NovelToon NovelToon
Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Kaya Raya / Penyesalan Suami
Popularitas:205k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kaisar Biru Perak

Hubungan manis antara Nisa dan Arman hancur akibat sebuah kesalahpahaman semata. Arman menuduh Nisa mewarisi sifat ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.

Puncaknya setelah Nisa mengalami kecelakaan dan kehilangan calon buah hati mereka. Demi cintanya untuk Arman, Nisa rela dimadu. Sayangnya Arman menginginkan sebuah perceraian.

Sanggupkah Nisa hidup tanpa Arman? Lantas, berhasilkah Abiyyu mengejar cinta Nisa yang namanya selalu ia sebut dalam setiap doanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaisar Biru Perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Diceramahi Calon Mantu

"Pastikan adonan kuenya tercampur rata!" Hanum tampak memperhatikan adonan setiap orang yang hadir di kelasnya dengan teliti. Ya, itulah kesibukan Hanum. Di usia yang tidak lagi muda, wanita itu masih sangat bersemangat.

Waktunya tidak hanya dia habiskan untuk menerima pesanan, tapi membantu siapapun yang membutuhkan bimbingan dalam membuat berbagai jenis kue. Membagikan berbagai macam tips dan trik untuk meminimalisir kegagalan.

Tentu saja semuanya diadakan secara gratis. Karena Hanni sudah memberikan semua fasilitas sebagai bentuk dukungannya. Mulai dari gedung, alat, bahkan bahan-bahannya sekalian.

Konglomerat seperti Hanni, dia bebas ingin menghabiskan uangnya dengan cara apa, kan?

Tapi tiba-tiba ...

"Tunggu!" Hanum menghampiri seseorang yang berada tidak jauh dari tempatnya. "Kenapa alatnya bergoyang? Apa mesinnya rusak?"

Nisa. Perempuan yang Hanum hampiri adalah Nisa yang baru hari ini mengikuti kelas.

"Tidak!" Meskipun pemula, tapi Nisa masih bisa membedakan apakah mesin pengaduknya rusak atau tidak.

Meskipun begitu, Nisa mematikan mesin itu. Lalu menyalakannya kembali hanya untuk memastikan.

Benar saja, bukan alatnya yang rusak, melainkan Hanum yang kurang sehat. Karena Hanum merintih sembari memegangi kepalanya sebelum oleng ke arah Nisa.

.

.

.

Hari itu harusnya Nisa berhasil membuat kue yang selalu gagal dia buat. Tapi nyatanya, hari ini pun dia gagal lagi.

Dengan kesadaran penuh, Nisa menawarkan diri untuk mengantar Hanum ke rumah sakit. Dan ... Di sinilah Nisa sekarang. Berdiri di samping Hanum yang terbaring lemah di ruang perawatan.

"Apa kata dokter barusan?" Hanum memegangi kepalanya yang masih pusing. "Apa aku sakit parah?"

"Tidak," jawab Nisa sembari meletakkan sekantong makanan yang baru saja dia beli dari luar. "Ibu hanya lapar."

"L-lapar?" Kali ini, Hanum menoleh. Reaksinya tampak berubah. Jika diingat-ingat, akhir-akhir ini dia hanya makan sedikit karena sedang menjalani diet ketat.

"Setelah makan, ibu tidak akan pusing lagi!" Nisa pun menyodorkan sekotak makanan kepada Hanum. Tentu saja Hanum memakannya. Tapi, wanita itu berhenti makan setelah menghabiskan seperempat porsi.

"Berapa usia Anda, Bu?" tanya Nisa.

Wanita itu memperhatikan Hanum sebentar, lalu melihat kotak nasi yang baru saja Hanum letakkan di pangkuannya.

Di sisi lain, dahi Hanum mengkerut mendengar pertanyaan Nisa. "Kenapa kamu menanyakan hal itu?"

"Bukankah seharusnya ibu tidak melakukan diet ketat di usia ini?" Matanya yang bulat sedikit membesar. Dan itu membuat Hanum terkejut.

Hari ini adalah pertemuan pertama mereka dan Nisa sudah berani mengkritiknya. Dan yang lebih mengejutkan, Nisa merebut kotak makan yang dia pegang.

"Bu, tolong habiskan makanannya!" Nisa tampak menyuapi Hanum dan Hanum menolaknya. Tapi Nisa sedang tidak ingin berkompromi. "Ayolah, Bu! Saya harus segera pulang."

"Kamu bisa pulang sekarang,-"

"Bagaimana kalau ibu pingsan lagi ketika saya pulang?" Nisa mengomel lagi. "Ibu tidak gendut, kenapa harus diet?"

Hanum pun terdiam seketika. Di rumah, tidak ada yang berani membantah ucapannya. Siapa yang menyangka hari ini dia kalah dari seorang wanita keras kepala yang bahkan belum dia tahu siapa namanya.

"Baiklah, ibu akan memakan semuanya agar kamu bisa segera pulang." Hanum pun mengambil sendoknya dan mulai makan lagi.

Sore itu, dia tidak hanya menghabiskan satu porsi makanan. Tapi juga semangkuk sup, sepiring buah serta sebotol jus buah.

"Maaf, kalau saya lancang, tapi saya sedang buru-buru!" Dengan cekatan, Nisa membereskan sampah daur ulang. Lalu mengambil tasnya dan pamit pulang. "Adik saya bisa menangis kalau tidak ada yang menjemput."

"Tunggu!" Hanum menghalangi Nisa yang hendak pergi. "Kamu mau pulang sekarang?"

