Mengejar Cinta Kakel Galak

"Lu mau 1 menit, atau gak sama sekali?!." Tanya Liza dengan serius.

"Iya iya deh, 1 menit." Jawab Arba yang akhirnya setuju dengan waktu yang Liza berikan untuk nya bicara.

"Lu mau gak gua anter pulang. Gua gak ada niat apa apa kok, gua cuma mau anter lu dong. Biar lu cepat pulang dan gak di marahin ibuk lu." Ucap Arba yang membuat Liza berpikir sejenak, lalu menjawab permintaan Arba. Namun, sebelum menjawab Liza pun menghela nafas panjang.

"Iya deh, gua mau. tapi habis itu lu pulang. Gak ada mampir mampir!." Jawab Liza yang sudah sangat lelah menghadapi Arba yang tak pernah menyerah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Serius, Liz?!." Ucap Arba dengan ekspresi kaget nya. Ia tak menyangka Liza mau pulang bersama nya.

"Udah buruan, sebelum gua berubah pikiran." Jawab Liza yang ingin cepat cepat pulang.

"Baiklah, taun putri. Ayo silahkan naik motor pangeran lu ini." Ucap Arba yang mempersilahkan Liza untuk naik ke motor ninja nya.

"Heiss, gua paling gak suka di bonceng pake motor kek gini. Boleh gak kalo gua aja yang bonceng lu?." Tanya Liza pada Arba. Liza sangat tak suka jika di bonceng menggunakan motor ninja, karena tempat duduk nya yang membuat nya tak nyaman.

"Ha, lu yang bonceng. Emang lu bisa naik nih motor?!." Tanya Arba yang kaget saat mendengar ucapan Liza yang ingin membonceng dirinya.

"Lu ngeremehin gua ha?!." Tanya Liza balik yang tak terima di remehkan oleh Arba.

"Ta-tapi kan lu cewek, masa iya bisa naik motor ninja?." Arba tak bisa percaya jika seorang Meyliza Saputri bisa membawa motor ninja.

"Wahhh, lu bener bener ye. Mundur lu, biar gua buktiin, kalo cewek juga bisa naik motor ninja!!." Jawab Liza yang menyuruh Arba mundur, agar ia bisa membonceng Arba.

"Yang bener lu, Liz. Mahal nih motor, bisa di usir bokap gua kalo Ampe nih motor rusak?!." Tanya Arba yang benar benar takut jika Liza membawa motor ninja nya.

"Udah, diem lu!." Jawab Liza yang sudah menaiki motor Arba dan juga sudah menghidupkan mesin nya.

"Astaga gua belum siap mati anjir. gua harus nikah dulu dan bahagia sebelum ketemu ajal." Batin Arba sembari memejamkan mata nya.

Liza pun langsung menjalankan motor nya, Arba masih memejamkan mata nya, dan kaget saat Liza menjalankan motor nya.

Brummm.....

"Aaa....pelan pelan, Liz. Gua belum mau mati!!." Teriak Arba masih memejamkan mata nya sembari memeluk pinggang Liza.

"Woy...lepas tangan lu, jangan pegang pegang gua!." Ucap Liza sembari memukul pelan tangan Arba yang memeluk pinggang nya.

"Gua takut, Liz. Plz pelan pelan aja!." Jawab Arba yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Hadeh...dasar penakut. Ya udahlah," Ucap Liza yang pasrah di peluk Arba, lalu fokus menyetir.

...----------------...

Sesampainya mereka di rumah Liza....

Setelah sampai, Liza pun langsung mematikan mesin motor nya. Namun, masih saja Arba memejamkan mata nya sembari memeluk pinggang Liza.

"Lapas...astaga, udah sampai woy, penakut banget sih!." Ucap Liza yang buru buru menyadarkan Arba, agar melepaskan pelukannya.

"Hhuu...anjir, lu ngebut banget sih!." Ucap Arba setelah menghembus nafas lega.

"Cowok bukan sih lu. Ngebut dikit doang takut?!." Tanya Liza yang heran dengan Arba.

"Dikit bibir lu monyong, kalo gak sayang aja udah gua gebuk lu!!." Batin Arba yang sangat kesal dan ingin sekali memukul tapi terhalang karena rasa cinta.

"Ya udah, balik lu Sono. Thanks tumpangan nya." Ucap Liza yang menyuruh Arba segera pulang.

