Aku Wanita Pendukung Di Era 70

Terima kasih atas doa-doanya dan hari ini aku memiliki sedikit kesempatan untuk menambah bab baru. bab ini pada dasarnya dikemas menjadi dua bab . Namun aku menggabungkannya menjadi satu bab karena ingin berterima kasih kepada pembaca ku. terutama dengan mawar jingga yang tidak henti-hentinya memberikan aku larutan nutrisi pemberi semangat.

Uh mohon doa ,agar karya ini bisa diterima menjadi 20 bab terbaik agar bisa mendapatkan penghargaan sedikit penghargaan dari novel toon.

Bantu aku dengan doa ,ok.

******

Setelah kejadian hari itu, wanwan tidak lagi mendapati nenek Han menyerahkan pekerjaan kepadanya. Namun begitu dia tidak pernah mengambil kesempatan ini demi keuntungan pribadi . Wanwan masih melakukan beberapa pekerjaan ringan seperti menyapu lantai dan pergi mencari rumput babi di pegunungan.

Di mata nenek ini sudah menjadi toleransi yang begitu bagus. bukankah mencari rumput bagi juga bisa dihitung dua poin meskipun sedikit itu masih bisa dicatat.

Dari pada tidak melakukan apapun sama sekali dua poin sudah cukup memuaskan untuk nenek Han.

Tapi menurut Wanwan pergi ke pegunungan ada keuntungan tersendiri. Di mana dia bisa mencari sesuatu yang kelak akan memberikannya uang.

Poin yang dicatat tidak akan pernah menjadi miliknya. Berbeda dengan hadiah yang didapatkan dari sistem.

Kau tau sistem mini masih akan menghadiahinya sepotong ubi jalar penyelamat jiwa dengan mendapatkan sekeranjang rumput babi.

Jadi beberapa hari setelah ini, wanwan bergerak pergi ke pegunungan dengan alasan mencari rumput babi.Tapi hari ini dia tidak seperti anak-anak yang hanya berani mencari rumput bayi di pinggir., Wanwan malah masuk lebih ke dalam lagi.

Karena sangat jarang dimasuki oleh orang dewasa , jadi vegetasi di pegunungan ini lebih tebal dan rumput makanan babi juga banyak bertebaran. Sepertinya mereka malah lebih gemuk dari rumput babi yang berada di pinggir gunung.

Keranjang di ruang angkasa sudah terisi tapi sayang sekali.

Hari ini wanwan mendapati tidak ada lagi pohon buah-buahan setelah dia menyelesaikannya terakhir kali. Wanwan sangat menyesalkan nya

Hanya saja manusia masih makhluk yang tidak pernah terpuaskan.Wanwan entah bagaimana nekat masuk ke area yang lebih dalam hanya untuk menemukan sesuatu yang langka.

Wanwan tidak menemukan apapun tapi dia justru menemukan sebuah sungai kecil yang seharusnya mengalir langsung ke desa bendera merah.Tapi aliran di sini sangat jernih dan begitu sejuk karena dinaungi beberapa pohon-pohon besar yang tidak terjamah oleh manusia sebelum ini.

Wanwan mau tidak mau merasa bahagia lagi karena dia melihat beberapa ikan gemuk yang berenang cantik di sungai jernih. Mungkin karena tidak adanya manusia jadi mereka di sini tumbuh banyak dan begitu gemuk.

Wanwan berpikir,"ubi jalar hadiah dari sistem sudah membuat perutku jenuh tapi hari ini ikan masih lumayan bagus"

Dibenaknya dia mulai membayangkan beberapa menu ikan yang bisa dia nikmati. Ikan goreng dengan paprika,semur ikan rasa terong,kukus ikan dengan jahe, Hem..

Air liur menetes tanpa sadar.

Meskipun tidak ada cukup bumbu tapi dia masih memiliki beberapa panci yang pernah dia beli di pasar tradisional kemarin.

"Ikan...wahh...

byuuuur....

Wanwan tanpa pikir panjang langsung terjun ke sungai jernih.

Meskipun tidak begitu ahli tapi berenang adalah salah satu materi pembelajarannya jika seseorang ingin menjadi aktris dengan begitu banyak talenta.

byur...plak...plak ....byur...

Segera ada riak keras ketika tubuhnya jatuh ke dalam air. Ikan-ikan gemuk itu langsung berenang pergi ketika merasa ada sosok aneh di sekitar mereka. Tapi Wanwan yang sudah lama tidak merasakan minyak di perutnya tiba-tiba bersemangat.