"Iya." Nisa mengangguk, lalu melihat jam yang melingkar di tangannya. "Bukankah putramu akan datang? Seharusnya dia akan sampai sebentar lagi."

"Darimana kamu tahu?" tanya Hanum kebingungan.

"Ibu yang meneleponnya tadi." Nisa mencoba mengingatkan. "Ibu tidak lupa, kan?"

"Ah, ibu lupa!" Hanum tampak geli menyadari betapa pikunnya dia. "Kalau begitu cepatlah pergi menjemput adikmu. Dia pasti cemas!"

Akhirnya Nisa pun pergi. Tapi dia menabrak seseorang pria di lobi karena kurang hati-hati. "Aduh, maaf!"

Nisa membantu pria itu mengambil barangnya yang jatuh. Terlalu fokus sampai tidak memperhatikan wajahnya. Saat itulah Nisa dikejutkan oleh suara yang akrab di telinganya.

"Nisa?" sapa pria itu.

Ya. Pria itu adalah Abiyyu. Pria yang datang ke rumah sakit untuk menjemput ibunya.

"Pak Abiyyu?" Nisa terkejut melihat siapa yang berdiri di depannya. "Apa yang bapak lakukan di sini?" tanyanya sembari menyerahkan barang milik Abiyyu yang baru saja dia ambil.

"Itu ... Ibuku sakit!" Jujur saja, tiba-tiba bertemu Nisa membuat Abiyyu grogi. Dia pun menerima barang pemberian Nisa dan bertanya, "Kamu sendiri, apa yang kamu lakukan di sini?"

"Saya kemari untuk ... " Belum selesai bicara, tiba-tiba Nisa menutup mulutnya. Sepertinya dia baru ingat kalau dia harus menjemput Raya. "Maaf, Pak! Nisa sedang buru-buru. Nisa akan menelepon bapak nanti!"

"Tunggu, Nis!" Abiyyu mencoba menahan Nisa, tapi wanita itu keburu berlari dan naik taksi. Padahal, ada banyak sekali pertanyaan yang ingin Abiyyu tanyakan padanya.

Apa yang Nisa lakukan di kota ini, apa jenis kelamin anaknya, dan yang paling penting adalah, bagaimana cara Nisa meneleponnya sementara Nisa tidak memiliki nomor teleponnya.

"Sial!" Abiyyu mengumpat. Menyesal karena pertemuannya dengan Nisa berlangsung sangat singkat. Karena Nisa sudah pergi, Abiyyu pun memutuskan untuk segera menemui ibunya.

Abiyyu tahu ibunya sedang diet. Makanya dia mampir membeli banyak makanan. Itulah yang membuatnya terlambat datang.

"Berapa kali Abiyyu melarang mama diet, Ma?" Begitu membuka tirai, Abiyyu langsung menceramahi ibunya. "Lihat, mama jadi sakit, kan?"

Abiyyu pun meletakkan bungkusan makanan yang dia bawa di meja. Kaget melihat sampah daur ulang yang lupa Nisa buang.

"Ini?" Abiyyu melihat ibunya sambil menunjuk bungkusan itu. "Mama yang makan semua ini?"

Hanum mengangguk. "Mulai hari ini mama berhenti diet."

Abiyyu tertawa sinis mendengar celotehan ibunya. Maklum, ini bukan pertama kalinya Hanum bicara seperti itu.

Sedang ditertawakan, Hanum pun memberikan pukulan ringan untuk anaknya. "Tidak percaya?" tanyanya.

Nada bicaranya sedikit meninggi. Pertanda bahwa Hanum sedang tidak bercanda. Tak ingin membuat ibunya kesal, Abiyyu pun mengiyakannya saja.

"Baiklah, Abi percaya kok!" Pria itu kembali melirik sampah makanan itu. "Mama sendiri yang melakukan pesan antar?"

"Enggak." Hanum menggeleng dengan cepat. "Tadi ada perempuan baik hati yang mengantar mama ke rumah sakit. Dia juga yang membelikan makanan itu untuk mama. Kalau tidak salah namanya ... "

Hanum menggantung ucapannya. Lalu memukul tangan Abiyyu begitu ingat bahwa dia melupakan sesuatu yang penting.

"Ada apa, Ma?" tanya Abiyyu.

"Mama lupa nanya siapa namanya," jawab Hanum

***

1
Jio
Luar biasa
Rina Rina
makan tu cinta plakor
retiijmg retiijmg
lanjut kak...
Merica Bubuk
🤭🤭🤭
sweetpurple
Luar biasa
Lusia Tanti
abiyu..... bikin aku gemeeees saja
ada ada saja kamu tuuuuuuuu
Lusia Tanti
kasihan si Arman.... jadi calon om yang pengertian dan siap siaga ☺☺
Lusia Tanti
aduuuuh.... aku jadikan sama abiyu... tapi aku juga pingin ketawa keras keras 🤣🤣🤣🤣
Lusia Tanti
bikin ketawa ngakak
pak darmawan bikin aku pingin cubit kamu lho pak
Bojone pak Lee
😂
Bojone pak Lee
😂🤣😂🤣
Bojone pak Lee
kami para readers berharap kamu jadi suami Nissa😊
Achmad Yuli
sudah berbab bab..tp kok gg ada crita kehidupan sarah istrinya armand
Aurora
Luar biasa
Ila Lee
Alhamdulillah Abi dan Nisa
@train
alasan saja si abi ini/Facepalm//Facepalm/
Nur Fatihah
seru
Yuli Purwati
lanjut
Ila Lee
Abi ada anak kamu tu jgn keras2 Dong
Welas Trianingsih
😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!