Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Agar Terperosok Jatuh Dalam Pesona Sang Duda Gila.
Malam itu Denada seorang diri makan di meja makan, Arjuna memang sedang sibuk menyiapkan pernikahan mereka berdua. Entah kenapa lelaki itu terkesan begitu antusias, padahal niatnya sejak awal hanya ingin balas dendam namun berlanjut karena tertantang dengan keberanian Denada melawan nya.
"Nyonya besar, Anda butuh apa lagi?" seorang pelayan mendekati Denada.
"Sudah cukup, terimakasih. Ngomong-ngomong, kemana Tuan-mu?"
"Tuan sedang sibuk, Nyonya."
"Jangan panggil saya Nyonya, panggil saya Dena atau Nada."
"Maaf, Nyonya. Tapi Tuan mengatakan Anda sebentar lagi akan menjadi Nyonya di rumah ini setelah menikah dengan Tuan."
"Sebegitu nya Tuan mu antusias dengan pernikahan ini, apa karena dia terlalu lama menduda... jadi dia ngebet banget pengen cepat nikah sama aku," lirih Denada seraya nyengir begitu pede. Namun suaranya masih dapat terdengar oleh sang pelayan, otomatis ucapan Denada akan sampai pada Arjuna.
.
.
Di tempat lain, di salah satu club malam Arjuna memang sibuk untuk mempersiapkan pernikahan nya sesuai permintaan Denada dan juga memang itu keinginan nya sendiri jika acara pernikahan hanya akan digelar secara private. Dia mendatangi secara langsung satu-persatu teman-temannya untuk menjadi saksi dalam pernikahan mereka.
"Halo, Bro. Apa kabar You?" tanya seorang temannya.
"Baik lah Sen, kamu nggak sibuk kan dua hari lagi?"
"Kenapa emangnya? Kalo buat kamu sih, aku bakal luangkan waktu. Apalagi hal notable..."
"Dua hari lagi.... aku married, kamu mau jadi saksi?"
"Wow gokil! Padahal kamu pernah bilang trauma dengan pernikahan dan membenci wanita! Ini benar-benar kejutan luar biasa! Siapa wanita yang berhasil menaklukan kamu, Sob. Apa Amrita? Sejak dulu dia naksir kamu!"
"No! Bukan dia... perempuan itu gadis kecil, dia beberapa tahun lebih muda dariku." Arjuna tersenyum simpul, membayangkan wajah baby face milik Denada. Dia sengaja tidak mengatakan umur Denada yang masih 19 tahun pada temannya itu.
"Bro! Kamu cinta banget sama tuh cewek, sampe wajahmu menerawang gini!"
Arjuna tersadar dari lamunannya, dia menggeleng kepalanya berusaha menghilangkan bayangan wajah imut Denada.
"Nggak lah! Pernikahan kami terjadi... karena kami berdua telah melewati one-night stand," bohongnya, padahal malam itu adalah jebakan yang dia persiapkan.
"Damn! Lalu... kau malah bertanggung jawab menikahinya? Come on, Man! Katamu itu hanya one-night stand!"
"Susah menjelaskan nya... yang pasti kami menikah bukan karena saling mencintai. Kami baru kenalan malam kemarin!"
"Gila! Gila! Ini sih benar-benar unexpected...!"
Arjuna terkekeh, "Jadi, kau mau jadi saksi?"
"Of course! This crazy... aku nggak akan melewatkan nya! Aku penasaran dengan wajah gadis itu!"
Saat itu lah sudut mata sang Duda melihat gelagat seseorang yang mencurigakan seperti sedang mengikutinya.
.
.
Pukul sepuluh malam Devan baru sampai di rumah nya, karena banyak laporan yang tidak memuaskan nya dia memeriksa ulang semua proyek agar tidak dikalahkan oleh Arjuna.
