Viona gadis cantik yang sempurna dia memiliki sejuta kelebihan. Mempunyai IQ di atas rata-rata, pintar beladiri, dan karir yang memumpuni. Tapi siapa sangka dibalik itu semua viona mempunyai trauma masa lalu yang mengharuskan nya kehilangan separuh ingatan dan melupakan kekasih lamanya.
"siapa kamu?".
"Aku Lucius.. Apa kamu sungguh melupakanku Vi?".
Laki-laki itu berbicara dengan mata yang berkaca-kaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurmala sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baru tahu
-Di kediaman keluarga Dixon-
Saat mereka berkumpul diruang keluarga, Gean masih penasaran soal CEO Griffin yang mengenal adiknya, dia pun bertanya
"Dek, kamu pernah bertemu dengan CEO Griffin sebelumnya".
"Setahuku tidak bang, tadi pertama kali kami bertemu".
"Tapi sepertinya dia mengenalmu".
"Mana ku tahu ucapnya dengan mengangkat kedua bahu"
Viona tidak terlalu memikirkannya karena baginya itu tidak terlalu penting.
"Tunggu, CEO Griffin yang mana maksudmu Gean, memangnya apa yang tuan itu katakan" tanya Alice.
"Dia mengatakan mengenal Vivi, dan Vivi melupakannya malah dia tahu nama kecil Vivi".
"Kok bisa kamu tidak mengenalnya sayang".
"Mana aku tahu mi, tapi wajahnya menunjukkan kekecewaan pas tahu aku melupakannya aneh kan"
"Tapi dia mengenalkan namanya Lucius padaku, aku seperti mengenal nama itu, namun tidak tahu di mana".
"Aku harus mencari tahu, nama itu yang selalu putriku sebutkan tanpa sadar dalam tidurnya 5 tahun lalu" gumamnya.
"Oya mi aku ke kamar dulu ya mau istirahat".
"Ya sudah, mimpi indah sayang" dengan mengecup kening Vivi.
"Ya mi".
"Dah abang" dengan mencium pipi sang kakak karena itu kebiasaannya.
"Ya mimpi indah dek".
-Kediaman Yohanes-
Setelah makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Tumben kamu mengunjungi kami" tanya Yohanes pada anaknya.
"Apa salah seorang anak mengunjungi orang tuanya".
"Kami tahu kamu seperti apa Lucius" tegasnya.
Kalau sang ayah sudah memanggil dengan nama Lucius dia tidak akan berani berbohong.
"Apa"
Jawabnya menormalkan ekspresi, karena terkejut dengan penuturan orang tuanya nya.
"Aku pulang kesini pertama menjenguk kalian, kedua melihat perkembangan perusahaan yang berdiri di negara A".
"Dan yang ke tiga apa?" Ucap Yohanes tanpa bantahan.
"Bertemu kekasih lama".
Yohanes yang sedang meminum teh nya sampai tersedak, karena ia tahu sang anak tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita, sampai dia sendiri sibuk mengenalkan perempuan anak rekan bisnis nya kepada sang putra.
"Sayang kamu tidak apa-apa" sambil membatu sang suami mengelap cipratan teh di mulut nya.
"Mom tahu kamu jengah dengan perjodohan, tapi tidak dengan cara membohongi kami kamu punya kekasih".
"Itulah kenapa aku tidak memberi tahu kalian, toh kalian tidak akan percaya".
"Karena kamu sering berbohong punya kekasih, giliran disuruh membawa kehadapan kami kamu selalu mengulur waktu terus" ucap Yohanes.
"Bagai mana aku membawa dia kehadapan kalian, meluluhkan hatinya saja aku belum bisa" dengan menunjukan wajah putus asa nya.
Sebagai orang tua Yohanes dan Frisca merasa prihatin pada anaknya, di satu sisi mereka malah tertawa terbahak-bahak.
"Aduh aku tidak kuat sayang perutku sakit sekali"
Frisca memegang perut nya karena tidak kuat melihat wajah anaknya yang menggemaskan gara-gara putus asa karena perempuan.
"Ya ampun boy apakah pesona mu sudah luntur sampai-sampai wanitamu tidak mau padamu".
"Dia berbeda dad".
"Berbeda apanya tetap saja dia perempuan kan".
"Dad tidak akan mengerti, aku mencarinya selama 5 tahun sekalinya bertemu dia melupakan ku".
"Malang sekali nasibmu boy" Yohanes menunjukan wajah prihatin kepada putra nya.
"Memangnya siapa wanita itu sayang dan dari keluarga mana?" Tanya Frisca.
"Dia putri bungsu keluarga Dixon".
"Apa" kaget Frisca.
"Apa mom mengenalnya?" Tanya sang anak.
"Kenal sih tidak, seperti nya akan sulit untuk dia mengingatmu sayang".
"Maksud mom apa,kenapa mengambil kesimpulan seperti itu?"
Apa orang tuanya mengetahui sesuatu dalam batinnya.
"Maksud kamu apa sayang" tanya sang suami.
"Apa kamu ingat dulu aku pernah bercerita Ivi adikku pernah menangani pasien anak dibawah umur yang usia nya sekitar 14-15 tahunan yang mengalami trauma berat akibat pelecehan dan kekerasan".
"Ya terus kenapa?".
"Anak itu adalah putri bungsu keluarga Dixon".
Deg, Dia kaget mendengar penuturan sang ibu.