga diri."
"Ok pa."
"Syukur lah papa gak marah dan benci sama Bara." Batin Gea kembali dengan senyuman di wajah nya. Gea mengambil ponsel nya dan mencari nomor Bara.
"Gue salut lihat lo, lo bisa mengambil hati papa gue." Isi pesan chat Gea ke Bara.
"Ya harus seperti itu kan sama calon papa mertua."
"Jangan ngarep." Balas Gea singkat, yang membuat Bara seketika tersenyum.
"Lo kenapa? Senyum senyum gitu." Tanya Anton.
"Eh gak papa, ok jadi gimana, kapan jadi nya kita akan bertanding dengan geng warior?"
"Ntar deh, gue konfirmasi sama Heri lagi."
"Ok, kabarin gue saja, kita akan buktikan siapa pemegang jalan yang sebenarnya."
"Ya pasti kita lah, siapa yang gak kenal dengan Bara sang penguasa jalan."
"Ya sudah yok, gue mau balik."
"Lo Luan aja deh, gue masih nunggu cewek gue."
"Ok ok, gue luan." Bara pergi meninggalkan anton sendirian yang sedang menunggu pacar nya.
"Sebaik nya gue ke bengkel dulu deh, gue servis motor gue, sebelum gue bertanding mengalah kan warior." Ucap Bara sambil mengelus ngelus sepeda motor nya yang berwarna merah itu.
Sementara itu pak Darmawan dan Gea sudah sampai di rumah.
"Pa Gea ke kamar dulu yah."
"Iyah sayang, papa juga mau istirahat."
"Ok pa." Gea naik ke lantai atas menuju kamar nya, sesampainya di dalam kamar Gea langsung melepampar kan tas nya ke atas tempat tidur dan segera merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur nya yang empuk.
"Gue masih gak habis pikir, bisa bisa nya Bara menaklukkan hati papa, padahal kan papa orang nya keras banget, ahhhh ngapain sih gue mikirin Bara, gak gak gak, gak mungkin gue jatuh cinta sama Bara." Gea menepuk nepuk jidat nya dengan tangan kanan nya,
"Yah walaupun semua orang tau, kalau gue dan Bara pacaran, walaupun pacaran nya secara terpaksa gitu, tapi gue cewek apaan masak di tembak dengan cara terpaksa gitu sih." Ucap Gea kembali sembari mengambil ponsel nya dari dalam tas nya.
"Halo pacar aku." Sambut suara telepon dari seberang yang ternyata Bara.
"Apaan sih, gue geli tau dengar nya."
"Kok geli sih, seharus nya senang dong."
"Senang dari mana?"
"Btw kamu ngapain nelpon aku."
"Gue mau nanyak, ngapain tadi lo ada di cafe?"
"Kok kepo."
"Gue bukan kepo, pengen tau aja."
"Ya sama saja."
"Udah sih tinggal jawab aja apa susah nya."
"Ok ok, tadi aku cuma makan sama anton."
"Bener cuma makan."
"Iyah cuma makan, emang mau ngapain lagi?"
"Lo lagi gak sedang berencana sesuatu kan?"
"Gak ada sayang."
"Awa aja yah, kalau lo bohong sama gue."
"Iyah sayang."
"Apaan sih dari tadi sayang sayang mulu, geli tau."
"Itu tanda nya aku sayang sama kamu."
"Plis lah Bar, gak usah banyak drama, play boy macam lo itu seharus nya sudah musnah dari muka bumi ini."
"Kamu doa in aku mati gitu."
"Sudah ah, gue mau mandi, bayyy." Gea mematikan hape nya.
"Maaf Ge, seperti nya kamu gak perlu tau soal rencana ku yang akan balap liar lagi dengan geng warior." Batin Bara dalam hati nya.