Satu kali dia pernah dikalahkan Arjuna, dulu saat Renata menikah dengan laki-laki saingan nya itu. Menurut nya Arjuna merebut Renata darinya saat keduanya adalah sepasang kekasih, bagi Devan merebut kembali Renata dari tangan Arjuna bukanlah suatu kesalahan. Arjuna yang telah memulai lebih dulu genderang perang, dia hanya mengambil kembali miliknya.
"Honey, dimana kamu?" Devan masuk ke dalam kamar, dia menarik dasi lantas membuka kancing kemeja satu-persatu.
Hening! Tak ada jawaban.
"Sayang..."
Devan berjalan ke kamar mandi namun istrinya tidak ada disana, ia pun mencari ke ruang Walk In Closet tetap saja Renata tak ada disana.
Memang hari ini sejak pergi berkerja Devan tidak menelepon Renata satu kali pun, pikiran nya terasa mumet seharian mendengar Arjuna telah kembali ke Indonesia.
Setahun lalu setelah Arjuna berhasil tersadar dari koma, Devan mengetahui jika laki-laki saingan nya itu dibawa ke Prancis untuk pengobatan. Hidupnya bersama Renata terasa membahagiakan setelah Arjuna menghilang dari kehidupan mereka berdua.
Sekarang Arjuna kembali, rasa cemas pun menyergap hati Devan dia takut Arjuna mengganggu hingga menyakiti Renata.
"Mbok!"
Devan keluar kamar memanggil Art-nya.
"Ya, Den Devan."
"Dimana istri saya?!"
"Apa Nyonya tidak menelepon Den Devan, jika Nyonya pergi ke rumah sakit."
"Rumah sakit? Memang nya apa yang terjadi?"
"Nyonya pendarahan, Den. Saya kurang tahu kenapa Nyonya bisa begitu__"
"Arghhhhtt! Kenapa nggak ada yang meneleponku!? Rumah sakit mana?"
"Pak Tejo yang tadi bawa ke rumah sakit, Den."
Devan menanyakan alamat rumah sakit pada supir pribadi istrinya, setelah berganti baju dia segera pergi.
.
.
Di Rumah Sakit, Renata nyatanya baik-baik saja. Dia hanya bersandiwara agar ada alasan suaminya tidak mencari keberadaan Denada dan lebih memperhatikan nya.
Pintu kamar rawat VVIP terbuka, Devan masuk ke dalam kamar inap Renata.
Mata lelaki itu memerah, dia begitu mengkhawatirkan istri dan anak dalam kandungan nya.
"Honey! K-kamu kenapa nggak telepon aku?!" setalah sampai di brankar istrinya, Devan menarik tubuh Renata dengan lembut lantas menghujani kepalanya dengan kecupan sayang.
"Aku enggak papa sayang, untungnya anak kita juga baik-baik saja. Dia anak hebat seperti mu."
"Tapi kenapa kamu nggak mengabari ku?"
"Aku hanya takut kamu jadi banyak pikiran di perusahaan, Nada nggak salah... dia tidak sengaja mendorong ku tadi saat aku melarang nya pergi dari rumah. Dia minggat dari rumah, Mas."
"Apa?! Dia minggat dari rumah dan berani menyakiti mu!"
"Tuh kan, kamu pasti kayak gini. Jangan marah sama Nada, sekarang... aku dan anak kita baik-baik aja."
"Adik kurang aajar! Harus berapa kali lagi kamu selalu mengalah padanya, dia benar-benar harus diberi pelajaran saat aku temukan dia nanti!" geram Devan.
Seringai licik terbit di bibir Renata, sejak dulu mulut manisnya selalu membuat Devan bertekuk lutut padanya hingga kehilangan akal. Bahkan saat Renata memutuskan untuk menikah dengan Arjuna 6 tahun lalu, Devan bertingkah gila karena ditinggal menikah olehnya.
Laki-laki dengan segala kedu_nguan nya! Bahkan Devan tidak mungkin akan mengetahui rahasia busuk Renata atas kejahatan wanita itu di masa lalu padanya.
.
.
Esoknya, Arjuna membawa Denada ke rumah Devan sesuai keinginan gadis galak itu.
