Aku Revina.
Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.
Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.
Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?
Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?
Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.
Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Begitu lah perjalanan Stevi dan David selama hampir 1 tahun sampai sekarang. Dan setelah 5 bulan kemudian aku baru lagi memarahi Stevi karena dia sudah terlalu banyak diam saja di sakiti David.
David melakukan apa yang di ucapkan nya. Dia berusaha meninggalkan Stevi secara perlahan,dan dia tidak dulu mendekati wanita lain sampai dia lepas dari Stevi,namun sepertinya perjalanan nya tidak mudah. Stevi rela di diamkan David sampai beberapa hari,bahkan mereka sudah jarang sekali bertemu sampai saat ini,namun Stevi tidak menyerah,dia tetap teguh dengan perasaan nya. Dia terus memperkuat pertahanan nya untuk menjaga David di hatinya.
Aku lelah melihatnya seperti itu,bahkan bukan aku saja. Tapi Dara, Kanza dan Tristan seperti itu,kami selalu kasihan melihat Stevi yang berjuang sendiri,tapi Stevi selalu mengatakan jika dia baik-baik saja.
****
Di sekolah,ketika waktu pulang sudah tiba. Aku,Kanza dan Stevi berjalan di lorong sambil menunggu Dara dan Tristan mengejar kami.
“Hello.. ada gosip baru” seru Dara yang sudah berhasil mengejar kami di lorong.
“Apaa??”
“Ada apa? Ada apa?”
Tanya kami bertiga penasaran,lalu Tristan muncul di samping ku dengan wajah yang begitu kusut.
“Coba tebak? Tristan ada berita bagus buat kalian” centil Dara menatap Tristan dengan wajah meledeknya.
“Berita bagus apaan? Itu ulah elo ya Dar”
“Apaan sih? ayo dong?” Rengek ku penasaran.
“Tristan mau nge date sama Karin nanti malem” ucap nya dengan wajah begitu ceria lalu dia berjoged kegirangan.
Mata ku,Kanza dan Stevi langsung membulat sambil menatap Tristan tak percaya.
“Oh iya??”
“Serius lo?”
“Ini beneran?”
“Kok bisa?”
“Tris. Kok bisa?”
Heboh kami menggoyangkan tubuh tristan yang lemas itu.
“Tanya aja sama dia noh. Dia yang bikin ulah nya” kesel Tristan menunjuk Dara.
“Heh. Gue cuma bantuin elo ya,lagian lo lelet banget jadi cowo,gue suka gemes liatnya”
“Ya gue kan bisa ngajak dia sendiri kenapa lo harus jebak gue sih?”
“Kapan ? Kapan lo mau ajak dia hey kapan?” Sinis Dara kepada Tristan.
“Udah. Lo jemput aja dia dirumah nya jam 7 malem,udah gitu kalian bisa mulai pendekatan nya. Dan gue yakin,tar malem kalian bisa langsung jadian tanpa basa basi, asaallll.. lo jangan banyak lama nyet ah” ucap Dara dengan masih saja kesal kepada Tristan karena Tristan memang se tenang itu sampai selalu membuat kita gemas sekali melihatnya.
“Pake baju yang ganteng ya lo” ledek ku.
“Apaan sih lo. Gue ga di gimana gimanain juga ganteng” ucap nya penuh percaya diri.
“Diihhh so ganteng banget lo” cibir Stevi.
Ya memang teman ku yang satu ini tampan sekali. Bahkan dia lebih tampan dari David,hanya saja dia terlalu pecicilan dan tidak peka,jadi dia sulit sekali mencari perempuan,sampai-sampai kami teman-teman nya harus turun tangan untuk membantu nya. Tapi semua usaha kami banyak yang sia-sia,dia tidak pernah mendapatkan permpuan yang di inginkan nya. Entah bagaimana tipe nya,namun kami juga tidak pernah memaksanya untuk menerima permpuan pilihan kami.
Malam pun tiba. Di group chat sahabat-sahabat ku sedang asik meledek Tristan agar dia segera bergegas untuk menjemput Karin. Tristan di minta untuk mengganti pakaian nya setiap kali dia meminta persetujuan kepada kami dengan baju apa yang harus di pakainya pasti ada aja yang salah satu dari kami tidak setuju karena dinilai tidak cocok. Akhirnya dia vide call kami semua dan meminta kami langsung memilih saja dan menyatukan pendapat.
“Ngga mau,itu jelek banget Tristan. Lo kaya tukang ojek” ucap ku melihat dia mengenakan jaket kulit.
