NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Jahat Mama

Hari di mana merupakan hari yang tidak diinginkan Sekar pun kembali datang. Ia memulai kembali aktivitasnya di kampus. Sekar turun dari kamarnya yang ada di lantai dua dengan maksud ingin menyambut papanya yang sedang sarapan pagi. Sekar juga melihat ada pembantu yang datang di hari ini dan sepertinya papanya sedang makan sendirian. Sekar datang menghampiri papanya dan duduk di sebelahnya.

“Loh Sekar? Kamu bangun pagi banget, masih jam 6 loh?” tanya papanya Sekar yang terkejut melihat putrinya sudah bangun.

“Aku selalu bangun jam segini kok, Pa. Papa kapan pulang dinas?” tanya Sekar.

“Tadi pagi, ini mau berangkat ke kantor. Katanya nanti pulang siang sih. Oh iya, besok kamu senggang nggak?” tanya Pak Hendra kepada putrinya.

“Besok selasa, kalau siang senggang sih, Pa. Kuliahku cuma pagi sampai jam 11.” Sekar mengingat kembali jadwalnya sembari mengambil nasi dan sarapan bersama papanya. Beliau adalah orang yang bisa membuat mood Sekar naik, dan Sekar pasti tidak diperbolehkan makan bersama jika ada mama dan adiknya itu.

“Ya udah, besok kita ketemu di cafe deket kampus kamu itu ya? Papa mau bicara sesuatu,” ucap pria itu.

“Iya, Pa.”

Sekar dan papanya melanjutkan sarapannya dan Sekar juga berusaha untuk tidak bertanya lebih dulu apa yang akan mereka lakukan sampai harus bertemu secara diam-diam seperti itu.

“Mama belum bangun kah?” Sekar sedikit penasaran.

“Belum tuh. Semaleman mama kamu lihat hp terus kerjaannya. Papa nggak ngerti lagi deh sama dia, uang bulanan juga kata mama kamu kurang, padahal udah banyak banget bagi papa, sampai papa pegang gaada setengahnya,” keluh papanya Sekar.

“Sabar ya, Pa.” Sekar mengusap lengan tangan papanya dengan lembut agar tidak lagi merasa kesal dan juga sedih.

“Untung kamu selalu hemat, Sekar. Papa lihat tabungan adik kamu itu habis ludes. Terus kemarin papa cek saldo ATM kamu masih agak banyak ya? Maaf ya papa kepo, jadi papa buka sekalian,” ucap sang ayah kepada putrinya yang memang ia bisa mengetahui apa saja yang digunakan oleh kedua putrinya dan juga istrinya.

“Aku udah besar, Pa. Lagian ternyata pengeluaranku pas kuliah sedikit banget, paling cuma buat jajan atau makan siang satu kali,” ujar Sekar. Namun, ia mengingat kembali jika selama ini ia tidak pernah mengeluarkan banyak uang karena Pak Faisal selalu membelikannya makanan.

“Bagus kalau begitu. Tolong hemat sebentar ya, kalau ini sudah selesai papa janji bakal kasih kamu banyak uang jajan.” Pria itu meminta kepada Sekar dengan tatapan mata yang sayu.

Sekar melihat ada banyak kantung mata di bagian mata papanya.

Sekar tahu betul jika papanya adalah pekerja keras dan sayang dengan keluarga, namun sikap mama membuat papanya sakit hati dan tidak betah. Ia merasa dipermainkan oleh mamanya Sekar saja.

Setelah selesai sarapan berdua, papanya Sekar pun berangkat kerja, dan Sekar kembali ke kamar karena kuliah masuk jam 8, sedangkan saat ini masih pukul 6.30. Di kamar, Sekar membuka ponselnya dan melihat ada pesan masuk dari dosennya.

[Mau bareng?]

“Aduh, pria ini bener-bener deh. Kalau dia datang ke sini sepagi ini, apa mama sama Rena nggak ribut tuh!” gumam Sekar.

[Maaf, Mas. Aku berangkat bareng papa nanti.] Sekar berdusta agar pria itu tidak menjemputnya di pagi hari ini.

[Oke. Hati-hati ya berangkatnya.]

