NovelToon NovelToon
Sayap-Sayap Bisu

Sayap-Sayap Bisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Novel romantis yang bercerita tentang seorang mahasiswi bernama Fly. Suatu hari ia diminta oleh dosennya untuk membawakan beberapa lembar kertas berisi data perkuliahan. Fly membawa lembaran itu dari lantai atas. Namun, tiba-tiba angin kencang menerpa dan membuat kerudung Fly tersingkap sehingga membuatnya reflek melepaskan kertas-kertas itu untuk menghalangi angin yang mengganggu kerudungnya. Alhasil, beberapa kertas terbang dan terjatuh ke tanah.

Fly segera turun dan dengan panik mencari lembaran kertas. Tiba-tiba seorang mahasiswa yang termasuk terkenal di kampus lantaran wibawa ditambah kakaknya yang seorang artis muncul dan menyodorkan lembaran kertas pada Fly. Namanya Gentala.

Dari sanalah kisah ini bermulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30

Alangkah terkejutnya Fly melihat seseorang yang tengah bersimpuh seorang diri di tengah jalan raya yang sepi. Ia yang sudah mengorbankan tumpangannya tadi agar bajunya tidak basah, kini ia justru membiarkan pakaiannya basah kuyup untuk melihat seseorang yabg menjerit tadi.

Langkahnya tampak ragu untuk mendekat. Hanya dengan melihat punggungnya, Fly sudah mengetahui siapa yang tengah menangis di tengah-tengah hujan deras itu.

Fly menarik napas panjang. Ia memantapkan tekad untuk mendekat. Lantas memegang pundak orang itu.

“Cua, apa yang terjadi?” Dada Fly seperti dihujani peluru ketegangan.

Ia sebenarnya sangat khawatir akan reaksi Cua setelah melihat seseorang yang seolah datang sebagai pahlawan. Lagi-lagi ia merasakan, dunia begitu sempit. Benar kata Aza.

Cua tidak menoleh. Ia justru menjerit semakin kencang. tentu saja sebab ia juga sudah mengetahui siapa pemilik suara itu, dengan tangan yang menempel hangat pada pundaknya. Ia tak ada gairah untuk menempatkan Fly sebagai musuhnya kali ini.

Setelah beberapa saat membiarkan Cua menjerit sepuasnya, akhirnya Fly meraih tangan Cua. Lalu dibantunya untuk berdiri. Cua juga hanya menurut pasrah dan mengikuti langkah Fly yang membawanya ke tempat teduh.

“Aku tidak tahu bagaimana tempat seperti ini bisa membuatku bertemu denganmu. Padahal masih banyak penghuni wilayah ini yang lebih memiliki kemungkinan besar untuk menemukanku. Namum, malah kamu yang datang entah dari dunia mana,” ujar Cua.

Tatapan Cua kosong, bibirnya menggigil, rambutnya kusut dan ada beberapa bekas luka di sekujur tubuhnya.

“Aku juga tidak mengerti, mengapa aku rela menyuruh ojek itu pergi karena aku masih ingin berteduh hingga hujan reda. Nyatanya, aku malah membiarkan diriku basah kuyup hanya karenamu.”

“Barangkali kepergian cowok sialan itu membuat hati nuraniku sedikit terbuka untuk tidak menghempaskan genggamanmu itu.” Cua berkata.

“Tentu saja. soalnya bekas genggaman tangan cowok jahat itu udah hilang oleh guyuran air hujan yang deras. Pilihanmu sudah tepat dengan berlama-lama di tengah-tengah basah,” jawab Fly.

“Aku bahkan belum memberi tahu apapun kepadamu. Kamu malah jadi sok tahu begitu.”

“Cowok sialan. Dua kata itu sudah menjelaskan semuanya. Luka-luka itu. kau pikir aku baru hidup kemarin pagi? Sudah banyak kasus seperti ini yang aku saksikan sejak masa sekolah. Hubungan toksik.”

“Benar. Aku cewek bodoh. Tertawalah sepuasnya sekarang. Ini adalah saat yang sangat tepat untuk balas dendam dengan cewek pengganggu sepertiku. Tertawalah! Kamu sudah mengetahui sisi terbodohku.”

“Aku hanya tertawa karena hal lucu. Bukan karena hal bodoh.”

Cua sudah menjalankan hubungan tidak sehat sejak SMA. Ia sering dianiaya oleh pacarnya. Meskipun demikian, ia tetap bertahan sampai bertahun-tahun. Tidak ada yang tahu akan hal itu, kecuali Rafiqa. selama ini, Cua selalu menampakkan dirinya sebagai seseorang yang menyebalkan dan suka sekali mencari masalah. Semua orang yang mengenalnya sudah tahu perangainya yang demikian.

