REVENGE

Kitsune naik ke mobil Silvano, sedangkan Moa satu mobil bersama Alex. Dibelakang mobil Alex, satu mobil Rubicon berisi lima orang pengawalnya mengikutinya dengan senjata siap ditangan.

Sepanjang jalan Alex terdiam dan gelisah, dia banyak mengabaikan pertanyaan Moa Tan dan lebih fokus melihat mobil Silvano yang melaju di depannya.

Moa Tan sangat faham Alex punya ikatan bathin dengan Kitsune, walaupun Alex tidak tahu bahwa Inara itu adalah Kitsune.

Kitsune juga gelisah satu mobil dengan Silvano. Lelaki asing yang banyak bicara. Ntah apa yang akan terjadi selanjutnya. Ada penyesalan saat memilih Silvano menjadi targetnya. Tapi ada untungnya, sepanjang perjalanan Silvano tidak usil atau keg*telan.

Laki-laki itu banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya, percintaannya yang sensasional dengan banyak wanita. Dan penipuan dari lawan bisnisnya. Dari cerita itu Kitsune menyimpulkan, rata-rata hidup mereka hancur sebelum menjadi yang terkuat, menurut mereka.

"Memiliki hidup yang lebih baik, adalah pilihan antara mau terus mencoba atau terus mengeluh. Jika ingin maju, lebih baik tetap melangkah ke anak tangga pertama, meski kita tidak tahu berapa jumlah anak tangga yang harus dilalui.” ucap Silvano datar sambil memutar-mutar cerutunya.

"Bagus, aku juga sependapat denganmu dan apakah tuan akan mengisap cerutu?" tanya Kitsune khawatir. Terus terang ia tidak konsen apa yang dibicarakan oleh Silvano. Pikirannya kacau, karena takut.

"Kau hamil, bagaimana aku mengisap nikotin? Aku punya perasaan." jawabnya tersenyum.

"Ohh..maafkan aku telah berpikiran negatif padamu."

"Tidak apa-apa, semua orang bebas menilai orang lain. Wanita baik-baik yang melihatku akan ketakutan seperti kau. Padahal aku sudah curahkan isi hatiku, tapi kau tidak mengerti."

"Bagiku, kau sudah mapan dan sukses. Tapi lebih baik kalau menjadi manusia yang bernilai. Karena diatas langit ada langit, harta itu bisa sirna dalam sekejap, tapi harga diri tidak bisa hancur walaupun kau tanpa harta."

"Apakah aku tidak ada nilai menurutmu? Apakah Alex lebih bernilai dimatamu, sehingga kau mengaku bahwa yang ada diperutmu adalah anaknya? Kau tahu aku tidak percaya?"

Ada apa dengan Silvano, kenapa dia bersikeras menolak testimoni yang jujur dariku? apa alasannya? Bathin Kitsune.

"Aku bicara apa adanya."

“Baiklah aku menyerah. Aku akan coba berubah menjadi pribadi yang punya attitude, mencoba percaya dan mengikuti drama mu saat ini, hehe..."

Senyum sumringah terlontar dari bibir Silvano. Seolah dia menganggap Alex bersandiwara, karena saking terbiusnya Alex terhadap kehadiran wanita yang membuat hasratnya bergejolak kembali.

Diam-diam Silvano mengagumi wanita yang duduk disampingnya ini. Ia menilai wanita ini terlalu berani menyanggupi kencan buta yang telah direncanakannya.

"Apakah kau tidak takut kepadaku."

"Tidak! tapi aku takut apa yang kau rencanakan kepadaku. Aku takut efek samping dari perbuatanmu."

"Tidak ada yang menakutkan, tenang saja. Aku laki-laki biasa yang ingin memberi pelajaran kepada sainganku. Dulu waktu dia masih perkasa, punya tawanan cantik yang disekap di rumahnya, aku sering di ejek, dipermalukan."

"Alex maksudmu?"

"Tentu saja dia yang aku maksud. Saat ini manusia itu mengekor padaku, ingin tahu apa yang aku perbuat dengan wanita yang disukainya. Dulu semua wanita milikku pindah kepadanya, kini dia sudah jatuh, keperk*saannya hanyut bersama Kitsune yang diketemukan telah m4ti dan tidak bisa dikenali lagi. Dia sekarang seperti macan ompong, hehe..."

