Tak ingin lagi diremehkan oleh teman-temannya, seorang bocah berusia enam tahun nekad mencari 'Ayah Darurat' sempurna; tampan, cerdas, dan penyayang.
Ia menargetkan pria dewasa yang memenuhi kriteria untuk menjadi ayah daruratnya. Menggunakan kecerdasan serta keluguannya untuk memanipulisi sang pria.
Misi pun berjalan lancar. Sang bocah merasa bangga, tetapi ia ternyata tidak siap dengan perasaan yang tumbuh di hatinya. Terlebih setelah tabir di masa lalu yang terbuka dan membawa luka. Keduanya harus menghadapi kenyataan pahit.
Bagaimana kisah mereka? Akankah kebahagiaan dan cinta bisa datang dari tempat yang tidak terduga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emergency Daddy 33.
Prang!
"Anggi?!" Sekar segera mendekat pada putrinya. Ia meraih tangan Anggita cepat dan membawa putrinya untuk beranjak menjauh dari pecahan kaca yang berserakan. "Kau kenapa, Sayang? Kenapa bisa ceroboh seperti ini?!"
Sekar langsung memanggil asisten rumah tangga mereka untuk lekas menyingkirkan serpihan kaca itu sebelum ada yang terluka karena tajamnya.
Anggita masih terkejut. Lepasnya gelas minuman dari tangannya malah semakin menambah gemuruh yang tiba-tiba saja dadanya rasa.
"Perasaanku...tidak enak, Ma," adunya pelan seraya menatap Sekar. "El...," lanjutnya lagi. Entah kenapa pikirannya penuh dengan putranya yang saat ini berada di sekolah.
"Tenanglah, Sayang. El akan baik-baik saja. Nathan pasti bisa menjaganya," yakin Sekar. Ia mengusap punggung Anggita.
Namun tidak berpengaruh pada Anggita. Wanita itu masih merasakan cemas serta takut yang kuat. Nama sang putra terus mengisi penuh ruang kepalanya, ia tidak tenang, hingga dering ponsel mengambil alih perhatian Anggita. Ia lekas mengangkatnya, dan sedetik kemudian mendapatkan kabar jika ternyata sang putra sudah berada di tangan ayah kandungnya-Ivan.
Ponsel itu lepas dari genggaman, jatuh membentur lantai. Bersamaan dengan raungan Anggita yang menangis menyebut nama Elvano. Sebuah hantaman yang tak terlihat mampu memukul kuat dada sekaligus pikiran Anggita yang dari tadi cemas akan keadaan putranya.
Sekar juga terkejut mendengar kabar itu. Ia memeluk Anggita, berusaha membuat putrinya tenang, meski tahu hanya akan sia-sia. Wanita itu terus menangis sebelum akhirnya tertatih bangkit untuk segera beranjak, Anggita ingin menyusul putranya, ia harus menyelamatkan Elvano.
*
*
*
"Kau tidak akan berhasil. Rencanamu untuk melenyapkanku tidak akan pernah berhasil!"
"Diam, bocah sialan!!" teriak Ivan berang. Tangan pria itu juga sudah bergerak cepat melayangkan belati miliknya pada Elvano, bersamaan dengan teriakan seseorang...
"Tutup matamu!! Elvano Abraham!!"
Bugh!
Bocah kecil itu langsung menurut, meski netra polos Elvano sudah sempat menangkap benda tajam kini tengah melesat ke arahnya.
My emergency dad finally came, gumam Elvano dalam benaknya dengan mata tertutup. Telinga kecilnya bergemuruh samar saat benda tajam itu melesat cepat, melewati dan menancap tepat di pohon yang ada di belakang tubuh kecil Elvano.
Nyaris, belati itu mengenai putranya, tapi Nathan jauh lebih dulu melayangkan tendangan pada lengan Ivan, membuat lemparan pria bajingan itu meleset.
Keributan terjadi, Elvano yang masih menutup mata itu hanya mampu mendengar pukulan serta umpatan yang silih berganti dilayangkan, antara ayah daruratnya dan...ayah kandungnya. Namun pikirannya jauh ditarik untuk mengingat kembali kata-kata Nathan saat mengantar ia ke sekolah, sampai akhirnya ia bisa tenang saat menghadapi ancaman Ivan.
Flashback on~~
"Elvano Abraham," panggil Nathan pelan.