"Gak mampir dulu nih, haus gua?." Alasan Arba agar bisa lebih lama bersama Liza.

"Udah gua bilang kan, gak ada mampir mampir. Udah, balik lu Sono!." Usir Liza yang tak ingin banyak basa-basi lagi dengan Arba.

"Etdah, ngusir banget lu. Eh tunggu....bukan nya daerah sini gak terlalu jauh ya dari sekolah." Ucap Arba yang merasa tak asing dengan daerah tempat tinggal Liza.

"Kan udah gua bilang, rumah gua Deket, jalan kaki, gak sampe 10 menit udah sampe." Beri tau Liza.

Di saat mereka sedang mengobrol, terlihat tetangga samping rumah Liza yang sedang menyapu teras rumah nya sembari melihat ke arah Liza.

"Wahh, mbak Liza Udah punya pacar ternyata. Memangnya ibuk nya bolehin ya, ntar ku tanyain aja deh." Ucap perempuan tersebut yang sangat penasaran, dan berniat ingin menanyakan pada ibuk Liza. Lalu melanjutkan menyapu teras rumah nya.

...----------------...

Di kamar Liza, pukul 19:00....

Kini Liza sedang belajar di meja belajar nya. Sembari menguyah permen karet di dalam mulut nya. Tiba tiba, pintu nya di buka oleh ibuk nya. Dengan tergesa gesa, Liza pun langsung meludah ke arah tong Sampah, untuk membuang permen karet yang ia kunyah.

"assalamualaikum." Ucap ibuk Liza sembari menutup kembali pintu kamar Liza.

"Wa-wa'alaikumsalam, ada apa, buk?." Tanya Liza sembari tersenyum paksa.

"Ibuk mau bicara empat mata sama kamu." Jawab ibuk Liza dengan ekspresi wajah yang serius dan menakutkan. Membuat Liza langsung tegang.

"Bi-bicara apa, buk?." Tanya Liza gugup, ia sangat takut ketahuan oleh ibuk nya, bahwa ia tadi habis menguyah permen karet.

"Jujur sama ibuk, kamu di anterin pulang sama siapa tadi sore?!." Tanya ibuk Liza sembari menatap tajam ke arah Liza.

"Astaga, kok ibuk bisa tau sih. Bukan nya ibuk ke pasar kalo sore." Batin Liza yang sangat kaget mendengar pertanyaan ibuk nya. Ia tak menyangka jika ibuk nya bisa tau soal kepulangan nya yang di antar oleh Arba.

"I-ibuk kok masih nanya, Liza kan biasanya jalan kaki, buk." Jawab Liza yang takut jujur pada ibuk nya.

"Ingat, Liza. Ibuk tidak main main menghukum kamu, jika kamu berani berbohong pada ibuk?!." Ucap ibuk Liza yang mengingatkan Liza tentang hukuman yang Liza dapat jika berani berbohong pada nya.

"Ya Allah, aku harus apa sekarang. Jika tidak jujur, ibuk akan menghukum Ku. Tapi jika jujur, ibuk tetap akan menghukum ku." Batin Liza yang benar benar kebingungan sekarang. Ia tidak bisa memilih pilihan yang tepat, karena kedua pilihan nya sama sama tidak mengenakan.

"I-ibuk....maafkan, Liza. Liza mengaku, Liza di antar oleh teman Liza tadi sore. Tapi dia hanya teman ibuk, Liza gak pacaran sama dia. Liza berani bersumpah demi Allah, ibuk." Ucap Liza yang akhirnya memutuskan untuk jujur, berharap hukuman yang ibu nya berikan tidak terlalu berat.

"Astaghfirullah, Liza!! Jangan membawa nama Allah dalam kebohongan kamu. Bagaimana ibuk bisa percaya, tetangga bilang. Dia lihat sendiri jika kamu di peluk oleh laki laki itu. Sangat tidak mungkin, jika kalian tidak mempunyai hubungan seperti pacaran!!."

to be continued ~~~

waduh gess, besok author tampil, doain yak. Semoga author bisa tampil semaksimal mungkin dan dengan kompak. Rasa nya author deg degan banget nih 😭

Jangan lupa dukungan nya 😉

Aku author Tanz >⁠.⁠<

Sekian, terima kasih 🙏🏻

See you tomorrow, my month 👋🏻