Llyode seorang pemuda kaya raya yang tidak dapat menikmati kehidupannya, ia selalu merasa hampa walaupun bergelimpangan harta.
Mungkin itu semua bisa terjadi karena kurangnya perhatian dan kasih sayang kedua orangtuanya yang terlalu sibuk akan urusan duniawi.
Dan di suatu momen tiba-tiba hal tidak terduga terjadi kepadanya.
Penasaran akan kelanjutannya? Ikuti terus ceritanya dan beri saran serta like, ★5 and vote!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _ASMODEOUS_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Tunggu dulu, tadi kamu bilang apa?" ucap Zu Tian.
"Hemmm apa?" ucap Llyode.
"Kamu memiliki senjata lain selain pedang ini dan tingkatan pun lebih tinggi dari ini?" ucap Lucy yang sadar akan sesuatu.
"Ya begitulah, bukankah kalian pernah melihat nya?"
"Itu loh pedang hitam yang aku gunakan saat itu" ucap Llyode dengan santainya.
Mereka pun terdiam sambil mendongak kepalanya ke atas.
"Sungguh gila.." ucap mereka berdua.
Llyode hanya bisa tersenyum lucu melihat kelakuan mereka berdua.
"Sudahlah terima saja dan kamu Lucy kalau menginginkan nya nanti akan kuberikan yang lain" ucap Llyode menyadarkan mereka berdua.
"Ahh tidak terimakasih, aku pasti tidak akan bisa membalasnya kalau begitu" ucap Lucy.
Llyode hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.
"Apa yang sebenarnya kamu bicarakan? Aku memberinya karena ingin saja bukan karena mengharapkan imbalan atau balas budi darimu" ucap Llyode.
"Ahh hampir saja aku lupa.."
BRUKKK..
Tiba-tiba muncul satu peti berisikan senjata dan satu peti obat/pil.
"Terima ini juga pak tua Zu, aku yakin para tetua pasti akan iri padamu kalau hanya dirimu saja yang mendapatkan hadiah dariku" ucap Llyode.
"Dan untuk pil-pil itu, bisa kamu gunakan untuk membantu para murid berkembang"
BRAKKK..
Saat itu juga Zu Tian terjatuh dari kursinya karena tidak sanggup lagi menahan getaran ditubuhnya karena saking terkejutnya.
"K-kamu ini siapa sebenarnya, Llyode?!" ucapnya terbata-bata.
Llyode hanya terkekeh kecil melihat respon Zu Tian.
Satu peti senjata-senjata level Langit dan satu peti berbagai macam pil nya terasa dari auranya levelnya tidak kalah tinggi dengan senjata-senjata tersebut.
Itu semua adalah harta nasional dan tidak bisa terbayangkan kalau ternyata semuanya di miliki oleh seorang pemuda.
Betapa tidak adilnya dunia ini.
"Ahh sudahlah aku akan pergi sekarang, gunakan itu semua dengan bijak pak tua Zu karena kalau tidak.. aku pasti akan meminta pertanggung jawaban mu" ucap Llyode sebelum benar-benar pergi keluar dari aula meninggalkan Zu Tian yang masih terkejut.
***
Setelah itu Llyode dan Lucy pergi meninggalkan kota menuju ke arah selatan, namun di setiap perjalanan nya Lucy seringkali bertanya berkali-kali kepada Llyode.
"Siapa kamu sebenarnya? Dewa? Iblis?"
"Kamu pasti bukan manusia biasa" ucap Lucy.
"Hahh.. apa yang sebenarnya kamu bicarakan hah? Bukankah kamu bisa melihat sendiri bahwa aku hanyalah pemuda biasa, manusia biasa!" ucap Llyode.
"Tidak mungkin!"
"Mana pernah ada manusia biasa yang seperti dirimu, apalagi masih muda.."
"Ahh aku tau, kamu pasti seseorang yang sudah sangat tua sekali umurnya dan menyamar menjadi pemuda biasa?!" ucap Lucy yang sedikit menjauhi Llyode.
"Apa-apaan spekulasi mu itu hah? Dan mengapa juga kamu menjauh?!" ucap Llyode.