"hello sayang... come to mami....

Cling....

Cukup melihat dengan sekali pandang ikan-ikan gemuk itu sudah pun berpindah ke dalam ruang angkasanya. Masih ada puluhan keranjang yang dia beli terakhir kali untuk persiapan. Jadi ikan-ikan segar ini sebenarnya langsung di masuk ke dalam keranjang keranjang itu tanpa khawatir akan membusuk.

Wanwan tidak berpikir untuk menjual ikan-ikan ini namun dia hanya ingin mengkonsumsinya jika perutnya lapar di masa depan.

Ketika mendapati ikan-ikan gemuk sebenarnya sudah berpindah lokasi, wanwan bahagia lagi.

"Oh dewa sebenarnya transmigrasi ini cukup menyenangkan, hahaha"

Wanwan langsung lupa diri karena bahagia dan dia terus berenang seperti seekor ikan saja layaknya. Karena tidak hati-hati wanwan tidak menyadari ,jika apa yang dia lakukan sebenarnya dilihat oleh seseorang.

Tapi orang ini hanya melihat sosok gadis desa yang berteriak ketika melihat sungai dan terjun bebas begitu saja di dalamnya. Awalnya dia pikir gadis desa ini adalah orang yang berpikir pendek untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Tapi dia sama sekali tidak menyangka jika Gadis itu sangat ahli dalam berenang. Gerakan dia berenang menyiratkan jika dia sudah terbiasa melakukan gerakan seperti ini.

Bukan saja Gadis itu sangat ahli tapi juga gerakannya sangat cantik.

Membuat matanya terpesona untuk beberapa waktu sampai dia tidak bisa melepaskan pandangannya pada posisi tersebut.

Karena itu sulit untuk dia menemukan jika ikan-ikan yang berada di sekitarnya, sebenarnya sudah pergi ke tempat yang berbeda.

Jika pun dia menyadarinya lebih awal kemungkinan dia hanya akan berpikir ikan-ikan itu sudah pun melarikan diri entah ke mana.

Pria ini sebenarnya adalah song an, sang pahlawan pria dalam novel.

Pada hari dia diselamatkan sebenarnya hubungan song'an dan Yoona membaik. Mungkin karena peristiwa itu Song an menganggap Yuna sebagai penyelamatnya dan tiba-tiba memiliki filter kecil di dalam hatinya.

Entah kenapa Yuna semakin cantik di matanya membuat jantungnya berdebar setiap kali dia memikirkannya.Jadi bak gayung bersambut dia dan Yuna akhirnya menjadi pasangan kekasih.

Song an tiba-tiba merasa dia sudah memiliki pasangan ,ini mengharuskan untuk dia membahagiakan pasangan itu. Jadi tanpa sadar dia selalu bergerak mencari sesuatu demi membahagiakan Yuna.

Entah itu jamur liar atau buah liar di pegunungan ini.

Seperti hari ini dia berencana ingin menemukan sesuatu di dalam hutan. Mungkin dia bisa menemukan jamur lagi atau jika ada jika beruntung dia bisa menemukan kelinci liar.

Tapi belum sempat menemukan apapun ,dia malah menemukan seorang gadis desa yang berenang seperti seekor duyung.

Uh dia bahkan tidak pernah tahu jika ada duyung di dunia ini tapi dia menganggap gadis itu terlihat luar biasa dengan gaya renangnya yang begitu cantik.

Song an terpana sampai tidak sadar dia sudah berada di tempat itu lebih dari satu jam. Ketika sadar dia melihat wanwan yang keluar dari air dengan tubuh basah bersama dua ekor ikan gemuk yang masih mengeliat.

Wanwan yang tidak tahu apa-apa,dia bergegas mengambil pisau di dalam keranjang dan mulai membersihkan ikan . Setelah itu dia juga membuat api kecil dan mulai membakar ikannya.

Karena terburu-buru wanwan tidak mengeluarkan panci di ruang angkasanya seperti yang direncanakan sebelumnya. Dia berpikir membakar ikan di alam bebas, adalah yang terbaik .

Tapi dia tidak tahu jika pemikiran ini sudah menyelamatkan dia dari ketahuan.

Membakar ikan dan memakannya di tempat benar-benar adalah hal yang baik setelah berenang.

Tapi ada masalah lagi, pakaian wanwan basah.

