Lord Of The Seven Lights

Setelah mengeringkan diri, aku meninggalkan kamar mandi dan menyalakan laptopku.

\=\=

□ Statistik Variabel

[Kekuatan 2.35]

[Stamina 2.48]

[Kecepatan 3.6]

[Persepsi 3.7]

[Vitalitas 2.2]

[Kekuatan Sihir 1.8]

\=\=

Seperti yang diharapkan, aku telah tumbuh banyak. Tentu saja, itu masih pada level ‘seorang pria yang rajin berolahraga’. Tetapi pada tingkat ini, tidak akan lama bagiku sebelum aku bisa mengambil harta karun di area gunung Peaceful City. Bagaimanapun, hadiah sebenarnya dari Dungeon di tempat itu bukan hadiah penyelesaian, melainkan hadiah tersembunyi.

Wiing, Wiing...

Aku menyalakan smartwatch-ku sebelum menuju ke kelas dan langsung di sambut oleh pesan anonim.

[Hei, Retard.]

[Pengecut, bersiaplah untuk patah tulang belakang dalam ujian pertempuran yang akan datang. Aku akan menonaktifkanmu dan...]

“Orang-orang ini lagi.”

Sepertinya... aku adalah sasaran intimidasi. Aku punya beberapa tebakan tentang siapa penghasutnya, tapi aku tidak yakin. Tapi tentu saja, sesuatu pada tingkat ini tidak cukup untuk merusak mentalku yang telah bertahan di tepi garis kematian dan hidup hingga titik ini. Seperti kata pepatah, anak-anak pada akhirnya hanyalah anak-anak.

Setelah memblokir dua orang bodoh yang mengirimiku pesan, aku berjalan keluar. Tapi ada kata-kata yang tertulis di papan nama di luar pintuku. Retard, Pecundang, Pushover...

Ada satu lagi, tapi tulisan tangannya terlalu buruk untuk kukenali. Itu telah diukir dengan kekuatan sihir untuk menghindari deteksi CCTV. Untuk saat ini, aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kelas akan dimulai sepuluh menit lagi, aku harus bergegas sebelum terlambat.

*

Aku membuka pintu kelas.

“Oh, kamu disini, pecundang?”

Tiba-tiba, beberapa anak yang bahkan tidak kukenal namanya memukul kepalaku. Aku mulai sedikit kesal. Tentu, itu hanya anak-anak yang menjadi anak-anak, tetapi aku memastikan untuk mengingat wajah mereka. Lelucon tentang kalian, semakin kalian menggertakku, semakin banyak aku mendapatkan SP.

“Apa? Kamu marah?”

Aku tidak menanggapi.

Fermin, aku mengingat nama di nametag-nya dan mengabaikannya. Aku berjalan melewati beberapa taruna yang mencibir dan duduk di kursiku yang biasa. Saat itu, mataku bertemu dengan Luna. Tapi dia tidak menunjukkan permusuhan yang sama seperti sebelumnya. Dia menatapku agak pahit sebelum berbalik.

“Hai teman-teman, hasil ujian untuk Analisis Alam Fenomena sudah keluar.”

Pada saat itu, Elric masuk dengan setumpuk gulungan besar. Numbers masih memiliki kebiasaan tradisional. Hasil dari ujian tertulis, baik kecil maupun besar, ditempelkan di poster-poster besar di depan umum. Elric memasang poster-poster itu sementara taruna lain mengerang.

Hasilnya adalah seperti ini.

Peringkat 1. Griss, peringkat 2. Iris Melian...

Clakck..

Suara yang mirip dengan sumpit yang patah menjadi dua terdengar. Aku mengintip ke belakangku. Dua bagian pena digulung di atas meja. Di sebelah mereka adalah pemilik pena yang di duga, Iris, sedang menatap hasil ujian dengan linglung. Mulutnya setengah terbuka seolah-olah dia sangat terkejut.

“... Oh, benar.”

Saat itulah aku mengingat pengaturan yang telah kubaca dalam daftar setting penulis. ‘Untuk setiap ujian tertulis, baik kecil maupun besar, Iris tidak pernah tersingkir dari posisi pertama.

*

Asosiasi Pahlawan, meski lembaga itu didirikan melalui gabungan antara banyak pihak, menara utama Asosiasi Pahlawan tetap berada di kekaisaran Ultimatia. Akibatnya, sebagai salah satu fakultas yang didirikan oleh Asosiasi, pengajaran Numbers secara alami diberikan dalam bahasa Ultimatia. Bahkan, sejumlah profesor dari negara asing juga mengadakan kelas mereka dalam bahasa Ultimatia.

Meskipun pengucapan dan kemampuan linguistik mereka agak berbeda, bahasa di setiap negara pada dasarnya adalah sama. Itu adalah bahasa yang diturunkan dari generasi ke generasi oleh nenek moyang mereka ‘bahasa manusia’. Yah, meskipun karena beberapa tempat mungkin memiliki bahasa berkembang milik mereka sendiri, perbedaan akan selalu ada.

Karenanya, beberapa orang sering mengeluhkan tentang, ‘bahasa asing tetaplah bahasa asing’. Hanya karena asal mereka sama, bukan berarti setiap orang menguasainya. Bagi orang asing, bahasa Ultimatia masih merupakan bahasa yang sulit untuk dikuasai.