Silvano kegirangan, tawanya lepas. Lelaki itu juga tidak tahu bahwa wanita yang duduk disampingnya adalah Kitsune.

Sebenarnya semua itu rencana Gabriel, ia yang merekayasa kalau Kitsune telah men*nggal dan badannya membusuk di Singapore.

Untuk lebih meyakinkan Gabriel menaruh tanda pengenal yang berupa cincin, jam tangan, anting-anting, serta pakaian, telah membuat kedua kakak Kitsune percaya. Dan ada surat resmi dari dokter terlampir.

Semua percaya Kitsune telah meninggoy, apalagi saudara Kitsune membuat ritual kremasi yang cukup mewah. Kitsune tahu semua itu, sekarang ia menjadi manusia baru yang bernama INARA.

"Apa kamu bermaksud balas dendam? dengan Alex?" tanya Kitsune setelah lama terdiam.

"Tentu saja. Orang-orang yang seperti kami ini punya prinsip, nyawa dibalas dengan nyawa. Hinaan dibalas dengan hinaan. Lihat saja nanti, dia akan mati berdiri menonton bagaimana caranya mem*askan wanita hamil." kata Silvano berjeda.

"Aku sudah tidak sabar menunggu kemarahannya. Dia pasti akan mengamuk dan ingin membunuhku, tapi aku sudah siapkan pistol dijaketku. Kalau dia mati, akulah yang menjadi raja di desa Samurai dan aku berhak mewariskan hartanya."

Gelak tawa Silvano berderai. Dia terlihat begitu senang, seperti menang lotre. Ada saja kata-katanya yang membuat Kitsune bergidik.

Kitsune bingung baru kali ini dia menemui orang seperti Silvano. Mungkin hidup Silvano di waktu kecil sangat miskin dan liar. Sehingga dia tumbuh menjadi orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kemakmuran. Sungguh sangat menyakitkan!

Untung sudah sampai. Rumah Silvano termasuk jauh dari Cafe menurut Kitsune. Mobilnya berhenti di depan rumah mewah berlantai tiga.

Dua orang pengawal membukakan pintu mobil. Kitsune di bantu turun dari mobil. Silvano cepat menghampiri Kitsune dan mengulurkan tangannya, Kitsune berdiri canggung mengerutkan keningnya.

"Ayo sayank, kita masuk ke dalam."

Wanita itu masih berdiri kaku didepannya tanpa merespon uluran tangannya. Pria itu menggaruk tengkuknya.

“Kurasa kau tidak mengerti maksudku."

“Apa tujuanmu mengulurkan tangan?" Tanya Kitsune asal.

Ia betul-betul takut menginjakan kakinya di sini. Alasannya untuk bertanya begitu, bukan karena dia tidak mengerti maksud Silvano, tapi ia ngeri menyambut tangan itu yang akan membawanya ke ranjang Silvano.

"Hidupku sudah cukup sulit dengan sikap orang yang membuat perubahan sikap. Aku tak ingin menambah masalah dengan terlalu dekat denganmu."

“Aku meminjamkan tanganku untuk kau genggam. Tapi aku lupa jika kau bukan perempuan yang sama dengan yang ada diluar sana."

Tapi akhirnya Silvano menggandeng tangan Kitsune. Ia sengaja berbuat mesra supaya Alex marah dan membabi buta dan menyerangnya.

Alex sendiri turun bersama Moa Tan. Dua orang pengawal Silvano mengajaknya masuk ke suatu ruangan kaca.

Sedangkan Moa di suruh menunggu di luar. Moa memang terlihat seperti wanita pada umumnya, dibalik itu ia adalah agent rahasia SCR yang sangat terpengaruh dan disegani di Singapura.

Di tubuhnya ada beberapa senjata rahasia yang mematikan. Sedangkan Alex saat ini membawa sebuah Revolver yang berisi enam peluru.

Alex baru menyadari ternyata ruangan ini sengaja di persiapkan untuk menonton permainan S3k Silvano dengan wanita itu.

"Kau licik Silvano." gerutu Alex kesal. Dari ruangan ini Alex jelas melihat kamar di depannya, tapi Silvano dan Kitsune tidak melihat Alex.

Terlihat Silvano masuk menggendong Kitsune, dengan perlahan laki-laki itu merebahkan tubuh Kitsune di ranjang.

*****