Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naluri Seorang Ibu
Hujan masih mengguyur bumi saat mobil hitam metalik mewah berhenti di depan rumah Lisa. David turun lebih dulu, menggunakan payung untuk melindungi Lisa dari air hujan sampai teras rumah.
“Bapak apaan sih?” protes Lisa keras. Bagaimana ia tidak speechless kalau direktur utama perusahaan rela jas mahalnya basah demi dirinya yang hanya seorang staff admin?
“Apaan gimana? Masa cuma mayungin doang salah? Ini hujan deras banget loh!”
“Udah tau aku, Pak! Tapi nggak perlu berlebihan gitu kali,” ungkap Lisa sambil merapikan rambutnya yang terbang karena angin. Ia tiba-tiba menepuk jidat karena tidak bersikap formal dengan menyebut aku untuk kata ganti dirinya.
David sadar sekali dengan perubahan sikap dan cara bicara Lisa begitu tiba di rumah. Ia pun tersenyum setulus mungkin agar gadis incarannya tak merasa sungkan.
“Apanya yang berlebihan? Ini kan biasa dilakukan pria pada wanita yang numpang mobilnya. Biasa juga dilakukan dirut ke pegawai yang bekerja di perusahaan yang sama. Lagian kalau kamu basah trus masuk angin, trus besok cuti kerja … selain aku, perusahaan juga ikut rugi!”
Sungguh Lisa ingin menjerit, ingin meluapkan emosinya saat itu juga. Ia ingin mengingkari hatinya yang menghangat oleh sikap dan gombalan receh bosnya. Kenapa? Karena hal romantis dan manis seperti itu belum pernah dilakukan Reza untuknya.
Lisa biasa turun sendiri dari mobil Reza saat banjir dan badai sekalipun. Reza tidak akan mau repot membukakan pintu, apalagi memayungi dirinya dengan alasan apapun.
“Hah? Biasa dilakukan dirut ke pegawai? Dirut perusahaan mana yang mau melakukan hal konyol begitu, Pak?”
Lisa mulai terbawa arus, mulai halu karena menganggap David tulus padanya. Padahal ia tahu betul kalau sikap David dipicu oleh sebuah ajian pengasihan.
Ibu Lisa muncul dari pintu yang baru terbuka dan menatap terkejut ke arah dua sosok yang sedang berdebat di teras.
“Lisa? Kenapa baru pulang?”
“Nggak dapat taksi, Bu!”
“Kamu nggak naik bus kantor?”
“Ketinggalan gara-gara keasyikan ngobrol sama Nina!”
“Trus ini siapa?” tanya Bu Maryam curiga. Ia mengalihkan pandangan pada pria berjas mahal, dengan dasi yang sudah dikendurkan.
Lisa nyengir tak bersalah pada ibunya. “Ini Pak David, Bu. Beliau ini atasan di kantor. Kebetulan tadi pas hujan deras, aku nggak dapat taksi sampai hampir malam, jadi Pak David berbaik hati nganterin pulang.”
David tersenyum hangat, mengangguk dengan sedikit membungkuk, dan menyapa Bu Maryam dengan sopan. “Selamat sore, Bu. Saya David. Kebetulan cuaca sedang buruk dan rumah saya searah dengan Lisa, jadi saya ajak bareng daripada kemalaman!”
“Maaf, jadi merepotkan. Terima kasih banyak, Pak David! Ayo masuk dulu, silahkan!” Bu Maryam membuka pintu lebih lebar dan segera bergeser, memberi jalan pada bosnya Lisa agar mau singgah barang sebentar.
“Saya langsung pulang saja, Bu! Agak basah soalnya,” tolak David halus. “Senang sekali bisa mampir dan berkenalan dengan ibu!”
Bu Maryam mengangguk penuh kesan positif. Mengucapkan terima kasih sekali lagi dan tersenyum ramah saat Lisa melambaikan tangan.
“Bosmu sopan sekali.”
“Begitulah,” sahut Lisa.
“Jarang ada atasan yang segitu perhatiannya sama anak buah. Ibu kira tadi Reza, ternyata bukan! Kamu kenapa nggak diantar Reza?”
“Mas Reza ada kerjaan di luar kantor dari siang, jadi langsung pulang. Nggak balik kantor lagi,” jawab Lisa dengan ekspresi muram.
Bu Maryam melirik Lisa yang masih memandangi lampu mobil David yang berkerlip di tengah hujan. “Sudah berapa lama ya Reza nggak nongol di sini?”
“Mas Reza sekarang sibuk, Bu!”
“Ada dua bulan ya, Lis? Apa tiga bulan? Kayaknya udah lama banget ibu nggak ketemu Reza!”
Lisa menghembuskan nafas lelah, malas menjelaskan situasi rumitnya dengan Reza. “Dia belum ada waktu senggang buat main kesini, Bu!”