Tapi bahkan dengan kelemahan tersebut, Iris dapat memahami apa yang dikatakan profesor dan dapat menulis sebagian besar jawaban yang ada pada ujian. Sangat mudah untuk melihat seberapa banyak usaha yang dia lakukan untuk belajar.

Sebagai anggota keluarga kerajaan, dia berusaha untuk mempertahankan tingkat keanggunan dan martabat tertentu. Dia ingin menjadi pahlawan yang sempurna baik dalam teori maupun pertarungan. Ini semua dilakukan demi menulis buku teks untuk Akademi Pahlawan di kerajaan Melian.

Wajar jika warga Melian fanatik dengan Iris. Mereka bangga, mengatakan bahwa sudah waktunya bagi Pahlawan peringkat Master lahir di kerajaan Melian.

Pahlawan peringkat Master mengacu pada 70 Pahlawan paling brilian di dunia. Saat ini, 33 dari 70 Pahlawan ini adalah warga kekaisaran Ultimatia, sementara 18 orang dari kekaisaran Harlow, dan 9 dari kerajaan Tabor. Sedangkan untuk kerajaan Melian, itu hanya dua orang, yang bahkan masih diperdebatkan karena mereka baru memperoleh kewarganegaraan 15 tahun yang lalu.

Karena itu, warga kerajaan Melian terus memperhatikan setiap berita tentang Iris, yang mereka harapkan akan menjadi simbol negara mereka.

Untuk menanggapi harapan ini, Iris tidak tidur lebih dari dua jam sehari. Tapi ‘rekor’ yang dia pertahankan melalui semua upaya ini rusak hari ini.

Iris tidak sedih, hanya khawatir dan menyesal. Tentu saja, hasil dari satu ujian tertulis tidak mungkin menyebar ke Melian, tapi ‘Analisis Alam Fenomena’ adalah topik yang sulit bahkan untuknya. Kesenjangan antara dia dan tempat pertama kemungkinan tidak akan berubah untuk sementara waktu.

“...”

Pada saat itu, Iris merasakan tatapan tertuju padanya. Itu dari seorang pria berpenampilan rata-rata. Dia tidak tahu namanya, tapi dia merasakan tatapan taruna lain jatuh pada pria itu. Segera, Iris menyadari bahwa pria itu adalah Griss. Pria itu berbalik menghadap ke depan kelas, tetapi Iris ingat wajahnya.

Iris mulai menginginkan buku catatan yang ada di depannya.

**

Ada sedikit kegemparan pada kenyataan bahwa aku mendapat tempat pertama dalam ujian tertulis ‘Analisis Alam Fenomena’, topik yang dikenal luas sebagai salah satu yang paling sulit di Numbers. Iris tidak banyak bicara, tetapi profesor secara pribadi memujiku meskipun itu adalah profesor yang berbeda dari yang mengajar kami di hari jumat.

“Saya juga telah melihat lembar jawaban kadet Griss. Pengetahuan dan visinya sangat mengesankan untuk sedikitnya. Saya berharap taruna lain dapat mempelajari semangat belajarnya. Sekali lagi, teori sangat penting.”

Itulah yang dikatakan profesor. Dari sudut pandangku, ini sangat tidak nyaman. Bagaimanapun juga, aku segera pergi begitu kelas berakhir. Aku punya banyak hal yang harus dilakukan hari ini. Tidak, aku memiliki banyak SP untuk dibelanjakan.

Aku tidak dapat menimbun SP lagi jika aku ingin melindungi diri dari acara mendatang. Sekarang, setelah busur kedua dimulai, Numbers bukan lagi tempat yang aman. Beberapa Arcanist seharusnya sudah memasang jebakan di dalam akademi.

Untuk menjelaskan secara singkat tentang Arcanist, mereka adalah manusia yang membuat kontrak dengan iblis. Sebagai ganti jiwa manusia, iblis memberi mereka kekuatan. Secara alami, iblis berperingkat lebih tinggi memberikan kekuatan yang lebih kuat.

Tapi jika manusia membentuk kontrak ini, dia hanya akan menjadi setengah iblis, sebuah boneka tanpa kecerdasan. Anjing Lucius dari museum adalah contoh dari jenis ini.

Berkat kekuatan sihir Lucius, pria itu telah memperoleh kekuatan yang cukup untuk melawan Leon, tapi dia kehilangan akal sehatnya karena ditelan oleh amarah. Bahkan dia tidak berhasil menyelesaikan misi yang diberikan tuannya kepadanya. Jika dia mengabaikan Leon dan membunuh target yang diinginkannya, Lucius akan puas.

Jadi, bahkan jika itu lebih sulit untuk dicapai, iblis menyukai orang-orang yang tubuhnya memiliki kekuatan sihir yang cukup, namun kekuatan mentalnya kurang berkembang. Secara alami, taruna adalah target yang sempurna.

Karena itu, aku merasa perlu untuk menyiapkan senjata lain. Jika aku bertemu dengan Arcanist dalam kondisiku saat ini, aku tidak punya harapan untuk bertahan hidup.

“Hmm...”

Aku duduk di kursi sambil menatap layar laptopku. Untuk saat ini, aku berencana untuk menambahkan pengaturan ke Desert Eagle. Aku mendapatkan banyak SP berkat usaha Luna dan Zealot.

[Fungsi transformasi ditambahkan ke Desert Eagle. Pistol ke Shotgun 12-gauge]

—Kondisi : Membutuhkan kekuatan sihir Stigma.