CINCIN AMERTHA

Setelah mengantarkan rudi pulang kerumahnya, adi langsung bergegas pulang untuk mengecek uang masuk di ponselnya. Ia dari tadi sudah tak sabar ingin tahu berapa yang dikirimkan oleh pelanggannya itu.

Sesampainya dirumah, adi tak langsung turun ia masih berada di mobilnya, Lalu mengambil ponsel disakunya.

Setelah melihat notif aplikasi akun banknya, adi pun membelalakkan mata melihat jumlah yang tertera di layar ponselnya.

"50 juta...ga salah itu orang, kirim aku segini" gumam adi, ia pun mancari nomor rudi untuk memastikannya dengan benar.

Rudi yang sehabis mandi dan niatnya untuk menjemput putrinya itu mendengar dering ponsel yang berada di atas meja.

Melihat nama adi yang menelpon, rudi segera mengangkatnya.

[Assalamualaikum mas] ucap salam rudi.

[Waalikumsalam mas..ini saya mau tanya jumlah uang yang kamu kirim apakah benar segini] kata adi memastikan.

[Oiyaa..mas benar, itu buat mas adi soalnya sudah membantu saya untuk membuka harga buah tadi...maaf jujur saja saya tidak tahu tentang harga borongan itu] jawab rudi menjelaskan.

[Terima kasih banyak mas..kalau begitu saya siap membantu kalau kamu kesulitan] ucap adi.

[Yasudah kalau begitu, saya mau jemput putri saya dulu, assalamualaikum] pamit rudi, setelah ada jawaban dari adi, ia segera mematikan panggilan tersebut.

Dan bersiap-siap untuk mengeluarkan motornya.

**

Dipasar induk kini sedang terjadinya keributan, semua orang sedang berkumpul menyaksikan adegan tersebut.

"Lihat..dia ini sudah menipuku..dia menjual singkong busuk dan kangkung yang banyak cacingnya" teriak pria memakain jas yang lagi menunjukkan dua karung yang isinya singkong busuk serta kangkung yang penuh dengan cacing ke pak jino yang lagi berdiri dihadapannya.

Pria itu kini sudah membawa tiga orang tukang pukul yang sudah bersiap-siap menghajar pria paruh baya itu.

"Aku tidak menipu mu, kemarin kau sudah lihat sendiri bahwa sayuran dan singkong ku bagus dan kamu pun langsung membayarnya..iya kan" jawab pak jino yang membela diri.

"Hey..lihat dengan mata mu itu...semua singkong dan kangkung busuk ini dan semuanya sama sekali tidak ada yang bagus..aku tak mau tau, kau harus mengganti kerugianku 30 juta sekarang. Atau kamu ku hajar ditempat!!" ancam pria itu dengan nada marah.

"30 juta!! gila kamu!..kamu beli aja 15 juta..pokoknya aku tidak mau tanggung jawab...itu bukan salah ku juga" ucap pak jino yang kembali duduk di lapaknya.

"Hajar dia!" Perintah pria itu menyuruh orang suruhannya.

Tiga orang itu langsung menyerbu pak jino, dan menghajarnya dengan brutal.

Semua orang yang melihat adegan itu tak berani untuk membela pak jino, mereka semua takut kalau sudah berurusan dengan orang kaya.

Pak jino pun berteriak minta tolong semua orang memilih untuk membubarkan diri.

Setelah pak jino yang sudah terkapar babak belur itu, pria yang memakai jas hitam segera mengambil tas milik pak jino. Dan mengambil uang senilai 20 juta.

"Lumayan lahh..untuk ganti rugi pelanggan ku" ucap pria itu sambil melemparkan tas ke tubuh pria yang sudah pingsan ditanah.

Pria itu serta orang-orangnya bergegas meninggalkan pasar induk.

Melihat pria itu sudah pergi, Penjaga warung kopi segera menghampiri pak jino dan berusaha membangunkannya. Dan ternyata pak jino belum juga sadar. Ia bergegas meminta orang untuk memanggil mobil ambulans.

Jam 02 siang.

