Tersisih Dari Nagari Minang

***

empat hari miko menghabiskan waktu di panti pelita. hari ini ia akan pulang karena sebentar lagi cuti selesai. semua barang telah ia bereskan dan miko juga sudah izin pamit dengan pak zhorif selaku pemilik panti. anak-anak yang melihat miko akan pergi meninggalkan mereka menjadi sedih karena tidak dapat bermain dan belajar mengaji lagi. Anita berlari lalu memeluk miko ketika hendak masuk ke mobil.

"kakak... mengapa kakak pergi?... Anita masih ingin kakak mengajar kami mengaji... jangan pergi kak" ucap anita kecil sambil menangis memeluk erat miko.

Miko merasa iba dengan anita kecil. lalu kemudian ia mengusap kepala Anita dan mencoba menghiburnya.

"adik kecil... kakak berjanji akan kemari lagi untuk mengajar kalian semua... sekarang kakak harus pergi kembali untuk bekerja... jangan bersedih. " kata miko sambil menyeka air mata di pipi anita.

anita mengangguk lalu kemudian mengaitkan jari kelingking tanda sebuah janji dan haruslah ditepati. semua anak-anak pun berlari dan memeluk miko sehingga membuat dirinya terharu.

Miko pun beranjak pulang. sebelum miko pulang, ia menitipkan sebuah amplop berisi uang kepada pak zhorif untuk biaya pembangunan gedung panti dan sisanya diberikan kepada anak-anak. sungguh budi baik yang sulit ditemui di zaman sekarang.

Selama beberapa hari menginap di panti, miko sangat akting mengajari anak-anak panti mengaji sambil bermain bersama mereka. hal itu membuat miko mengingat di kala ia masih tinggal di desa dan mengajari anak-anak mengaji di surau bersama elya. perasaan yang sama seperti dahulu membuat miko kini lebih ceria dan penuh semangat.

Terlihat melissa yang melambaikan tangan ke arah miko ketika ia tiba didepan toko kue nya. miko langsung disambut dan diajak makan oleh melissa.

"alhamdulillah... berkat kontrak kerjasamanya, kini toko kue milikku berjalan dengan baik dan pelanggan semakin bertambah karena beberapa menu baru. bagaimana dengan liburanmu?. apakah kamu menikmatinya?.. " tanya melissa.

"syukurlah kalau toko kue mu menjadi lancar... yah liburan kali ini sangat membuatku bernostalgia dengan anak-anak surau di desa... " jawab miko sambil tersenyum.

"oh iya... Ngomong-ngomong aku belum pernah mengunjungi rumahmu di kota ini... dimana lokasinya? aku ingin sekali melihat tempat tinggal mu. "

"aaaahhh soal itu... aku tinggal di sebuah kontrakan kecil tengah kota. rasanya kamu tidak akan tertarik dengan itu. "

"hhhmm mengapa kamu tidak membeli sebuah rumah atau Villa?".

Miko yang mendengar saran melissa itu seketika terpikir akan membeli sebuah rumah. alangkah lebih bagus dirinya punya tempat tinggal sendiri. namun yang jadi permasalahannya adalah, miko tidak tau lokasi yang bagus untuk tempat tinggal dengan ketenangan dan nyaman. iapun bertanya kepada melissa.

"saranmu barusan membuat aku ingin membeli rumah. tapi aku tidak tahu dimana tempat yang kira-kira cocok untuk ku... "

"kalau itu tak perlu kamu khawatirkan. selepas ini mari kita kunjungi beberapa tempat penjualan rumah yang menurutku bagus... "

merekapun selepas istirahat berencana pergi ke tempat rekomendasi Melissa. miko sudah tak sabar untuk membeli rumah tempat tinggal tetap miliknya pribadi. ada baiknya dia tak perlu mengontrak lagi. sebelum kembali bekerja, miko harus sudah menyelesaikan keinginan nya itu akan melakukan acara syukuran dirumah baru nanti.

