Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh mati oleh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal Jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya Bu Surmi pun dimaafkan, bahkan pada akhirnya, Bu Surmi sah diwarisi Keris Jimat Pusaka dari leluhurnya itu.
Namun sayang, Keris Jimat Pusaka itu banyak yang menginginkannya terutama dari kalangan para demit dan siluman.
Apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?
Dan siapakah yang akan TERKENA TULAH dari Jimat Pusaka tersebut....!??"
Yuk disimak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
Kakek Sura langsung melesat ke dalam Gua. Gerakannya sangat gesit sekali. Dan dalam waktu yang tidak berapa lama Dia sudah berada di depan pintu gerbang yang mirip dengan sebuah kerajaan.
Kalau dilihat dengan kasat mata manusia biasa, mungkin keadaan di dalam Gua itu tampak seperti gua biasa saja. Gelap, tanpa ada sinar dan penuh dengan batu-batu cadas juga penuh dengan hewan kelelawar yang menggelantung di atap gua.
Namun, berbeda dengan Kakek Sura. Dia tampak gagah memandang pintu gerbang sebuah keraton kerajaan. Pintu gerbang yang dijaga oleh dua punggawa kerajaan dengan persenjataan yang lengkap. Dua punggawa tersebut dari kalangan siluman kera, yang berwujud Kera tapi dengan postur tubuh sebesar badan manusia bahkan lebih besar lagi. Dengan taring panjang dan sorot mata yang memerah menyeramkan. Kedua telinganya besar dan meruncing ke atas. Belum kuku-kuku nya yang panjang dan tajam melengkung sangat menyeramkan sekali.
Adalah kerajaan Siluman Kera yang berada di dalam Gua tersebut. Fenomena yang menjadi sebuah legenda di masyarakat yang tahu dari cerita turun temurun tentang keberadaan Siluman Kera dalam Gua. Kerajaan siluman kera itu di rajai oleh siluman kera yang sangat jahat dan bengis.
Bahkan menurut cerita, raja siluman kera itu selalu berkolaborasi dengan manusia-manusia yang menghamba padanya lewat pesugihan dengan korban atau tumbal dari bangsa manusia lagi.
Salah satu Punggawa itu berjalan mendekati Kakek Sura yang sedang berkacak pinggang dengan tatapan nyalang. Setelah jarak Punggawa dengan Kakek Sura dekat, Punggawa itu bertanya dengan bahasanya sendiri, namun sangat dimengerti oleh Kakek Sura.
"Ada perlu apa kau kakek tua, berani tiba-tiba berada di depan pintu gerbang, hum..!?"
"Aku ada perlu sama Raja Kalian. Apa dia ada di dalam?" Jawab Kakek Sura, tampak tak sedikitpun kelihatan merasa takut dengan Punggawa itu.
"Hahahahah... Apakah Kau sudah ada janji sebelumnya dengan Raja Kami?" Tanya nya lagi.
"Ada janji tak ada janji bukan urusan Kamu, punggawa. Yang jelas, rajamu telah membawa muridku kesini. Tanpa sepengetahuanku.!" Jelas Kakek Sura.
"Ooowh...begitu. Maaf Kek. Aku tidak bisa mengizinkanmu masuk ke kerajaan. Untuk hari ini, Kami tidak diizinkan memasukkan siapapun yang datang ke sini. Soalnya, di kerajaan mau diadakan acara ritual khusus. Besok lagi saja."Punggawa kerajaan itu menjelaskan pada Kakek Sura.
"Ck. Kamu tidak tahu. Justru acara ritual itu pasti ada sangkut pautnya dengan penculikan murid Aku. Punggawa.! Pasti muridku yang akan dijadikan tumbal oleh rajamu. Aku harus tetap masuk ke dalam keraton kerajaan.!" Paksa Kakek Sura kemudian.
"Aku hanya menjalankan perintah, Kek. Intinya, tidak boleh masuk. Titik.!" tegas punggawa tersebut sambil tetap menghadang kakek Sura, membuat kakek sakti itu geram.
"Tolong jangan pancing Aku untuk berbuat kasar kepadamu dan juga pada temanmu itu. Waktu ku tidak banyak. Aku harus bebaskan muridku dari cengkraman raja kera keparat itu.!"
"Apa...!? Kau mengatai raja kami dengan kata keparat. Sialan Kau Kakek Tua. Terimalah seranganku.! Hiaaat..!"
Tiba-tiba, punggawa itu menyerang Kakek Sura dengan menerjang nya cepat sekali. Namun Kakek Sura sudah sangat waspada dengan keadaan yang akan terjadi, dan juga dengan berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.
Justru sebelum terjangan dari si punggawa itu mengenai badan Kakek Sura, Kakek sakti itu mengulurkan kedua tangannya kedepan. Terjangan dari si punggawa itu kemudian dihadang oleh kedua tangan Kakek Sura yang mengeluarkan angin kencang sekali.