Dia mungkin harus berada di api unggun agar pakaiannya cepat kering .Untung saja pakaian ini tipis, jadi cukup berada di dekat api dan mengangin-anginkannya tanpa perlu melepaskannya.

"Uh lain kali aku harus membawa pakaian ganti dan menyimpannya di luar angkasa mana tahu jika ada kondisi darurat seperti sekarang kan"pikir wanwan.

Tapi walau bagaimanapun dia cukup berenang lagi untuk menyegarkan diri sementara menunggu ikannya matang.

Dia melompat lagi ke sungai, segera ada suara riang.

"Wah segar.. hahaha"

Wanwan memecah keheningan dengan suara tawa lembutnya. Airnya yang dingin membelai lembut kulitnya, membuat setiap gerakan terasa ringan dan bebas. Wanwan berenang dengan penuh percaya diri, berganti-ganti gaya antara renang kupu-kupu dan gaya bebas. Sesekali, ia mendorong tubuhnya meluncur seperti ikan kecil, terinspirasi oleh aliran tenang air sungai yang begitu jernih.

Pegunungan di sekitarnya menghembuskan angin sejuk yang menyentuh wajahnya, membuat setiap tarikan napas terasa segar dan menenangkan. Di sela-sela gerakan, tiba-tiba ia mulai bernyanyi. Lagu yang mengalun dari bibirnya adalah sesuatu yang tidak seharusnya ada di tahun ini.

 (Yue Liang Dai Biao Wo De Xin – The Moon Represents My Heart*)

"Kau bertanya seberapa dalam cintaku,

Seberapa besar aku mencintaimu.

Perasaanku nyata,

Dan cintaku tulus.

Bulan mewakili hatiku"

"Kau memberiku satu ciuman lembut,

Yang telah mengguncang hatiku.

Cintaku tak berubah,

Dan kasih sayangku tetap sama.

Bulan mewakili hatiku."

"Meski waktu berlalu,

Hatiku takkan berubah.

Kepadamu aku tetap setia,

Cinta ini takkan pernah pudar."

"Kau bertanya seberapa dalam cintaku,

Seberapa besar aku mencintaimu.

Pikirkanlah dan lihatlah,

Bulan mewakili hatiku."

Suara merdunya menggema di antara pepohonan yang rindang. Suaranya begitu jernih, seolah menjadi bagian dari alam itu sendiri. Lagu yang terkenal di masa depan, di era 90-an, namun di sini, tidak ada seorangpun yang tahu lagu ini selain daripada dia.

Di balik semak-semak, tak jauh dari tempat Wanwan berenang, song an dengan pandangan aneh, mulai mengaguminya bahkan merasakan emosi apa yang tersampaikan dari lagu itu.

“Lagu apa itu?” pikir song an, hatinya tergelitik oleh rasa penasaran. Melodi nya sangat lembut dan syahdu.Nada itu membius pendengarannya, membuatnya terpaku sesaat.

Namun, rasa kagum dan ketertarikan itu terlalu kuat. Suara Wanwan seperti menghidupkan sesuatu di dalam dirinya,sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Deg... deg...deg...

Wanwan terus bernyanyi, tubuhnya melayang di permukaan air seolah tak peduli pada dunia. Saat bait terakhir mengalun, song an tidak sadar bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi

 Lagu "The Moon Represents My Heart" (月亮代表我的心):**

Lagu ini cukup populer di tahun 90-an, dinyanyikan oleh Teresa Teng, tapi pada era 70-an, tentu saja lagu ini belum dikenal. Wanwan untuk sejenak merasa dia sudah kembali ke eranya.

Tapi setelah menyelesaikan lagu dimulai sadar di mana dia berada saat ini.

Pada akhirnya dia hanya bisa menarik nafas panjang dan keluar dari air dengan tubuh yang basah kuyup.

Segera lekukan tubuhnya tercetak dengan jelas di sana karena basah.

Wanwan asli bertubuh kurus dan pertumbuhannya sedikit terhambat karena kekurangan gizi sepanjang tahun.Tapi wanwan yang sekarang sudah mendapatkan berkah dari sistem .Jadi secara bertahap-tahap dia mulai mendapatkan sosok tubuhnya yang lama tanpa dia sadari.

Karena itu wanwan sudah memperlihatkan bentuk awal dari tubuhnya.