Miko dan Melissa kini telah sampai ditempat penjualan rumah dan Villa. beberapa brosur type rumah diberikan kepada mereka berdua. mulai dari kelas bawah sampai kelas elit. semua harga rumah itu masihlah terjangkau oleh keuangan miko yang sekarang. ketika miko sedang fokus melihat brosur, tiba-tiba Melissa menyodorkan sebuah brosur rumah type menengah dengan fasilitas bertingkat 2 dan lokasinya juga tidak jauh dari toko kue Melissa.

Iapun segera survei bangunan rumah tersebut dari luar maupun dalam. walau berada di kelas menengah, miko cukup kagum dengan desain nya yang terkesan mewah. belum lagi ia tak perlu jauh-jauh untuk menemui Melissa di toko nya. tanpa berlama-lama lagi miko pun dengan segera mengurus semua persyaratan dan membayar rumah dengan kes. Melissa yang terkejut miko membayar rumah itu secara kes. ia pikir miko akan membelinya dengan cicilan.

"tabunganmu saja bisa membeli rumah ini dengan kes... apa kamu tidak terlalu memaksakan diri? " tanya Melissa khawatir akan kebutuhan miko di masa depan.

"apa bedanya uang dengan properti rumah? bukankah benda-benda ini adalah tabungan? " ucap miko tidak membandingkan bentuk kebutuhan.

Melissa pun juga tak bisa lagi menyangkal apa yang dikatakan miko. memang ada benarnya juga karena jikalau nanti terdesak miko bisa saja menjual rumah itu. semua persyaratan maupun pembayaran telah miko selesaikan, tinggalah ia akan mengemasi barang-barangnya yang tertinggal dikontrakan. serta ia harus pamit dengan ibu lina untuk pindah ke rumah barunya.

"baiklah kalau begitu... aku akan menunggu mu disini sambil membersihkan bagian dalam dan luar rumah yang akan kamu pakai... " ucap Melissa.

Miko pun mengiyakan Melissa lalu pergi menuju ke kontrakan...

***

"pergi!!! mulai hari ini aku ceraikan kamu!!! dasar wanita yang tidak tau diuntung!. semua kemalangan ini berasal darimu!... "

"cukup! kau boleh menghinaku, tapi tidak dengan orang tuaku... aku muak dengan semua ini! "

Plakkk!!!

Sebuah tamparan keras tepat mengenai pipi Irina yang tengah bertengkar dengan sang suami pak mahfud. irina terhempas jatuh dan didorong keluar dari kontrakan. mahfud melemparkan tas besar berisi barang-barang irina. jelas dia mengusir dan menceraikan irina saat itu juga. Irina menangis meratapi nasibnya di kemudian hari dan tidak tahu harus pergi kemana lagi. Ia berjalan terhuyung-huyung sambil membawa tas besar ditangan dan menyeka air matanya.

tepat ketika Irina menunggu taksi didepan jalan kontrakan, miko melihatnya lalu memberhentikan mobil segera menghampiri irina.

"mbak Irina??... apa tang anda lakukan disini?... mengapa raut wajahmu begitu sedih? " tanya miko.

"miko... mulai sekarang, aku tidak tinggal lagi bersama mahfud karena kami sudah bercerai. " jawab Irina dengan mata yang berkaca-kaca.

"lantas hendak kemana anda akan pergi?... biar saya yang antarkan... "

"entahlah. aku juga tidak tau mau pergi kemana. sebab kampungku jauh dari sini dan juga jikalau aku kembali, orang tuaku juga telah tiada. aku yang sekarang hanyalah sebatang kara... "

Mendengar jawaban itu, entah mengapa miko teringat akan dirinya yang dulu saat terusir dari desa. entah apa yang akan terjadi kalau saja miko berada diposisi irina saat ini. miko seketika mendapatkan sebuah ide dan mencoba menawarkannya kepada Irina.