Dan akhirnya, tak bisa dihindari. Si punggawa Kera menabrak angin ciptaan Kakek Sura. Hingga menyebabkan suara dentuman yang keras, seperti suara ban pecah.
Sontak saja, tubuh punggawa siluman Kera itu terpental dan berjungkal jungkal ke belakang hingga tubuhnya terhempas ke tanah.
"Brugh..."
"Aaarghh..." Punggawa Siluman Kera menjerit kesakitan, dan langsung tak bersuara lagi.
Melihat temannya ambruk ke tanah, punggawa yang satunya lagi dengan cepat mendekati Kakek Sura, dengan sekilat, Ia langsung ikut menyerang pada Kakek Sura, dengan mengayunkan palu gada yang dibawanya.
Dan hal yang hampir serupa pun sama. Dengan gerakan cepatnya, Kakek Sura merebut Palu Gada itu dari tangan punggawa siluman yang satunya lagi, kemudian langsung menghantamkan nya lagi pada tubuh si punggawa.
"Bugh...!!"
"Aaarrrgghhh...!!"
Tubuh si punggawa kemudian terpelanting dan ambruk menimpa tubuh temannya yang sudah tidak berkutik.
Tanpa menunggu waktu, Kakek Sura langsung berlalu pergi, melangkahi dua mayat punggawa siluman kera. masuk ke dalam keraton kerajaan. Tatapan nya tajam mencerminkan dalam keadaan yang sangat geram sekali.
***
Di lain tempat, kini Bu Surmi juga sedang melawan serangan-serangan dari si nenek yang menyeramkan itu. Bu Surmi yang mendadak berani dan kuat menghindari serangan si nenek gerakannya sangat gesit dan lincah. Bahkan beberapa pukulan dari Bu Surmi sebagai serangan balik telah mengenai pada anggota badan si nenek. Membuat si nenek bertambah nafsu ingin menghabisi Bu Surmi walau badannya sudah terasa nyeri akibat serangan balik dari Bu Surmi.
Si Nenek menjauh dari Bu Surmi beberapa meter. Kemudian dirapalnya mantra untuk mengeluarkan ajian ilmu dari si nenek. Tak berapa lama, setelah si nenek merapalkan mantra-mantra, kemudian Ia memegang erat tongkat kayu nya.
Tongkat kayu yang berkepala ular kobra itu kemudian di hentakannya ke tanah. Hingga tempat di sekitaran bergetar seperti ada gempa. Beberapa saat kemudian, si nenek lalu mengangkat tongkatnya dan diarahkan ke Bu Surmi. Tiba-tiba, tongkat si nenek yang berkepala ular kobra itu mengeluarkan semburan api yang langsung melesat menyambar ke arah badan Bu Surmi.
Mendapat serangan dari si nenek, dalam hati Bu Surmi bergumam. "Jimat Pusakaku, keluarlah!" kedua telapak tangan Bu Surmi di telukupkan nya. Dan dengan tiba-tiba pula, Bu Surmi sudah memegang sebuah Keris, dan dengan sepontan, Ia seperti mendapatkan wangsit atau ilham, Bu Surmi mengarahkan ujung keris itu ke arah semburan api yang akan mengenainya.
Dari ujung keris itu, tiba-tiba keluar semburan api pula, namun warna nya agak memutih dibanding semburan api dari tongkat si nenek. Dengan waktu yang sangat cepat, semburan api dari keris Bu Surmi langsung menyembur melesat beradu dengan semburan api dari tongkat si nenek.
Hingga... "Duuuuaaar....Baaaam...!!"
Terdengar dentuman keras di angkasa, begitu pas beradunya kedua semburan api tersebut. Bersamaan itu, tubuh si nenek terjungkal ke belakang beberapa meter dan menghantam pohon.
"Bugh...aduuuuh... Aaarggh..!!" terdengar lengkingan jerit si nenek.
Hal yang sama pun terjadi pada Bu Surmi, bersamaan beradunya semburan api yang menyebabkan dentuman suara di angkasa, tubuhnya pun terseret ke belakang, seperti ada sesuatu yang menariknya. Beruntung dia bisa menahan tubuhnya sehingga dengan cepat Bu Surmi mengatur nafas dan mengumpulkan kembali tenaga nya. Tangan kanan nya masih memegang keris pusaka nya. Sementara, tangan kirinya memegang serangkanya.
"Huh... Sialan...!! Ada kekuatan apa sebenarnya dalam diri si Surmi.!" batin si nenek sambil berusaha untuk bangkit lagi. Sambil batuk-batuk, Ia berusaha untuk bisa menguasai keadaan dirinya lagi. Kemudian, diusapnya cairan yang keluar dari mulutnya. Ternyata, si nenek memuntahkan darah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩ...
tolong bantu dari pihak Mangotoon nya....
kayak nama tetangga ku hHaha
lanjut yuk... ber Horor ria.... hehehe