NovelToon NovelToon
Dikejar Berondong Bucin

Dikejar Berondong Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Anindya, seorang Ibu dengan 1 anak yang merasa sakit hati atas perlakuan suaminya, memilih untuk bercerai dan mencari pelampiasan. Siapa sangka jika pelampiasannya berakhir dengan obsesi Andra, seorang berondong yang merupakan teman satu perusahaan mantan suaminya.
“Maukah kamu menikah denganku?” Andra.
“Lupakan saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” Anindya.
“Jauhi Andra! Sadarlah jika kamu itu janda anak satu dan Andra 8 tahun lebih muda darimu!” Rima.
Bagaimana Anindya menghadapi obsesi Andra? Apakah Anindya akan menerima Andra pada akhirnya?
.
.
.
Note: Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata yang disamarkan! Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita, semuanya murni kebetulan. Mohon bijak dalam membaca! Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Dongkol

Kegiatan Anindya dan Faris kembali seperti semula. Mereka akan bertemu saat sebelum berangkat bekerja dan setelah bekerja. Faris yang masuk malam, hanya memungkinkan bertemu Anindya saat pulang jam 7 pagi dan di sore hari saat Anindya pulang sampai ia berangkat pukul setengah 6 sore.

"Mengapa baru pulang?" tanya Faris yang melihat jam dinding.

"Maaf, Mas. Tadi aku menyelesaikan laporan lebih dulu, daripada aku bawa pulang."

"Baiklah, apa itu?" tanya Faris yang melihat Anindya membuka bungkusan.

"Sayur mangut, Mas. Aku beli di warung Jember. Kata temanku enak sayur mangutnya." jelas Anindya yang menuangkan sayur dari plastik ke mangkuk.

"Cuma itu saja yang kamu beli?"

"Aku juga beli ayam goreng, bakwan dan oseng kacang, Mas."

Faris pun mengangguk dan mencuci tangannya. Anindya telah menyiapkan makanannya di meja kecil, tetapi ia tinggal ke kamar untuk mengganti pakaiannya. Ia pun keluar dengan daster selutut dan rambut di cepol. Segera Anindya menyendokkan nasi untuk Faris yang telah menunggunya. Mereka pun makan bersama. Selesai makan, Anindya membersihkan piring dan menyimpan makanan yang masih tersisa untuk nanti malam.

Faris sudah libur hari ini, tetapi karena baru saja masuk malam ia pun menghabiskan waktu untuk tidur seharian. Sekarang ia dikamar membuka ponselnya. Ada pesan masuk dari Rani di sana yang mengatakan jika anak mereka masuk rumah sakit karena demam tinggi. Faris hanya membalas jika Ayah dan Ibunya yang akan mengurusnya nanti.

Ia pun menghubungi Ibunya dan mengatakan apa yang dikabarkan Rani. Mau tak mau Ibu Faris menuruti permintaan anaknya, beliau pun mengajak Ayah Faris ke rumah sakit yang dimaksud.

"Siapa yang masuk rumah sakit, Mas?" tanya Anindya yang masuk ke dalam kamar dengan membawa buah anggur.

"Keponakan, demam tinggi."

"Benarkah? Keponakan yang mana?"

"Anaknya Mbak Sulis." Jawab Faris asal.

"Mudahan lekas sembuh ya Mas." Anindya tidak melihat kegugupan Faris, ia duduk disamping suaminya sambil menikmati buah anggur.

"Apakah anggur ini juga karena ngidam?"

"Tidak, Mas. Aku hanya merutinkan makan buah dan sayur agar asupan gizi janin terpenuhi."

"Oh." pandangan Faris kini tertuju pada bibir Anindya yang bergerak mengunyah anggur.

Sejak kepulangannya seminggu yang lalu, ia belum ada menjamah istrinya sama sekali. Selain karena waktu bertemu mereka yang singkat, rasa takut juga mempengaruhi moodnya. Sedangkan Anindya tidak pernah meminta karena mengira dirinya lelah. Sepertinya ia menginginkan Anindya saat ini.

