Kehidupan Luar Biasa Seorang Penyembuh

Renda sedang direbus dari lantai. Meskipun aku jahat, yang harus kulakukan hanyalah berkeliling, mencari apa yang kubutuhkan, dan pulang.

"Nah, pria yang tidak mengerti hatiku telah pergi, Dart-chan! Apa kamu punya pakaian favorit?"

“Apakah ini pakaian favoritmu?”

Aku begitu terkejut hingga keajaiban sugesti yang kuberikan pada diriku sendiri hancur dan aku mampu berbicara kasar.

Itu menghilang. Memang benar nada dan sikapku menjadi lebih buruk sejak aku datang ke dunia ini, tapi aku dibesarkan di lingkungan tempat aku dilahirkan.

Aku tidak bisa mengeluarkan mulutku. Karena saya seorang petualang, saya akan dikritik jika saya tidak berbicara dengan sopan, jadi saya akan memberi tanda pada saya.

Soalnya saya timpa kepribadian itu, tapi tiba-tiba hilang seperti ini.

Bahkan jika kamu mengatakan aku dalam masalah, aku sudah mampu membelinya sejak aku datang ke dunia ini, dan yang terpenting, bahkan setelah Cardia-san menjemputku dan menyelamatkanku ketika aku dibuang tanpa uang sepeser pun, aku masih punya uang. tidak punya pilihan selain mendapatkan uang melalui kekuatanku, jadi aku tidak pernah punya waktu untuk memikirkan hal seperti itu sampai sekarang. Bahkan jika aku diminta memilih pakaian yang aku suka, aku tidak akan mengerti.

“Apa salahnya kamu diam saja? Dart-chan, kamu baik-baik saja?”

"Eh nggak apa-apa, ini pertama kalinya aku memilih sesuatu dan aku tidak tahu harus berbuat apa.

"Benarkah? Buang-buang waktu kalau kamu begitu manis."

Aku telah diseret semenjak aku bertemu dengan Tuan Lace di desa ini, dan meskipun aku hanya datang untuk membeli pakaian, aku terkejut seperti ini. Biasanya, aku akan segera menerapkan kembali sihirnya, tapi mengingat situasi saat ini, aku bahkan tidak punya waktu untuk melakukan itu.

Saya kira demikian.

“Namun, jika Anda memiliki pakaian berwarna biru muda, saya ingin datang.”

“Apakah warna biru muda oke?”

Risai, warna itu adalah warna favorit ibuku, jadi aku ingin mencobanya.'' ``Ibuku menyukainya...begitu.''

Ketika bibinya terlihat puas, dia mulai memilih bentuknya. Ibu sudah sering melihat gaun-gaun yang sebagian besar berwarna biru muda, dan sekarang aku menyadari bahwa dia tampak bagus mengenakan gaun itu.

Saya juga dapat mengingatnya.

Aku bertanya-tanya apakah dia khawatir sekarang karena aku pergi, atau apakah dia masih mati-matian mencariku.

Berpikir seperti itu membuatku ingin mencurahkan isi hatiku, tapi tak ada gunanya mencoba memikat hari ketika aku tak bisa kembali lagi.

“Dart-chan, apa pendapatmu tentang ini?”

Seorang wanita tua datang membawa beberapa pakaian.

Gaun desa diwarnai dengan warna biru muda dan dihiasi dengan motif bunga berwarna putih.

Ru. Ketika saya berada di Iku, saya tidak bisa tidak memperhatikan warna cokelat indah yang belum pernah saya lihat sebelumnya.

Saya tidak tahu bagaimana cara membuat warna biru muda yang tepat waktu, tetapi fakta bahwa bunga-bunga tersebut disulam di tempat yang berbeda pada warna biru muda transparan menunjukkan upaya yang dilakukan oleh penciptanya.

``Ini sangat gelap.'' ``Bukankah Dart-chan bilang ibumu menyukainya, jadi ini yang terbaik di rumah kita.''

"Aku memilih pakaianmu."

"Hehe terima kasih."

Saya sangat senang Anda menyukainya. Saya tidak bisa menahan senyum. Saya merasa senang orang ini memilih pakaian saya.