"begini saja, kebetulan aku baru saja membeli sebuah rumah di sebelah pasar makanan. bagaimana kalau mbak Irina bekerja sebagai pengurus rumah? bukanlah seorang pelayan ataupun pembantu melainkan sekedar merawat fasilitas rumah karena bagaimanapun juga kalau hanya aku sendiri pasi akan kerepotan dan juga jadwal kerjaku yang tak menentu.jadi mbak tidak perlu khawatir lagi akan tempat tinggal. " tawar miko.

Irina yang mendengar tawaran itu seketika mendapat sebuah harapan untuk tujuan hidupnya. ia terharu dan tak enak hati karena bagaimanapun miko telah beberapa kali membantu nya.

"baiklah... tidak apa-apa biarkan mbak menjadi pembantu dirumah barumu miko... mbak lebih senang sekali bisa tinggal dan membalas kebaikanmu padaku. terimakasih karena kamu mbak kembali memiliki tujuan hidup. " ucap Irina

Merekapun tersenyum sembari berjalan masuk kedalam mobil. mereka kembali lagi ke kontrakan untuk mengambil sisa-sisa barang miko yang ada di kontrakan. masih ada sedikit rasa takut pada diri Irina ketika kembali melihat mahmud didepan teras kontrakan. ketika turun dari mobil, mahfud langsung seketika mencemooh Irina.

"ooohhh,, baru saja bercerai kamu sudah menempel sama orang lain dan lebih parahnya lagi orang yang kamu tempel itu adalah tetangga kontrakan. benar-benar menjijikkan... apa jangan-jangan kamu selama ini berselingkuh dengan dia! " ucap mahfud sambil menuduh Irina berselingkuh dengan miko.

"jaga mulutmu mahfud!!... aku tidak pernah selingkuh dan miko hanyalah tetangga kontrakan. " jawab Irina yang marah.

"hahahaha!... hei anak muda!. aku ingatkan padamu kalau kamu tidak ingin kesialan menimpamu, segeralah buang perempuan jalang itu!. "

Miko yang mendengar pun dengan santai menjawab omongan mahmud.

"untuk apa aku mempercayai kata-katamu??... kaulah yang sial karena telah mencampakkan mbak Irina. apa guna aku meladenimu yang tiap hari hanya tau berjudi dan mabuk-mabukan. kau yang membuat mbak Irina selama ini menderita... " ucap miko acuh tak acuh.

"kurang ajar!!! beraninya kau menghinaku anak muda!! kau baru saja menghinaku seorang anggota klub buster!! aku pastikan dalam 10 menit kau tisak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup. " gertak mahfud sembari menelpon seseorang untuk menghajar miko.

"klub geng buster?. kebetulan sekali. kali ini aku akan mengajari mereka sopan santun dan merekrut orang secara benar... " gumam miko ketika mendengar nama klub buster.

miko dan Irina segera mengangkat barang-barang miko kedalam mobil. karena kegaduhan yang mereka buat, semua orang berkumpul melihatnya. sepuluh menit pun berlalu dan terdengar segerombolan orang-orang yang sangar dengan sepeda motornya memasuki area kontrakan dan membuat semua orang ketakutan.

Mereka turun dan menghampiri mahfud. ketua geng yang tak asing lagi wajahnya di mata miko berteriak dengan lantang.

"SIAPA YANG SUDAH MENGGANGGU ANGGOTAKU? APAKAH SUDAH BOSAN HIDUP!!! " teriaknya.

"kakak... anak muda itulah yang telah menghinaku. tolong kakak dan teman-teman memberi pelajaran atas nama geng kita... " ucap mahfud sembari menunjuk ke arah miko yang sedang mengangkat kotak berisi barang terakhirnya.

miko yang melihat wajah ketua preman segera menyapa.