"Nin.." panggil Faris dengan suara berat.

"Iya, Mas." jawab Anindya tanpa menoleh.

"Bolehkah.." Faris menggerakan tangannya meraih pinggang Anindya.

Anindya yang paham pun meletakkan mangkuk berisi anggurnya di lantai dan menghadap Faris. Dengan perlahan, Faris menyatukan wajah mereka dan memulai permainan. Faris menghentikan permainannya tatkala ia mengingat permainannya dengan Rani.

Dengan wajah gusar Faris meninggalkan Anindya dan masuk ke dalam kamar mandi. Di sana ia merutuki dirinya sendiri. Rani dan Anindya adalah perempuan yang berbeda. Tetapi mengapa ia mengingat Rani disaat seperti ini?

Sedangkan Anindya yang ditinggalkan merasa kecewa. Sejak kepulangan suaminya, ia belum ada disentuh sama sekali dan sekarang suaminya berhenti begitu saja saat ia sudah terpancing.

"Apa karena aku belum mandi?" gumam Anindya.

Tak lama kemudian Faris kembali dengan handuk dipinggangnya dan tubuh yang masih basah, yang menandakan jika suaminya telah selesai mandi. Anindya pun mengambil pakaian ganti dan masuk ke dalam kamar mandi saat Faris ingin mengucapkan sesuatu.

"Nin..." panggil Faris yang melihat Anindya sedang melipat pakaian setelah mandi.

"Iya, Mas." Anindya menghentikan kegiatannya.

"Aku mau keluar sebentar. Kamu mau nitip apa?"

"Tidak ada Mas, Hati-hati di jalan." kata Anindya setelah mengecup punggung suaminya.

Hatinya saat ini sedang dongkol, jadi ia tidak ada mood untuk menginginkan sesuatu. Ia pun kembali melanjutkan melipat pakaian dan memisahkan pakaian yang harus di setrika.

Sementara itu, Faris menghentikan motornya di pinggir jalanan yang sepi. Ia membuka ponselnya dan menghubungi Rani yang sedari tadi mengiriminya pesan.

"Kamu kemana saja, Mas?" tanya Rani tidak sabar.

"Aku bersama Anindya."

"Orang tua mu hanya melunasi pembayaran dan membiarkanku sendirian di rumah sakit." keluh Rani.

"Terus mau mu bagaimana? Kamu mau mereka menunggu denganmu dan ketemu orang yang dikenal di sana?" tanya Faris sarkas.

"Bukan begitu, Mas. Lagi pula ini rumah sakit daerah, ketemu orang yang dikenal itu kecil." kilah Rani.

"Bukan berarti tidak akan bertemu, Ran! Sadarlah, pernikahan kita harus dirahasiakan!"

"Iya aku tahu, Mas. Tapi sekarang aku sedang butuh dukungan!"

"Sebenarnya kamu apakan anakmu sampai dehidrasi? Apakah kamu sengaja membuatnya sakit?" tanya Faris dengan nada penekanan.

Ibunya mengirimkan pesan jika diagnosa dokter mengatakan jika Arka mengalami demam dan dehidrasi parah yang kemungkinan disebabkan kurangnya asupan ASI.

"Kenapa hanya diam? Jawab!" bentak Faris.

"Aku.. Aku meninggalkannya dirumah saat Aku bertemu dengan teman-temanku." cicit Rani.

"Gila kamu, Ran! Kamu kan bisa menitipkannya ke saudaramu!"

"Ya, dan berakhir meminta uang dengan jumlah banyak gitu?" Rani ikut berteriak.

"Lebih baik seperti itu daripada Arka masuk rumah sakit, Ran!" Rani hanya diam.

"Sudahlah, jangan mengeluh lagi. Aku tidak bisa berlama-lama. Kabari saja kalau ada apa-apa!" Faris menutup panggilannya dan membawa kembali motornya pulang kerumah.