Ada banyak daging di tempat yang seharusnya berdaging dan lingkar pinggangnya mulai memperlihatkan sudut-sudut terbaik.Bokong ini meskipun tidak begitu jelas namun sudah memperlihatkan ke arah itu.

Wanwan tidak sadar Jika ada yang melihat dirinya. Tapi senyumnya tidak pernah lepas dari bibir ketika mendapati ada aroma ikan matang di api unggun.

"umm... wangi..

Wanwan yang baru saja keluar dari air tentu saja merasa lapar dan dia mulai mengambil ikan bakarnya dengan semangat.

Sesekali dia mengunyahnya dan bahagia lagi.Ada kalanya minyak ikan membuat bibirnya berkilat.

Wanwan tidak peduli sama sekali karena dia harus makan dengan cepat dan tidak ingin ketahuan.

Tapi song an yang melihat itu pertama kali merasa jantungnya hampir copot.Bibir basah dengan kilatan minyak ikan bahkan ada sedikit rona merah di pipi karena aroma panas.

Pemandangan ini lebih cantik jika dibandingkan dengan keindahan alam manapun.

Song an segera menelan ludah.

Seumur hidup dia pasti tidak akan pernah menyangka jika pemandangan ini adalah hal yang tidak terlupakan sampai kapanpun.

Song an salah satu dari pemuda pendidikan yang sering berpikir untuk pergi meninggalkan desa. Dia cenderung meremehkan penduduk desa terutama dengan gadis-gadisnya yang menurutnya tidak layak sama sekali.

Gadis-gadis Desa biasanya berkulit hitam sedikit dekil bahkan memiliki tingkat kebersihan yang sangat menyedihkan.

Tapi hari ini dia sudah merasa ditampar oleh tangan yang tidak kasat mata.

Menghadapi gadis di depan yang sedang memakan ikan bakar ini sebenarnya hatinya ingin berteriak,"Hei gadis, siapa kamu??"

Hanya saja dia tidak bisa .

Kurang dari setengah jam,dua ikan habis tidak bersisa.Wanwan segera membersihkan lokasi dan memadamkan api dengan air sungai.

Untungnya duduk berdekatan dengan api membuat pakaiannya sedikit kering. Segera wanwan bergegas meletakkan keranjang di belakang punggungnya dan meninggalkan sungai itu dengan puas.

Sesekali ada gumam tidak jelas di bibirnya.Jelas dia sedang bersenandung kecil dan ini sukses menggelitik hati song an yang masih tetap tidak bergerak.

Hanya ketika dia tidak bisa lagi melihat punggung wanwan, song an langsung sadar.

Dia segera berlari mengejar wanwan tapi entah kenapa dia sudah kehilangan jejak.

Hatinya langsung tidak rela.

Sementara itu wanwan sendiri mempercepat langkah kakinya untuk langsung turun gunung. Dia sadar hari ini dia sudah keluar terlalu lama jadi dia tidak ingin orang di rumah khawatir terlebih lagi dengan ayahnya.

Karena itu setelah mengirim rumput babi dan menghitung poin dia langsung kembali ke rumah.

Ini sudah waktunya untuk mempersiapkan makan malam lagi.

seperti biasanya wan wan langsung mencuci tangan dan kaki kemudian masuk ke rumah ke dapur di sana sudah ada dua bibi dan ibunya yang memandangnya dengan aneh.

Wanwan tahu mereka marah karena dia pulang telat hari ini tapi dia juga tidak bisa menyangkalnya karena ini memang kebenaran.

Wanwan khawatir dia akan dimarahi lagi tapi siapa tahu nenek dan dua Bibi menatapnya dan sekarang menjadi kesal

Wanwan memiliki baju yang sedikit basah dan bibirnya juga agak kebiru-biruan karena terlalu lama berendam dengan air. Tapi di mata mereka ini menunjukkan jika dia dalam kondisi buruk.

"Wanwan,kau...

"Menantu kedua biarkan dia istirahat Aku tidak ingin menghabiskan uangku untuk orang yang merugi.Oh nasib, Kenapa tuhan memberikan kita gadis yang memiliki kesehatan buruk seperti ini, benar-benar nasib malang"kata Bibi pertama.

Bibi pertama mengutuk lagi dan segera mengusirnya dari dapur.Wanwan langsung nyaman dengan itu dan dia langsung meninggalkan dapur dengan sukacita.

Tapi sudut matanya memandang Ibu Han dengan tidak puas. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya untuk membela dia sebagai seorang putri.

Ibu yang aneh.