My Husband And Ex-lover Are Idols

“Jika terjadi sesuatu pada Dami! Aku harap kau meninggalkannya, dan jangan pernah menemuinya lagi!” Ujar Yoongi.

“Tidak..., tidak! Aku sangat mencintainya. Aku tidak akan melepaskannya!”

“Brengsek!” Ujar Yoongi yang mengeratkan cengkeramannya pada kerah Seokjin.

“Yak, Lepaskan! Apa kalian sudah gila! Ini rumah sakit!” Seru Hoseok, dan segera melepaskan cengkraman Yoongi.

Semua member bergegas pergi ke Hawai, dan begitu sampai mereka langsung menuju ke rumah sakit. Begitu mendapatkan kabar mengenai kecelakaan yang menimpa Dami. Para member pun terlihat datang secara bersamaan.

“Wah, apa kalian pikir kita jauh-jauh kemari hanya untuk melihat kalian bertengkar?” Sindir Jimin.

“Hyung, bagaimana? Apa sudah ada penjelasan tentang noona?” Tanya Taehyung.

“Belum, mereka belum keluar sama sekali.” Jawab Seokjin.

“Hm, semoga tidak terjadi apa-apa pada noona dan kandungannya.” Ucap Jungkook.

Beberapa jam kemudian, Dokter akhirnya keluar dari ruangan Dami, dan menghampiri Seokjin dan para member lainnya.

“Dimana suami pasien?” Tanya Dokter.

“Saya, Dok. Saya suami dari pasien. Ada apa, Dok?” Ucap Seokjin.

“Baiklah. Sebelumnya, Saya mewakili yang lainya, untuk meminta maaf pada Tuan. Pasien dan bayi yang ada di dalam kandungannya tidak bisa kami selamatkan. Kami dan seluruh tim sudah berusaha semaksimal mungkin.” Ujar Dokter, dengan berat hati.

“Apa yang Dokter katakan? Tolong jangan katakan itu!” Ujar Yoongi.

“Sekali lagi kami minta maaf dan turut berduka cita, Tuan. Jenazah akan langsung kami kremasi dan pihak keluarga bisa mengurus semua berkasnya. Kalau begitu, Saya permisi dulu.” Ucap Dokter, dan berlalu.

Dokter itu sengaja mengatakan akan langsung mengkremasi tubuh Dami, agar Seokjin dan yang lainnya tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam ruang operasi tadi, dan juga agar nantinya mereka tidak menuntut pihak rumah sakit.

“Tidak, ini tidak benar. Apa... apa yang telah aku lakukan...., tolong jangan menghukum ku seperti ini....” Isak Seokjin dalam tangisnya.

“Hyung..., sudahlah. Aku mohon ikhlaskan saja noona, jangan menyalahkan diri sendiri seperti ini.” Ucap Jungkook, menenangkan Seokjin.

“Tidak..., ini benar-benar tidak mungkin. Tolong katakan semua ini tidak benar!” Ujar Yoongi, dengan mata yang mengembun.

“Hyung, aku tau ini berat. Tapi aku mohon... ikhlaskan, biar noona bisa tenang dan bahagia di sisinya.” Ujar Hoseok.

Semua member terlihat sangat berduka, meskipun begitu mereka tetap membantu Seokjin untuk mengurus semua berkas yang di perlukan. Karena saat ini, Seokjin tidak bisa melakukannya sendiri. Seokjin benar-benar sangat terpukul oleh kepergian Dami yang begitu tiba-tiba.

Pada saat yang bersamaan, lelaki yang tadinya berada di dalam ruang operasi, kini berada di salah satu ruang rawat. Dengan Dami yang saat ini tertidur lelap di atas ranjang rumah sakit. Lelaki itu terlihat sedang mengirimkan sebuah pesan pada seseorang di seberang sana.

Isi pesannya dengan seseorang di seberang sana.

📱“Tuan, saya sudah berhasil membawa nona Shin.”

📱“Bagus. Bagaimana keadaan Dami sekarang?”

📱“Operasinya berjalan lancar, hanya saja anak yang ada di kandungannya tidak bisa di selamatkan.”

📱“Baiklah, terus jaga dia. Sebentar lagi aku akan ke sana.”

Setelah mendapatkan balasan serta perintah dari orang itu, lelaki itu sempat berbalik dan melihat ke arah Dami.

“Kasian sekali kamu, nona. Kalau bukan karena uang, aku tidak akan tega melakukan hal yang kejam seperti ini padamu, maaf.” Ucap lelaki itu sambil membungkuk pada Dami, yang masih tak sadarkan diri.

Skip pagi hari.

Keesokan paginya semua member telah tiba di rumah duka untuk memberikan persembahan terakhir untuk Dami. Seokjin dan Yoongi terlihat berjalan berdampingan saat memasuki rumah duka.

“Sayang, kenapa meninggalkan ku seperti ini? Apa kesalahan yang ku lakukan sangat fatal? Hingga kau tidak mau memaafkan ku, dan memilih pergi untuk selamanya? Apa boleh aku meminta padanya agar mengembalikan mu padaku? Andai aku bisa memintanya mengulang waktu kembali....”

“Apa kamu baik-baik saja di sana? Siapa yang akan menjagamu di sana? Apa aku perlu datang dan menemani mu di sana? Tapi, kamu pasti akan memarahi ku, bukan...”

Ujar Seokjin terisak di depan foto Dami, Seokjin terus saja meneteskan buliran bening, dirinya tak mampu lagi membendung kesedihan karena di tinggalkan seseorang yang di cintainya.

Pada malam harinya. Karena semua acara pemakaman Dami telah selesai, semua member memutuskan kembali ke korea dengan perasaan yang sedih.

Sebagai seorang suami, tentu saja Seokjin yang merasa paling kehilangan sosok Dami. Sepanjang perjalanan pulang Seokjin hanya melamun, tanpa berbicara sepatah kata pun.

Skip Korea.

Karena perjalan yang cukup jauh, para member memutuskan untuk ke dorm mereka. Sesampainya di dorm, semua member terlihat beristirahat sejenak di sana.

“Hyung, tidurlah. Ikhlaskan noona, jangan seperti ini.” Ucap Hoseok, pada Seokjin.

“Hm, sebentar lagi, kau duluan saja.” Sahut Seokjin pelan.

“Aih..., yasudah aku duluan, ya.” Ujar Hoseok lalu berjalan menuju kamarnya.

Seokjin hanya melihat adiknya itu pergi, dengan tatapan kosong. Seokjin terus melamun memikirkan Dami. Bayangan sang istri terus muncul di pandangannya.

“Sayang..., aku merindukan mu.” Monolognya.

“Chagiya.”

“Sayang! Kau kembali?” Serunya begitu melihat Dami memanggilnya sambil tersenyum.

Baru saja, Seokjin ingin menggapainya. Namun seketika bayangan Dami menghilang. Seokjin terus menerus seperti itu, dirinya selalu melihat bayangan Dami di hadapannya, namun bayangan-bayangan itu selalu menghilang begitu dia mencoba menggapainya

...........................................

...****************...

.......................