Rudi sudah tiba disekolahan putrinya namun disekolah itu tidak ada orang sama sekali, ia juga lupa tak menanyakan alamat tempat les putrinya itu kepada kepala sekolah.

Akhirnya rudi memakirkan motornya di diwarung depan sekolah, memilih untuk menunggu putrinya disana, ia mencari toilet terlebih dahulu karna sudah tak tahan ingin buang air.

Tak selang beberapa lama, sebuah motor sudah berhenti di depan gerbang sekolah.

"Aiza..dimana ayah kamu" tanya guru jasmin yang bertanya kepada muridnya dikursi belakang motor maticnya.

Aiza langsung mengarahkan matanya keliling, dan melihat motor ayahnya di depan warung.

"Bu..itu motor ayah..." Seru aiza sambil menunjuk motor legend ayahnya.

Akhirnya bu jasmin segera menyalakan kembali motornya dan menuju ke tempat warung itu.

Rudi yang sudah kembali menuju motornya, ia sudah melihat anaknya bersama guru jasmin yang sudah tiba.

"Ayahhh!!" Teriak aiza sambil turun dari motor gurunya, menuju keayahnya lalu meraih tangan ayahnya dan menciumnya.

"Bagaimana lesnya nak..menyenangkan gak?" Tanya rudi kini yang sudah jongkok di depan putrinya.

"Sangat menyenangkan yah..dirumah ibu guru dingin dan sejuk" jawab putrinya.

Rudi pun berdiri dan menghampiri wanita yang lagi berdiri disamping motornya.

"Bu..terima kasih, sudah mengantar anak saya..besok biar saya yang menjemputnya jadi ibu tak perlu repot" ucap rudi.

"Tidak apa-apa pak, ini sudah kewajiban saya menjadi wali murid putri bapak..yasudah saya pamit dulu yaa..assalamualaikum" kata ibu jasmin sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Iyaa bu hati-hati..waalaikumsalam..aiza salim dulu ke ibu guru" ucap rudi sambil menyuruh putrinya.

Aiza kini bersalaman dengan ibu gurunya, dan ibu jasmin sudah meninggalkan keduanya.

"Okee..sekarang..aiza mau makan apa?" Tanya rudi ke putrinya.

"Hmmm...aku sudah makan yah..dirumah ibu guru..aku mau pulang saja deh.."jawab aiza.

"Yasudah kalau begitu, oiyaa kamu ingat tidak alamat ibu guru biar ayah besok yang menjemput kamu" tanya rudi.

"Ingat dong yah...itu mah gampil" jawab aiza yang menjentikkan tangannya.

Rudi pun lega, dan mengajak putrinya untuk naik kemotornya untuk pulang, namun sebelum itu rudi belanja bahan makanan terlebih dahulu ke warung serta membeli makanan untuk putrinya.

Setelah sampai dirumah, mereka pun segera masuk ke dalam.

Namun langkah aiza terhenti di ruang depan sambil mengendus-endus mencium aroma buah durian lewat hidungnya.

"Ada apa nak" tanya rudi yang melihat tingkah putrinya itu.

"Ayah..ko rumah ini bau durian" ucap aiza sambil bergegas membuka lemari esnya.

Pluk!!

Rudi menepuk keningnya sendiri, ia lupa kenapa tidak menyisakan buah itu kepada putrinya.

"Ayah mana buahnya" seru aiza yang menutup kembali lemari esnya.

Rudi segera menaruh barang belanjaanya dan menghadap keputrinya.

"Nak..ayah minta maaf buahnya sudah tidak ada, nanti ayah janji untuk membawakan buahnya" ucap rudi yang merasa bersalah.

"Hmmm yaudah deh, janji yaa yah" jawab aiza sambil menunjukkan jari kelingkingnya.

Rudi pun membalas dengan mengeratkan jarinya ke jari putrinya yang mungil.

"janji" ucap rudi sambil tersenyum, aiza pun kini menuju ke kamarnya dan rudi segera menata barang belanjaannya kedalam lemari pendingin.

setelah suda rapi semua, rudi diam-diam masuk keruang cincinnya.

dan ia melihat buahnya sudah berbuah namun belum matang. Dengan berat hati ia kembali lagi keruang semula.