Ia menyempatkan singgah di paklek pentol untuk membeli pentol dan es untuk Anindya. Ketika ia sampai di rumah, Anindya sedang menonton drama di ponselnya sambil tiduran di tempat tidur. Faris pun menyusul Anindya dengan memeluknya dari belakang. Anindya yang sedang fokus dengan dramanya, tak menghiraukan kehadiran Faris.

Merasa diabaikan, Faris pun memainkan tangannya dibawah pakaian istrinya hingga Anindya terkejut.

"Mas kapan pulang?"

"Penting drama daripada suami, ya? Sampai-sampai tak tahu aku sudah pulang?" tanya Faris dengan tangan yang masih bergerak.

"Ti-tidak, Mas. Pemeran protagonis perempuannya sedang bertemu dengan protagonis laki-laki setelah sekian lama, jadi pertemuannya mendebarkan." Anindya mencoba menjelaskan sambil menahan geli.

"Masih ada hati menceritakan drama, hah?" Faris pun menutup mulut Anindya dengan permainan.

Anindya yang sudah kepalang basah pun melupakan rasa dongkolnya dan menikmati setiap buaian yang diberikan suaminya. Hingga mereka saling berpacu nafas dan bermandikan keringat. Permainan panas mereka berakhir dengan kenikmatan bersamaan.

Namun, Faris tak melepaskan Anindya begitu saja. Ia mengulangi permainannya hingga suara dering ponsel pun tak ia hiraukan. Anindya hanya bisa pasrah mengikuti permainan suaminya. Lagipula ia juga menginginkannya. Sudah lama ia merasa kekeringan hingga merasa dongkol dengan permainan yang Faris hentikan tadi. Kini ia merasa seperti disirami, walaupun tahu sikap suaminya akan kembali dingin setelah permainan mereka selesai. Paling tidak, saat ini Faris sering menyerukan namanya dan menikmati setiap permainan bersamanya.

Sedangkan Faris, yang ada dalam otaknya kini sedang melampiaskan keinginannya dan tubuhnya seperti menemukan candu di sana. Ia tak lagi memikirkan Rani, baginya kini Rani dan Anindya adalah orang berbeda dan halal baginya.

1
Ais Galby
sebnrnya anak nya anin itu nama nya arka apa ardio thor maaf cuma nanya aja
Meymei: Ardio kak, Arka anak Rani,, maaf typo
total 1 replies
Lee Mba Young
Kl ada lelaki suruh di teras saja, krn statusmu janda, mulut tetangga kn pedes.
Dian Rahayu
lanjut thor
Dian Rahayu
kapan nih up ya 😊
Lee Mba Young
semoga faris di pecat dr kerjaannya kl pengangguran mana mau si Rani.
orang macam faris itu sembuhnya kl jd gembel atau penyakitan
Lee Mba Young
bagus lah cerai saja tu bukti pernikahan buat jeblosin Faris ke penjara biar jd pengangguran. kl dah pengangguran mana mau tu si Rani. kl perlu viral kan jng smp km hancur sendiri, kl hancur semua juga hrs hancur termasuk Faris dan Rani.
Lee Mba Young
anindya lemah sih 😂 ntar hamil lagi repot habis enak enak ma lakinya.
kl pintar pasti cari bukti bawa ke pengadilan biar kena hukuman tu si Faris.
Alisa Erlani
duh thor kpn terbongkar nya enak bener jdi paris itu celup sana celup sini jijik banget🤑
Meymei: sabar ya kak.. 🤭
total 1 replies
Okto Mulya D.
Faris parahhh
Okto Mulya D.
piye tha..malah melirik istri orang yakkk
Okto Mulya D.
gelooo...istri dilihat orang malah dianya yang nafsuuu
Okto Mulya D.
Suaminya cuek bebek..
Okto Mulya D.
hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh
Okto Mulya D.
Nasibmu Anindya...
Nabilah
pengen q jambak😎
Nabilah
red flag tho!!
Nabilah
baru mulai sudah ada bau2 belut nih author!
Meymei: belut bau amis kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!