Sekar tidak membalas pesan Faisal yang terakhir dan hanya tersenyum saja melihat chat dari pria itu. Kenapa dosennya jadi begitu perhatian kepadanya?

Hingga sudah waktunya berangkat kuliah, Sekar juga jadi sering memilih-milih dalam berpakaian karena nanti ia akan bertemu dengan pak Faisal. Entah mengapa ia ingin tampil rapi dan cantik.

“Haiishh! Aku ini kenapa sih?! Pake baju yang biasa aja kan bisa!” tutur Sekar yang tadinya ingin menggunakan rok terusan, berganti menjadi menggunakan baju hem yang biasa saja.

Sekar keluar dari kamar dan melewati kamar mamanya yang tengah sibuk mengurus belanja online. Karena sedikit penasaran, Sekar masuk dan mampir sebentar untuk menyapa mamanya.

“Ma? Sekar berangkat dulu ya?” pamit Sekar sembari mencium tangan mamanya.

“Ya, belajar yang bener, nggak usah aneh-aneh!” tutur wanita itu tanpa melihat ke arah Sekar sama sekali.

Sekar berniat untuk pergi, kembali lagi menghampiri mamanya dan menatap wanita itu dengan sedikit takut.

“Kenapa balik lagi? Minta duit? Mama gak ada duit!” ketus wanita itu.

“Bukan, Ma. Bukankah ada baiknya mama tidak lagi berbisnis seperti itu?” tanya Sekar. Mendengar ucapan putrinya, ia langsung berhenti menatap laptop dan menatap ke arah Sekar dengan tatapan yang tajam.

“Apa maksdumu?”

“Temanku di sekolah kena tipu di toko palsu yang mama buat. Dia mengancamku akan memenjarakan mama kalau aku nggak turuti apa yang dia mau,” ucap Sekar sembari sedikit bersedih.

Mamanya langsung berdiri dan melihat ke arah Sekar.

“Terus? Kamu lindungi mama kan?!” Wanita itu memegang kedua lengan tangan Sekar.

“Iya. Aku lakukan semua yang dia mau demi mama,” jawab Sekar. “Tapi jujur Sekar udah nggak kuat lagi, Ma. Kenapa nggak berhenti aja? Lagian gaji papa juga besar kan buat kehidupan sehari-hari?”

“Maksud kamu? Kamu mau mama dipenjara?! Dasar anak nakal kamu ya! Tahu apa kamu soal kebutuhan rumah tangga?! Kebutuhan kita tuh banyak! Apalagi adik kamu bentar lagi lulus, kamu mah enak udah kuliah bisa cari kerja sendiri!” Wanita itu menjiwit lengan tangan Sekar sampai Sekar merasa sakit dan berusaha melepaskannya.

“Sakit, Ma! Maaf, Ma! Sekar nggak bakal ikut campur lagi dan bakal lindungi mama kok!” jawab Sekar agar mamanya berhenti menjiwit Sekar.

“Bagus! Lanjutkan! Pokoknya jangan sampai mama masuk penjara ya! Mama janji sebentar lagi selesai kok! Pokoknya kamu harus tahan dia. Oke?!” Jawaban itu sama sekali tidak menghibur Sekar dan justru membuat Sekar semakin sakit hati mendengarnya. Jadi, mamanya Sekar justru ingin Sekar menjadi tameng untuk mamanya sampai ia puas menipu banyak orang.

“Oh iya! Jangan lupa kamu juga harus kerja dan syukur-syukur bisa dapet duit di usia muda buat bantu adik kamu yang mau kuliah tuh!” imbuh mamanya sembari kembali duduk dan mengusir Sekar sembari berucap, “Udah sana kuliah dulu. Semangat ya! Pokoknya bantuin mama dulu,” pinta wanita itu.

Sekar pun langsung keluar dari kamar dan saat keluar, ia melihat pembantunya sedang berdiri di depan kamar mama.

“Kamu nggak papa, Sekar?” tanya wanita paruh baya yang bekerja di tempat Sekar.

“Nggakpapa, Mbak. Aku berangkat dulu ya.” Sekar berusaha terlihat tegar dan tetap tersenyum.

Sedangkan wanita paruh baya itu hanya bisa geleng-geleng saja melihat perilaku mamanya Sekar kepada putrinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!