"yo... kita berjumpa kembali... bagaimana usaha mu sekarang??? tampaknya kamu merekrut anggota yang tak berkompeten?... " sapa miko.

Mendengar suara yang tidak asing ditelinga seketika membuat bulu kuduk semua rombongan menjadi berdiri tak terkecuali ketua geng. bahkan raut wajahnya berubah pucat dan berkeringat ketika miko datang menghampiri dirinya.

"ehhh bosss... yah bisnisku akhir-akhir ini berjalan sesuai harapan. soal itu... maafkan aku karena anak buah ku mengganggu boss. aku pasti memberi hukuman padanya karena telah mengganggu boss... BERI DIA PELAJARAN KARENA TELAH MENGGANGGU BOSS!! MULAI HARI INI DIA BUKANLAH ANGGOTA KITA. " ucap ketua preman lalu kemudian menatap dingin kearah mahfud.

Segerombolan itu segera mengerumuni mahfud lalu menghajarnya tanpa ampun. mahfud babak belur hingga mengompol dicelana. mahfud berteriak histeris meminta ampun pada miko namun tak dihiraukan. ia benar-benar telah salah menyinggung orang hingga menerima karmanya. ketua preman pun pamit beserta anggotanya sambil menyeret mahfud yang diikat dibelakang motor. sungguh nasib yang buruk menimpanya. semua orang yang melihat kejadian itu segera pergi ketakutan.

Anggota geng buster kini telah pergi dan miko pun juga telah membereskan barang-barang nya ke dalam mobil. ia lalu izin pamit dan berterimakasih kepada ibu lina karena selama ini telah menerima dan memperbolehkan miko tinggal dikontrakkan. setelah itu miko dan Irina pun berlalu pergi meninggalkan kontrakan menuju rumah barunya...

***

Miko dan Irina disambut oleh Melissa ketika sampai dirumah. iapun segera mengenalkan Irina kepada Melissa. namun, miko tidak menjelaskan kalau Irina baru saja bercerai dengan mahfud. sepintas melissa terlihat sedikit kesal dengan miko karena miko menyewa irina yang akan bekerja sebagai pembantu dirumah barunya.

"harusnya tak perlu pembantu miko... cukup aku saja yang merawatmu... " Gumam Melissa.

karena Melissa hanya tinggal di toko kue dan belum mempunyai rumah, miko juga menawarkan Melissa untuk tinggal dirumah ini. itulah mengapa ketika mendengar irina akan menjadi pembantu, sontak membuat Melissa sedikit kecewa terhadap miko.

"oh iya aku lupa, karena hari ini adalah hari pertama tinggal di tempat baru aku akan pergi untuk membeli makan malam. kalian berdua istirahatlah... " ucap miko lalu pergi meninggalkan Melissa dan irina.

Irina mendekati Melissa merasa ada suatu kesalahpahaman pada dirinya. iapun duduk tepat disamping Melissa.

"Melissa... mbak tahu apa yang Melissa pikirkan. miko adalah orang yang baik. sudah beberapa kali mbak ditolong olehnya. aku dan suamiku baru saja bercerai siang tadi dan aku diusir dari kontrakan. miko menolongku dan menawarkan pekerjaan ini karena merasa kasihan melihatku. dan juga miko bilang ia tidak terlalu ingin kamu kewalahan karena banyak kerjaan dan akan merepotkanmu. " jelas Irina.

Melissa pun mengerti mengapa miko membawa Irina dan menjadikannya sebagai pembantu. Melissa merasa lega karena miko memikirkan dirinya. apakah miko juga memiliki perasaan yang sama terhadap Melissa?. semua itu belumlah pasti. namun, perlahan Melissa akan tahu seiring berjalannya waktu. iapun memeluk Irina dan ketika miko datang, mereka makan malam bersama dengan perasaan hati senang. senang karena kembali mempunyai tujuan hidup, senang karena perlahan cintanya terbalas, dan satu lagi senang karena bisa membantu orang lain.....