Chantika anak yang tidak diinginkan oleh ibu kandungnya dan di besarkan oleh ayah dan ibu angkat. setelah besar bertemu kembali dengan ayah kandungnya dan di amanahkan untuk mengelola perusahaan ayah kandungnya.
jatuh cinta kepada anak sahabat papi lalu menikah dan hidup bahagia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renav Renren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menemui sandra
POV Juna
Juna dan istri pergi ke penjara untuk menemui sang adik.
Wajah tegang dan juga rindu tergambar jelas. Tiffany yang berada di sebelahnya menggenggam tangan sang suami.
Tiffany tahu kesedihan suaminya saat adiknya mulai berubah. Apalagi saat adiknya tega dengan keponakannya hanya sebuah harta.
Juna terus menyalahkan dirinya karena tidak bisa menjadi kakak yang baik untuk adiknya itu. Sandra adalah satu-satunya Yang dia punya selain keponakannya.
Tak lama Sandra di bawa oleh petugas untuk menemui om Juna. Sandra pikir keponakannya Chantika yang datang karena sebulan sekali Chantika pasti akan datang mengunjunginya.
Setelah masuk penjara dan di vonis 6 tahun Awalnya Sandra tak terima. Tapi saat dirinya bertanya kepada pengacara yang mendampinginya. Tentang vonis yang di terima suaminya Sandra seperti tersambar petir.
Suaminya di hukum seumur hidup dan Sandra bingung kenapa suaminya harus di hukum seumur hidup. Dan pengacara pun memberitahukan bahwa suaminya terbukti membayar orang untuk mencelakai mobil yang di tumpangi oleh kakak, kakak ipar dan kedua orang tuanya. Yang mengakibatkan meninggalnya mereka dalam kecelakaan itu. Dan motif nya adalah ingin menguasai kekayaan orang tua dan juga kakaknya Sandra.
Semenjak saat itu Sandra menyesal dan bersalah pada semuanya. Makanya Sandra berjanji untuk bertobat dan berbuat baik. Setelah keluar dari penjara Sandra bertekad akan meminta maaf kepada sang kakak dan juga keponakannya.
Setelah itu dia akan pergi jauh dari keluarganya.
Dan saat petugas datang bilang kalau ada yang ingin menemuinya. Sandra berpikir itu Chantika yang datang.
Tapi Sandra langsung menghentikan langkahnya dan menunduk malu saat melihat siapa yang datang.
" Ayo sudah di tunggu waktunya tak banyak." Ucap petugas yang menyuruh Sandra menemui tamunya.
Kini Sandra sudah berada di hadapan om Juna. Tiffany makin mempererat genggamannya agar sang suami tidak emosi.
Om Juna melihat sang adik perempuan satu-satunya yang kini duduk dihadapannya. Perasaan om Juna campur aduk marah, kecewa, kesal, sedih, kasihan. Apalagi melihat kondisi yang adik yang kurus tak terurus.
Sandra sendiri hanya menunduk tak berani menatap sang kakak.
" Apa kabar dek? Gimana keadaan kamu dek?" tanya Tiffany memecahkan keheningan.
" Ba..baik kak."
" Kak..." Sandra diam sejenak." kak, a..aku minta maaf sama kakak dan kak Tiffany. Adek tahu kesalahan adek fatal dan nggak mungkin di maafin." Ucap Sandra dengan nada bergetar karena Sandra tak dapat menahan tangisnya.
Om Juna diam tatapannya lurus melihat Sandra tanpa suara.
" Kak..." Sandra diam sejenak." kak, a..aku minta maaf sama kakak dan kak Tiffany. Adek tahu kesalahan adek fatal dan nggak mungkin di maafin." Ucap Sandra dengan nada bergetar karena Sandra tak dapat menahan tangisnya.
Om Juna diam tatapannya lurus melihat Sandra tanpa suara.
Sedangkan Sandra hanya pasrah kalau kakaknya tak mau memaafkan dirinya. Karena memang kesalahannya sangat fatal.
Om Juna menarik nafas agar dirinya bisa lebih tenang.
" Kak Juna sudah memaafkan kamu kini tinggal kamu perbaiki diri kamu. Minta ampun ke tuhan dan jangan mengulangi kesalahan yang seperti itu lagi."
" Kak Juna cuma punya kamu saat ini, Mama, papa dan kak Jordan sudah tenang di sana. Kak Juna punya tanggung jawab yang besar dek terhadap anak-anaknya kak Jordan. Mungkin untuk Chantika Kakak bisa tenang karena Chantika sudah di didik dengan baik oleh bang Fachri dan kak Zahra."
" Tapi Gilbert dan Serena benar-benar menjadi tanggung jawab kakak dek. Kalau kamu mengakui kesalahan kamu dan mau berubah. Kita bisa sama-sama mengurus Gilbert dan Serena untuk menjadi orang yang sukses."
Sandra hanya menangis menyesali perbuatannya.
POV off.