Cherry Cute Edouard Matulessy nama yang begitu panjang, tapi tak sepanjang kisah asmaranya. Gadis 23 tahun dengan fisik sempurna, tapi lagi-lagi tak sesempurna kisah percintaannya.
Yang pada akhirnya memilih berlayar untuk melupakan nasib percintaannya atau malah menemukan cinta baru di dalam kapal pesiar.
Bagaimana cherry si gadis cantik menyempurnakan kisah cintanya???
Yang penasaran bisa mampir!!! 🥰🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riska nur agustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Menyedihkan
Dengan sekali hempasan, Cherry duduk bersandar pada kursi kerjanya, memejamkan matanya meresapi sakit hatinya yang kembali datang. Beberapa hari ini dia sudah meyakinkan diri akan baik-baik saja jika kemungkinan kejadian seperti tadi terjadi. Tapi apalah daya, hati tetap lah hati, kadang tak bisa berjalan bersama dengan pikiran, melihat wajah penghianat dengan keadaan memprihatinkan membuat hatinya kembali tergores, walaupun itu hanya sekilas.
Hampir 10 menit waktu yang Cherry butuhkan untuk menenangkan hatinya.
"10 menit terbuang sia-sia! " lirih Cherry yang kesal akan dirinya sendiri, terutama hatinya. Mengambil satu demi satu berkas di meja yang perlu sentuhan tangannya, dengan mantap ia memulai rutinitasnya seperti biasa.
Tok.. tok.. tok
"Masuk! " perintah Cherry dari sepersekian detik mendengar pintu ruangannya di ketuk.
Masuk sepasang sepatu jadul Oxford di barengi sang pemilik, kemeja putih dan rok renda di bawah lutut, tak lupa kaca mata tebal yang tidak pernah ketinggalan, orang kantor kadang menyebutnya si culun sekertaris merangkap jadi asisten CEO.
"Bacakan jadwal ku hari ini! " ucap Cherry mode serius.
"30 menit lagi rapat laporan bulanan perusahaan, jam 10 nona ada janji meeting di luar dengan investor baru! " ucap gadis culun yang bernama Rita sembari melihat ke arah tablet di tangannya.
"Ya, terimakasih rit, kau bisa kembali keruangan mu! " kata Cherry .
"Baik nona! " jawab Rita dan mulai berjalan keluar.
"Tunggu! " kata Cherry yang mengingat sesuatu dengan Rita sudah di ambang pintu. "Jangan biarkan Luiz dan Dylla masuk keruangan ku, dan jangan percaya jika mereka berkata ada janji denganku kecuali dari mulutku sendiri!! Aku tak mau ada kesalahan apa pun untuk masalah ini!! " kata Cherry dengan ketegasan.
"Baik, sesuai permintaan anda! " jawab Rita sebelum benar- benar pergi.
Fokus Cherry kembali pada berkas-berkas menumpuk di hadapannya, ia hanya meninggalkan 3 hari, tak terbayang jika ia meninggalkan perusahaan selama 14 hari untuk liburan, mungkin akan menjadi gunung gunung kertas di ruang kerjanya.
Tok.. tok.. tok..
"Panggilan rapat. " pikir Cherry, tak terasa 30 menit berlalu, ini yang ia suka saat bekerja, melupakan masalahnya untuk beberapa saat dan merasakan waktu berjalan begitu cepat tanpa ia sadari, Tanda-tanda penyakit workaholic telah muncul.
Dengan langkah tegap Cherry berjalan menuju ruang rapat di dampingi sang sekertaris sekaligus asistennya. Dari segi penampilan mereka berdua terlihat begitu jomplang saat di jajarkan, dengan CEO modis dan asisten/sekretaris culun, tapi untuk kinerja, mereka adalah partner yang kuat , sangat cocok di sandingkan.
Kembali pada Cherry yang mode serius, tak ada lagi Cherry yang manis saat memimpin rapat, tak segan ia akan membentak, memarahi, bahkan memecat karyawan nya yang membuat kesalahan .
"Kita langsung temui investor baru itu! " ucap Cherry setelah selesai rapat walau dengan perdebatan alot tadi, cukup menguras waktu dan ia tak ingin membuat klien nya menunggu. " Persiapkan berkas dengan cepat, aku tunggu di mobil! " perintah Cherry untuk Rita yang selalu mengekor inya, berjalan pergi terlebih dahulu menuju lantai bawah.
"Baik nona! " jawab Rita.
Cherry begitu suka dengan kinerja Rita yang cepat tanggap dalam segala medan, tak peduli akan penampilannya yang sering di bicarakan banyak orang kantor.
Sampai di lobby, suara perdebatan kembali terdengar di telinganya Cherry, tapi jika didengar seksama ia sangat mengenali suara itu.
"Dylla! " batinnya menatap wanita yang juga menatapnya terdiam setelah berdebat dengan Resepsionis nya, firasatnya benar kalau dua penghianat itu tak akan mudah melepaskannya.
Sepersekian detik Cherry dengan cepat memutuskan padangan mata mereka, berjalan cepat untuk menghindari penghianat Dylla.
"Cherry tunggu! aku ingin bicara padamu!" teriak Dylla mengejar Cherry. "Sebentar saja! " lanjutnya masih mencoba. "Aku Hamil! " teriak Dylla sekencang-kencangnya sebagai amunisi terakhir.
Deg..
Hati yang sebelumnya sudah retak, kini hancur tak tersisa, Cherry terdiam mematung seperti tak bernyawa, ia masih mencoba menerima penghianatan dua orang terdekatnya, tapi harus kembali menerima kenyataan baru yang lebih menyakitkan.
.
.
. Lanjut guys🙏🙏🙏