"Kabarnya hari ini kakak mu ada di rumah, istrinya masuk rumah sakit kemarin."
Kening Denada mengerut dalam, "Kenapa masuk rumah sakit?"
"Menurut info, kakak iparmu hampir keguguran karena pendarahan. Penyebab nya aku tidak tahu," jawab Arjuna.
"Hm, sudahlah. Aku nggak perduli! Ayo kita turun!" Denada ingin membuka mobil, namun Arjuna menahan tangan gadis itu.
"Aku yang akan membuka pintu mobil untukmu, kita sudah merencanakan semuanya. Kita setuju akan berpura-pura sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai dan sangat menginginkan pernikahan ini, kau masih ingat kan kata-kata yang harus kau ucapkan nanti pada kakak mu?"
"Tentu saja! Otakku lumayan encer dan tidak bodoh! Sesuai pembicaraan... kita pertama kali bertemu di tempatku bekerja sebagai pegawai di cafe sebulan lalu, kemudian kita berpacaran dan ingin segera meresmikan pernikahan karena aku sedang hamil."
"Mfff...!!" Arjuna menahan tawanya yang ingin menyembur, sungguh dia merasa lucu pada diri sendiri karena sebentar lagi akan berakting sebagai seorang kekasih yang akan segera menjadi ayah dari anak yang dikandung Denada padahal nyatanya mereka berdua hanya lah bersandiwara.
"Om tertawa?!" kesal Denada.
"Enggak! Dan... jangan aku panggil Om! Kau melupakan panggilan padaku yang sudah kita sepakati... baby." Arjuna mengerling nakal.
Denada mendengus, "Baik, Ahjussi!" panggil Denada dengan panggilan ala-ala korea memanggil sebutan Paman, sengaja ingin membuat Arjuna kesal.
"DA DA...!!" Arjuna membalas panggilan Denada padanya.
"Da da?" Denada melotot.
"Ya, nama mu De-na-da. Aku memangil mu Da da, sesuai singkatan nama mu."
"Om! Kau!"
"Kau kesal? Kau nggak terima? Makanya, panggil aku dengan sebutan yang benar!"
Kali ini Denada harus mengalah, demi kesuksesan sandiwara keduanya.
"Babe..." lirih Denada memanggil sebutan pada Arjuna yang telah disepakati bersama untuk pertama kalinya.
Jantung Arjuna sedikit berdebar, namun dia mampu menetralisir nya. "Ya, Baby..." jawab Arjuna dengan tersenyum begitu tampan.
Giliran jantung Denada yang berdegup kencang, dia mengalihkan tatapannya dari bibir sang Duda h o t yang melambai ingin dicicipi.
Anjimmmm! Sadar Dena! Dia hanya suami pura-pura mu! Pernikahan kalian berdua hanya asas ketidaksengajaan...!
Keduanya pun sudah berada di depan pintu masuk rumah itu, perasaan Arjuna begitu campur aduk karena akan bertemu secara tatap muka langsung dengan wanita yang mengkhianati dirinya dan juga bertemu dengan pria perebut mantan istrinya.
Begitu pun Denada, rasa benci pada Renata begitu menggebu-gebu. Andaikan saja ada cara agar dia bisa membalaskan rasa sakit hatinya pada Renata juga cara untuk memisahkan kakak nya dari wanita itu, tanpa berpikir panjang Denada akan melakukan nya.
"Ayo masuk! Jangan cemas, aku ada bersama mu," ujar Arjuna dengan suara lembut.
Aku harus meyakinkan gadis galak ini dengan setiap ucapan ku, aku harus berlaku lembut meskipun aku tidak sudi! Arjuna sedang merancang semuanya, agar Denada terperosok jatuh dalam pesona sang Duda gila.
Apakah Denada akan baper dengan suara lembut sang Duda dan perlakuan manis Arjuna padanya?
____
Nah nah kan, mulai menurut kucing garangnya si Om Duda h o t! Ahayyy 🤭😆
happy ending buat semua nyaa