``Tapi baju Dart-chan saat ini memiliki pusar yang menonjol di bawah tali, dan dia memakai celana sempit.

Bukankah begitu? Menurutku akan lebih sulit untuk bergerak dibandingkan dengan itu, tapi apa tidak apa-apa?”

"Tidak apa-apa. Lagipula, aku akan menjagamu di desa ini mulai sekarang..."

``Dia gadis yang baik. Saya senang ada gadis baik yang datang menemui saya.

Haruskah aku pergi?

Bibi mengatakannya sambil tertawa. Senang sekali ada yang datang menemui saya, Imamasa, saya tidak punya hal seperti itu, jadi saya tidak punya teman.

Itu sudah lama sekali dan aku tidak punya siapa-siapa untuk diajak berteman, jadi mungkin aku bisa mendapatkan teman dari jarak jauh di desa ini.

Lezat.

Tapi kalau saya jual, saya harus melewati Pak Race dan menemui Pak Cardia. Saya tidak mau pulang jika punya teman.

``Bibi, aku akan membeli pakaian ini, dan kamu juga bisa membeli barang lainnya.''

nyamuk?"

"Oh? Aku akan memberikan sebanyak ini kepada Dart-chan secara gratis? Apa yang harus aku berikan kepada Dart-chan karena datang ke desa ini?

Aku akan memberimu hadiah dedak padi, oke?”

Mengingat besarnya usaha yang dilakukan untuk produk ini, saya membelinya meskipun itu menyusahkan.

Aku ingin tahu apakah itu ino? Saya merasa tidak nyaman dan saya harus membayar dengan benar.

``Nah, kalau begitu, uangnya akan diberikan kepada wanita tua itu.'' Anak-anak kecil tidak perlu memikirkan hal-hal seperti itu, manjakan saja niat baik orang yang lebih tua!''

Ketika saya mengatakan itu, bibi akan memberi saya sekantong berita Barat yang cocok untuk saya.

"Oh terima kasih banyak"

"Tidak apa-apa. Sebagai imbalannya, mulai sekarang, kenapa kamu tidak datang secara rutin untuk membeli sesuatu? Itu janji dengan bibimu."

"Hehe. Ya! Itu janji!"

Bibiku dan aku sama-sama tertawa terbahak-bahak.

Ini pasti investasi dari bibiku, yang memberiku pakaian yang cocok untukku sebagai hadiah.

Dengan demikian, kami memiliki pelanggan yang datang untuk membeli secara rutin.

Dia wanita yang baik, tapi dia juga orang yang menyenangkan.

“Benar, taruh dulu di sini di mana bibinya sedang marah.

“Apakah ini benar-benar bagus?”

"Baiklah, mari kita kejutkan gurunya.

“Tidak demikian halnya dengan Tuan Race.

Saya ingin tahu apakah saya akan mengejutkan Tuan Race...tetapi kami tidak memiliki hubungan seperti itu, dan kami hanya bertemu sekali.

Tidak, apa yang harus saya lakukan untuk mengejutkan orang lain? Aku ingin tahu apakah ibumu punya jawaban di saat seperti ini.

Dengan pemikiran tersebut, saya berganti pakaian menjadi gaun one-piece, sangat nyaman sehingga hanya dengan menyelipkan lengannya saja sudah terasa nyaman.

Menurutku, berada di desa terpencil bukanlah situasi yang baik.

Selain itu, menurutku pakaian ini akan terlihat lebih baik jika rambutnya dibiarkan terbuka, daripada kuda poni yang panjang.

Dan saat itulah aku selesai membiarkan rambutku tergerai dan berpakaian...

"Akao, sudah cukup! Masuk!"

Bibi memanggil Tuan Race.

...Meskipun aku tidak memberikan instruksi lagi di saat seperti ini, aku bertanya-tanya apa yang harus aku lakukan untuk bersiap jika seseorang melihatku.

Race-san datang saat aku panik, padahal aku belum mengambil keputusan. Setelah saya lahir, saya malu untuk menunjukkan pakaian saya kepada seorang pria, jadi saya melihat ke bawah ke kelompok itu.

Ups.

Saya tidak tahu di mana harus memandang Tuan Lace.