Semenjak Ceo, majikan Crystal North, Paman anak asuhnya, mendapat kecelakaan lalu-lintas, pria itu jadi berubah 180 derajat.
Pria dingin, yang selalu menindas Crystal, karena hasutan seorang wanita licik, yang ingin mendapatkan perhatian Ceo tersebut, berubah menjadi pria yang hangat, dan selalu memperhatikan Crystal.
Crystal tidak tahu apa yang terjadi, ia bahkan di lamar pria dingin itu, untuk menjadi istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13.
Karena risih melihat Jackson terus saja memandang nya, Crystal membawa Oscar untuk keluar dari ruang VIP tersebut.
"Mau kemana?" tanya Valerie kepada Crystal, saat akan membuka pintu ruang pasien.
"Mau cari angin, sekalian cari makan, Nyonya!" sahut Crystal sembari menggenggam tangan Oscar dengan erat.
"Oh, sekalian beli juga untukku, perutku juga sudah mulai lapar!" kata Valerie.
"Aku juga mau!" tiba-tiba Jackson menyahut, ingin di belikan makanan juga.
"Belikan saja makanan yang lembut untuknya, misalnya bubur, atau roti saja!" sahut Valerie.
"Mama, aku juga mau makanan yang berat, yang ada dagingnya!" protes Jackson, karena ia merasa, perutnya tidak akan kenyang hanya memakan bubur.
"Kamu baru saja siuman, sudah yang aneh-aneh permintaannya, tidak boleh!" tolak Valerie dengan tegas.
Crystal menutup pintu, setelah Valerie tidak mengatakan apapun lagi. Ia pun membawa Oscar ke kantin rumah sakit.
Sepanjang jalan menuju kantin, pikiran Crystal kembali teringat dengan tingkah aneh Jackson, yang terus saja memandang ke arahnya.
"Ada apa dengannya?" gumam Crystal bingung, "Kenapa dia terus saja memandang ku, apakah dia masih merasa kesal padaku, karena bertengkar dengan kekasih masa kecilnya?"
"Mama, aku mau cake itu!" sahut Oscar menunjuk satu bolu cake pada etalase roti, saat mereka telah sampai di kantin.
"Baik!" angguk Crystal.
Setelah Crystal membayar semua makanan mereka, ia membawa Oscar untuk menikmati cake pesanan anak asuhnya itu, pada salah satu meja dalam kantin tersebut.
Crystal memesan susu hangat untuk Oscar, lalu mereka pun makan sebelum kembali lagi ke ruang inap Jackson.
Sementara itu di dalam ruang inap Jackson.
Erwin menyampaikan rapat yang harus di pandu Jackson, dan karena keadaan Jackson, ia terpaksa melakukannya lewat konfrensi video, melalui layar laptopnya.
Valerie tadinya menolak saran Jackson, untuk memandu meeting tersebut.
Karena masalah proyek pembangunan hotel bintang lima, yang sedang mereka bahas, terpaksa Valerie membiarkan Jackson, melakukan meeting melalui online tersebut.
Valerie duduk di sofa menunggu Crystal dan Oscar, sembari membaca majalah kesehatan.
Sementara Erwin, tetap berada di samping Jackson, untuk menunggu arahan berikutnya, yang akan di arahkan Jackson, setelah Bosnya itu selesai rapat.
-Aku tidak menyangka, setelah cukup lama tidak bertemu dengannya, dia terlihat begitu tampan dan gagah!-
Tiba-tiba Jackson mendengar suara pikiran Crystal, sedang terpesona dengan seseorang.
Membuat Jackson membeku di tempatnya, dan mendadak tidak fokus mengikuti meeting yang sedang berlangsung.
-Aku tidak menyangka, ternyata ia menyukainya!-
Reflek kepala Jackson menoleh ke arah pintu, ia merasa tidak nyaman dengan suara pikiran Crystal, yang membuat dia tidak fokus sama sekali.
Pembicaraan yang sedang berlangsung melalui layar laptopnya, tidak di simaknya lagi.
Tidak berapa lama, pintu kamar rawat inapnya terbuka, dan masuklah Crystal bersama Oscar, membawa dua bungkusan dalam tangan Crystal.
Mata Jackson lekat memandang Crystal, dengan raut wajah yang ceria, dan baru selesai tersenyum.
Jackson tidak melihat ke arah laptop lagi, karena kehadiran Crystal, yang membuat Jackson menjadi aneh, setelah mendengar suara pikiran Crystal.
Baru saja Crystal meletakkan bungkusan, yang ia beli dari kantin, pintu kamar pasien kembali terbuka.
"Jackson.. oh syukurlah! akhirnya kamu siuman, aku mengkhawatirkan kamu!" sahut Audrey menyelonong masuk, tanpa memperdulikan siapa saja di dalam kamar pasien tersebut.
"Kamu! kenapa datang lagi! aku sudah peringatkan kamu jangan datang, ternyata kamu tidak mendengar apa yang ku katakan?!" sahut Valerie berang, dengan nada tinggi melihat Audrey, yang menghambur ke tempat tidur pasien.
Audrey menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Valerie, -Sial! wanita tua ini ternyata masih berada di sini! waktu yang tidak tepat aku datang, ck! menyebalkan!-
Mata Jackson terbelalak, terkejut bukan main, mendengar suara ketus dalam pikiran Audrey, mengumpat Ibunya.
Rasanya Jackson tidak percaya, ia juga dapat mendengar suara, yang ada dalam pikiran Audrey.
Audrey yang berupaya mengejar cinta Jackson, terpaksa dengan cepat merubah nada bicaranya, selembut mungkin, dan bersikap sopan santun.
"Ta.. Tante, ma.. maaf, aku tidak tahu kalau anda berada di sana, aku sangat mengkhawatirkan Jackson, hingga tidak bisa berdiam diri di rumah!" ujar Audrey dengan suara sedih.
Mata Jackson kembali terbelalak, ia tidak menyangka, ternyata teman masa kecil, yang ia anggap wanita yang begitu lembut, ternyata bermuka dua.
Bersambung.....
lanjut