Lucy pun mendekat kembali dan memperhatikan keseluruhan tubuh Llyode dengan teliti.
"Benar juga, dari aura mu sendiri terasa seperti belum berumur tua" ucap Lucy.
"Tentu saja!" ucap Llyode dengan tegas.
"Yasudah lah, lagipula mau kamu tua atau muda pun tetap sama saja.. kamu itu orang baik yang tidak membeda-bedakan ras dan memperlakukan ku seperti manusia umumnya" ucap Lucy.
"Hahh diskriminasi ini sungguh bodoh, apa untungnya membeda-bedakan ras? Yang ada malah bikin kekacauan" ucap Llyode.
[Harap berhati-hati tuan..]
[Sistem mendeteksi adanya beberapa aura kehidupan di sekitar anda]
'Ohh kamu merasakannya juga? Yah biarkan saja mungkin ada sekumpulan monyet bodoh yang tidak tahu diri' ucap Llyode.
[Untuk saat ini sistem tidak merasakan ancaman dari mereka, sepertinya mereka hanya mengawasi anda saja]
'Hemmm kalau begitu apa mungkin mereka itu suruhan dari pak tua Zu?' ucap Llyode.
[Kemungkinan besar begitu, tapi tetap saja sistem akan memasangkan penghalang otomatis mencegah hal buruk]
'Terserah kamu saja atur-atur' ucap Llyode.
SWOSHH..
Tiba-tiba telinga panjang Lucy bergerak seakan-akan merasakan sesuatu.
"Apa kamu memasangkan sesuatu di sekitar kita?" tanya Lucy.
"Ohh? Kamu merasakannya?" ucap Llyode sedikit terkejut.
"Tentu saja karena tiba-tiba terjadi perbedaan fluktuasi udara dan mana di sekitar, seakan-akan kita berada di dalam mangkok" ucap Lucy.
"Haha benar-benar ciri khas Elf yang sangat peka terhadap lingkungan sekitar" ucap Llyode terkagum-kagum.
Sedangkan di tempat lain tidak jauh dari Llyode berada, ada beberapa orang yang terus bergerak cepat dari pohon-pohon.
"Sepertinya itu mereka yang di katakan pemimpin.."
"Yah benar dan lihat Elf itu, sudah jelas itu pasti mereka"
"Sepertinya mereka tidak menyadari kita.."
"Hey sudah berhenti berbicara, terus bergerak saja agar tidak di ketahui.. ingat tugas kita hanyalah berjaga-jaga dari kejauhan saja dan berusaha agar tidak terlihat"
***
Setelah seharian berjalan, Llyode dan Lucy beristirahat sejenak di tepian danau yang ada di dalam hutan.
Lucy berburu sedangkan Llyode yang memasaknya, mereka benar-benar menikmati perjalanannya. Hubungan mereka pun semakin dekat tanpa memikirkan ras.
[Sekitar 2 hari lagi anda akan keluar dari hutan dan menuju ke kota Aslan]
'Apakah disana juga tempat sekte Phoenix berkuasa?' tanya Llyode.
[Benar tuan]
[Di 7 kota yang ada di benua Inggrid, semuanya menjadi tanggungjawabnya sekte Phoenix. Mereka yang mengatur kota-kota tersebut agar aman]
'Hahh.. semoga saja master sekte yang ada di kota berikutnya sama baik dan bijaknya seperti pak tua Zu' ucap Llyode.
[Mungkin saja tuan karena besar kemungkinannya master sekte Zu Tian selalu melaporkan tentang anda ke pusat Sekte Phoenix]
Saking lamanya Llyode berbicara dengan sistem, tak terasa matahari sudah hampir terbenam dan ia pun segera mendirikan tenda sedangkan Lucy sudah selesai.
Walaupun aneh namun Lucy sudah terbiasa saat melihat Llyode tiba-tiba terbengong nampak seperti memikirkan sesuatu. Ia tidak lagi memperdulikannya karena setiap saat perjalanan Llyode selalu begitu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
memang sekarang zaman nya kurang minat dalam hal membaca....
banyak aspek-aspek yang mempengaruhi, terutama masalah bertahan hidup dihingar
bingar dunia ini