Elvano yang duduk di kursi penumpang bagian depan itu menoleh pada pria yang sering kali menyebut namanya dengan lengkap.
Saat ini mereka sudah tiba di BIS, namun Elvano tak langsung keluar dari dalam mobil setelah melihat Nathan yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu padanya.
"Daddy mau membuat pengakuan padamu." Nathan terdiam sesaat, memperhatikan wajah polos bocah yang kini menatapnya dengan lekat.
Sedari awal Nathan merasa ada sesuatu dalam diri Elvano yang entah apa, tapi cukup kuat untuk bisa menarik simpatiknya. Bocah itu hanya menatapnya saja, Nathan sudah bisa merasakan berbagai perasaan; kesedihan, sepi, rindu dan sebuah harapan terbungkus rapi dalam kepolosan netra itu.
"Daddy mencintai mommymu. Sangat mencintainya." Elvano tersenyum mendengar Nathan yang mengaku mencintai sang ibu. "Daddy tidak pernah merasakan cinta seperti ini; penuh dengan rasa takut, dan semakin membuat Daddy tidak ingin kehilangan mommymu. Sepertinya cinta Daddy sudah terlalu besar."
Elvano terkekeh bersamaan dengan Nathan yang juga tertawa dengan ucapannya.
"Jangan katakan pada mommymu tentang rahasia ini! Bisa-bisa dia melayang dan lupa pulang."
Elvano kembali tertawa, ia memberikan anggukan atas larangan Nathan untuk tidak memberi tahu Anggita sebesar apa cinta daddy daruratnya.
"Son."
Elvano sangat menyukai ketika Nathan memanggilnya seperti itu, termasuk saat menyebut keseluruhan namanya, hati bocah kecil itu merasakan hangat dan adanya sebuah perlindungan yang seharusnya Elvano dapatkan dari ayah kandungnya.
"Mommymu banyak sekali menyimpan rahasia."
Raut wajah Elvano berubah, ia juga mengubah posisi duduknya dan menunduk.
"Kau juga merasakannya?"
Elvano mengangguk. "Mommy tidak pernah mau mengatakan siapa ayahku." Salah satu rahasia yang disimpan rapat oleh Anggita dari putranya. "Aku yakin semua penjagaan ini berhubungan dengan dia, mungkin sekarang dia tengah mengawasiku."
Nathan terdiam. Tentang ayah Elvano dan seperti apa sifat pria itu sudah Anggita ceritakan semua padanya, tapi ada rahasia lain yang saat ini ingin Nathan kejar. Ia ingin pria bajingan itu keluar dan berhadapan langsung dengannya.
"Jika dia ada di hadapanmu suatu saat nanti, jangan pernah takut! Bukankah sekarang sudah ada Daddy." Nathan mengacak rambut perak Elvano, memancing agar bocah itu tidak larut dalam kesedihannya.
Membuat Elvano mengangkat wajah dan tersenyum. "Yes...my emergency Dad, always there for me."
Nathan semakin terkekeh, ia tiba-tiba merasa seperti super hero untuk Elvano.
"Jangan pernah takut lagi! Daddy akan selalu ada untukmu. Ingat itu!" tekan Nathan berulang kali.
Elvano mengangguk cepat. Ia bergerak untuk memeluk erat Nathan. Pria yang sudah berjanji padanya akan selalu ada dalam situasi tersulit Elvano.
Flashback off~~
Elvano tersenyum mengingat hal itu. Nathan menepati ucapannya, super heronya kembali datang dan ada untuk menyelamatkan ia dari niat buruk...ayahnya. Tanpa sadar, air mata Elvano mengalir pelan dari sudut kelopak kecil yang masih terpejam.
Kini Elvano akhirnya tahu ayah kandungnya, akhirnya ia bertemu dengan pria yang menghadirkan dirinya ke dunia, ayah sebenarnya...yang dengan lantang mengatakan jika tidak menginginkan kehadirannya.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak guys😉
Tolong kalian amankan Elvano sebentar, karena setelah ini akan terjadi keributan besar antara pria-pria tampan🙈
mau komen apa dari karya ini, entahlah. Tapi gregetnya itu lho...
kesel ia,, ngakak iya... lengakp amat sih buat karyanya..
sukses selalu untuk karya luar biasamu Kak Diana.. semoga karyamu semakin bersinar❤️❤️❤️🥰🥰🥰