“Yang mana dong. Bisa ga sih kalian kesini aja,terus pilihin gue baju sendiri ah ribet banget” kesal nya.
Kamera dia simpan dan berdirikan di atas tempat tidurnya agar kami bisa melihat apa yang di lakukan dia. Kamarnya begitu besar dan bertema monokrom,semua barang-barang dia berwarna hitam atau putih saja,bahkan baju-baju di lemarinya saja kebanyak warna hitam atau tidak putih. Dia berjalan sendiri untuk mengobrak abrik lemarinya dan menunjukan satu persatu baju yang menurut dia bagus kehadapan kamera.
Sedang asik memilih baju untuk nya. Tatapan ku teralihkan oleh fhoto yang ada di meja belajar Tristan yang sepertinya dia tempel sangat kecil di pojok meja nya. Memang tidak jelas foto siapa itu, namun bisa aku pastikan jika itu adalah foto seorang perempuan yang sedang berdiri dan rambut dia panjang tengah tersenyum.
Lalu Tristan memanggilku.
“Heh. Lo ngapain malah ngelamun Rev. Ini liat baju gue” tanya Tristan menunjukan baju yang dia kenakan.
”itu bagus. Coba celana nya pake cino putih tulang”
“Bentar” ucap Tristan sambil dia membuka celananya di depan kamera.
“Iyuuuhhhh”
“Tristan!!!”
“Bisa-bisanya lo ganti celana di depan kita ya”
“Kita jadi kaya nonton film dewasa”
Omel Kanza,Stevi dan Dara sambil mereka menutup mata,bahkan Stevi menutup kameranya dengan buku karena tidak ingin melihat Tristan mengganti celananya di depan kami.
Namun aku malah menertawakan mereka,karena aku tahu kalau Tristan juga memakai boxer saat mengganti celana nya.
“Heh. Gue juga pake boxer kali. Ya kali gue ngeliatin area kemacoan gue buat kalian”
Kami semua kembali tertawa.
“Ya udah cepet. Lo udah telat banget ini” omel Dara.
“Iya..iya.. Gue berangkat dulu ya. Do’ain gue semoga lancar ya”
“Iya. Inget.. jangan banyak basa-basi langsung tembak dia” ucap Kanza memperingati.
“Gue liat situasi dulu” ujar Tristan membuat kami semua membuang nafas dengan malas.
“Ya udah. Bye”
Trsitan mematikan Video callnya dan semua sambungan telepon serentak terputus.
Aku menatap layar ponselku,lalu menatap keluar balkon kamarku. Aku melihat begitu cerah sekali malam itu membuat ku terhipnotis untuk menikmati indahnya malam itu dan meratapi semua nya.
tidak terasa sudah jam 9 malam. Mama masih di kantor dan dia bilang akan pulang larut malam. Karena tadi dia berangkat kerja sore hari,jadi dia pulang pasti akan larut sekali. Aku kesepian di rumah,aku bosan. Lalu aku memutuskan untuk pergi ke taman kota untuk menikmati malam yang indah itu.
Aku memesan ojek online untuk mengunjungi taman favorit ku. Taman lampion itu berada di tengah kota,dan begitu ramai sekali disana oleh orang-orang yang sedang sekedar duduk-duduk saja sama seperti ku,lalu ada orang yang berlari dengan baju olah raga,ada juga yang bermain sepeda di sekitarku,bahkan masih banyak anak kecil yang bermain disana walaupun saat itu sudah malam. Karena memang taman ini begitu nyaman juga bersih,tempat nya pun luas juga terang,jadi kita tidak akan ketakutan walaupun sudah malam.
Aku memotret lampu-lampu kota dengan bintang-bintang yang begitu terang di langit sana,lalu aku upload di sosial media ku tanpa menulis caption sedikitpun. Aku hanya senang membagikan keindahan alam untuk orang lain.
Lalu aku memakai headset bluetooth ku yang berwarna putih melingkar di kepalaku dan menutupi kedua telingaku begitu hangat,dan memutar musik melow sambil menonton lampion lampion berwarna warni yang ada di tengah taman.
Aku tersenyum melihat orang-orang yang bahagia yang ada di sekitarku. Walaupun perasaan ku sedang kacau,tapi aku bisa tenang jika melihat orang lain bahagia seperti ini.
30 menit berlalu. Tiba-tiba ada laki-laki duduk di sampingku membuat ku benar-benar terkejut dan meloncat dari duduk ku dengan wajah yang benar-benar takut.
“Trisan!” Teriak ku sambil memukul lengan nya dengan kencang.