Sampai pada hari ini tiba. Lelaki itu memutus hubungan dengan Cua. Lelaki itu melesat pindah ke luar negeri setelah meraup begitu banyak harta Cua. Sudah lama sekali Cua diperas seperti itu, namun ia tetap saja bertahan. Kerasnya hubungan itu pula yang membentuk watak Cua begitu keras. Ditambah orang tuanya yang jarang memberikan perhatian karena kesibukannya. Cua juga tidak dekat dengan saudara-saudaranya. Sekalipun ia berjumlah lima bersaudara. Ia tak pernah merasakan keluarga yang harmonis, sekalipun hartanya tak pernah kekurangan.

“Apakah Rafiqa sering menyuruhmu berhenti?” tanya Fly.

“Pastinya. Aku selalu ke rumah Rafiqa setiap kali tubuhku terluka.”

Fly menampakkan wajah berpikir sejenak.

Cua memahami maksud Fly, “Tentu saja setiap ke rumah bak surga itu aku selalu memakai pakaian sopan dan mengenakan kerudung.”

“Sejak kapan kamu bersahabat dengan Rafiqa?”

“Sahabat?”

“Iya. Rafqa bilang kamu adalah sahabatnya.”

“Sial, orang itu. Saat seperti ini dia malah bikin aku salah tingkah. Sedangkan aku yang selalu merenung karena nggak pantas punya sahabat sesempurna dia. Aku hanya akn membawa pengaruh buruk padanya. Ia adalah teman masa kecilku. Sejak TK, kami sudah bermain bersama.”

“Tidak mungkin. Justru sebaliknya, ialah yang memberikan pengaruh baik. Buktinya, sampai sekarang ia masih seperti itu. persis seperti yang kamu deskripsikan waktu KKN. Seseorang yang benar-benar solehah di matamu. Dia yang kamu maksud adalah Rafiqa, ‘kan?”

“Aduh, kamu memang sangat berbahaya, Fly. Ucapan yang bahkan aku sendiri tidak ingat sampai kamu mengatakannya. Aku yakin dia jauh lebih suka bersahabat denganmu. Sosok yang setara dengannya. Sama-sama dekat dengan agamanya.”

“Tidak, Cua. Bersahabat itu tidak harus setara. Aku juga masih jauh dari kata setara dengannya. Lagipula, sahabatku ‘kan Yui. Beda suku, beda agama pula. Tapi kami saling menganggap. Aku tahu bahwa kamu juga menganggapnya demikian.”

Cua tersenyum, sambil menatap lekat pada Fly. Untuk pertama kalinya, Fly melihat Cua yang begitu manis tanpa niatan untuk menebarkan masalah baru padanya.

Baru beberapa jam yang lalu Fly mengunjungi rumah mewah, kini ia kembali mengunjungi rumah mewah lainnya. Kali ini milik Cua. Ia tak habis pikir, mengapa orang-orang bisa tinggal di rumah yang dari dulu hanya ada dalam khayalannya. Tapi ia tak pernah dengki. Sebab ia tahu, semua orang telah ditetapkan rezekinya. Termasuk ibu-ibu ojek online yang ia berikan uang itu.

Karena waktu magrib sudah dekat, akhirnya Fly memutuskan untuk ke rumah Cua dulu. Ia tak jadi ke tempat yang dijanjikan dengan Yui. Ia meminta maaf sebesar-besarnya, namun Yui langsung memintanya untuk mengirim alamat Cua. Yui akan turut bermalam di rumah Cua.

Di kamar Cua, Fly dan Cua melaksanan salat magrib. Fly menjadi imam dan membacakan ayat demi ayat dengan merdu hingga tanpa sadar air mata Cua menetes. Hidayah itu selalu bisa menjemput siapa pun. Pada malam itu, merupakan awal mula doa sahabat Cua diijabah. Ya, Rafiqa. Ia senantiasa berdoa agar Cua segera berubah. Ia sangat menyayangi Cua. Bagaimanapun, dulu Cua sering sekali membantu dan melindungi Rafiqa. sewaktu kecil, Cua adalah anak tomboy yang tidak pernah takut terhadap anak laki-laki yang mengganggunya. Berbeda dengan Rafiqa yang menakut dan cengeng. Sehingga ia senantiasa bersembunyi di balik punggung Cua.

“Aku lelah mewarnai rambutku. Lama-lama aku bosan,” ungkap Cua setelah melepas mukenanya.

“Lalu?”

Cua menunduk. Memandangi sejadah yang tidak selalu ia pakai di lima waktu salat. Lantas mengusapnya. Benar-benar lembut. Juga nyaman. Tidak perlu kasur empuk. Ia merasa akan nyaman untuk tidur di atasnya.

“Aku selalu melihatmu dengan warna-warna yang berbeda di kepalamu. Tidak perlu bolak-balik salon. Cukup disetrika rapi dan dipasang sesuka hati. Aku ingin memakai kerudung juga, Fly. Tolong ajari aku cara memakainya dengan benar.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!