“Kalian kan mau nikah tahun depan, harusnya Reza lebih sering kesini, bukan malah sibuk sendiri. Ibu khawatir dia lupa jalan ke rumah ini, Lis!”
“Maksud ibu?” tanya Lisa langsung menatap wajah ibunya.
“Kamu pasti mengerti apa yang sedang ibu bicarakan! Ya sudah kamu mandi dulu. Nanti dilanjut sambil makan ngobrolnya.”
“Iya, Bu!” Lisa menjawab tanpa semangat. Ia paham apa yang diutarakan ibunya, dan memang Reza sudah lama tak berkunjung ke rumahnya.
Bu Maryam menghentikan langkah, menoleh ke arah Lisa yang masih termangu menatap hujan. “Tapi … kalau kamu merasa lebih cocok dan nyaman dengan atasanmu tadi, ibu setuju, Lis!”
“Ibu iiiih! Kenapa jadi bahas Pak David?”
“Memangnya kenapa? Bosmu yang bernama David itu kelihatan lebih dewasa, kharismatik, berwibawa, sopan, dan mobilnya jauh lebih bagus dari punya Reza!”
“Astaga ibuk…! Pak David itu direktur utama perusahaan, wajar kalau mobilnya mewah. Mas Reza kan cuma manager, jadi ya begitulah … tapi aku cintanya sama yang manager, Bu!” terang Lisa gundah gulana. Berusaha meyakinkan diri kalau hubungannya dengan Reza akan membaik setelah ajian sukmo kenongo tidak salah sasaran lagi.
“Iya terserah kamu. Ibu doakan kamu dapat yang terbaik! Tapi … ibu lebih sreg kalau kamu sama David. Dia pasti bisa ngemong kamu sebagai istri.”
Lisa menaikkan alisnya, tak percaya kalau ibunya semudah itu suka dengan pak bos. “Pak David itu duda anak satu, Bu! Tahun ini usianya empat puluh.”
“Yang penting itu … dia bukan suami orang, Lisa!” sahut Bu Maryam kalem. Tidak terkejut dengan fakta yang disampaikan putrinya.
“Ibu matre betul!” gerutu Lisa. “Kalau Pak David bukan direktur, apa ibu akan tetap setuju aku sama pak duda itu?”
Bu Maryam membela diri dengan bersikap bijak, “Ibu hanya melihat karakter yang berbeda antara Reza dan David. Mungkin ini hanya naluri seorang ibu kalau ibu lebih sreg ke David daripada Reza. Kamu bisa mengabaikannya kalau nggak setuju. Kamu bebas memilih siapa yang akan mendampingimu nanti.”
Lisa mendekat dan mencium pipi ibunya dengan gaya manja, “Ibuku memang yang terbaik!”
“Tapi ibu tetap lebih sreg kamu sama David,” ujar Bu Maryam tak mengurangi antusiasnya. Seolah tak rela putrinya memilih Reza.
“Ya ampunnn! Ibu kenapa sih, kok jadi kayak kena pelet pak bos?”
Bu Maryam hanya tersenyum lembut. “Mandilah!”
Lisa berjalan menuju kamar sambil memeriksa ponsel, karena bunyi notifikasi pesan yang masuk secara beruntun dari Nina. Bukan pesan chat, melainkan beberapa foto dan video singkat.
Mata Lisa terpaku menatap layar ponsel. Dadanya mendadak sesak. Tampak jelas foto Reza–kekasih yang baru saja ia bela di depan ibunya, tengah makan malam bersama Viona di sebuah restoran mewah.
Lisa bisa melihat tawa dan tatapan keduanya dalam salah satu video itu melukiskan kedekatan dan kemesraan. Layaknya muda-mudi yang sedang kasmaran.
Perut Lisa langsung mual, diikuti darah yang sepertinya mendidih di seluruh tubuh saat melihat video kekasihnya menyusuri mall bersama si toge pasar sambil bergandengan tangan.
Foto terakhir menunjukkan Reza dan Viona yang sedang memilih jam tangan di sebuah toko.
Rasa marah, kecewa dan cemburu mengaduk batin Lisa. Gawainya jatuh dari tangan. Tubuhnya gemetar, air mata meleleh di pipi, dan tangisnya pecah tanpa bisa dibendung lagi.
Bersambung,
temen yg super konyol masabiya mau dipelet yg pke seumur hidup hadeh
lama kelamaan juga reza pasti nyesel lis apalagi kalo kualitas kamu makin bagus..
jd selama ajian belum berakhir pepet trroos mas dave nya jd pas ajian itu kadaluarsa mas dave udh ngerasa nyaman ama kamu lisa..dan kalaupun reza kembali hushus hempas jauh2 mantan bastard mu itu😆😆😆
salah soal masa expired tuh pelett. bener tak sih...
seratus juta little kiss hemm, gimna klo......
meledak lis🤣🤣🙈🙈