1. Kecelakaan fatal yang tanpa sengaja di alaminya saat dirinya akan melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya. Kecelakaan itu sampai membuat gadis yang di tabraknya menjadi lumpuh dan kehilangan masa depan hingga dirinya harus bertanggung jawab ( Selingan pembuka kisah )
2. Persahabatan dan persaudaraan di masa lalu antara Letnan Sakti dan Letnan Jatmiko membuat Letnan Jatmiko menikahi seorang gadis dalam keluarga tersebut namun gadis itu teramat sangat membencinya hingga dirinya memilih untuk pergi dan mengalah daripada keluarga yang telah membesarkan namanya menjadi tidak harmonis.
Seiring berjalannya waktu, luka menganga di hati Bang Jatmiko perlahan terobati dengan hadirnya tambatan hati namun sang mantan kembali di tengah mereka.
SKIP bila tidak sanggup bersinggungan dengan konflik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Cerita masa lalu.
"Abangmu sampai nggak sadar. Sebenarnya apa maumu, Niar..!!" Bentak Papa Arma tak sabar lagi dengan ulah putrinya.
"Salah sendiri Bang JJ menerobos mobil. Niar hanya mau tabrak Bang Seno." Jawab Niar tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Kalau Bang JJ mati, bagaimana???? Dasar anak bo*oh..!!!!" Kepala Papa Arma sampai terasa ngebul memikirkannya.
Papa Kurowo selesai mengobati luka Letnan JJ. Pria gagah itu masih belum sadarkan diri dan pingsan tanpa daya di sofa ruang tamu rumah Bang Sakti. Mama Nadia ikut memijati kaki putranya, beliau sampai menangis. Di hari beliau tidak pernah membedakan sekalipun Bang JJ bukan putra kandungnya.
"Kamu keterlaluan sekali Niar..!!" Mama Nadia terisak-isak sedih.
Kinan melirik Bang Seno meminta penjelasan. Tau arah mata sang istri sedang menghakiminya, Bang Seno pun menarik nafas panjang.
"Di bilang masalah besar, tidak juga. Tapi di bilang masalah kecil.. juga tidak terlalu besar." Jawab Bang Seno lirih. Entah kenapa kali ini perasaannya begitu cemas jika Kinan akan kembali marah padanya.
"Ada masalah apa?" Papa Arma sampai ikut bereaksi.
Sudah sampai seperti ini, mau tidak mau Bang Seno angkat bicara meskipun semua terasa konyol dan mengoyak harga dirinya. "Saya pacaran sama Niar..!!"
"Apaa????"
Bang Sakti yang baru tau duduk permasalahannya sampai mengangkat tangannya hendak menghajar sahabatnya yang bagai buaya darat itu.
"Kau dan JJ sama saja, mata keranjang kalau lihat perempuan. Niar ini adik ku, Sen..!!" Teriak Bang Sakti tidak terima.
"Itu dulu, lama sekali. Tapi dendamnya Niar masih mendarah daging sampai sekarang..!!" Kata Bang Seno.
Kinan terisak mendengar pernyataan suaminya.
"Ampun dek, Abang minta maaf..!! Ini semua terjadi sudah sangat lama."
"Berarti selain sama Mbak Nanda, Abang juga ada hubungan dengan Niar??" Tanya Kinan.
Bang Seno menunduk tak berani menjawabnya, dan semua itu seakan menunjukan kebenaran yang ada.
buugghhh..
Bang Sakti menendang dada Bang Seno karena terlalu kesal. "Banyak tingkah kau Sen. Apa saja yang sudah kamu lakukan???"
"Nggak ada." Jawab Bang Seno terbata.
Tendangan dari Bang Sakti membuat Kinan berteriak histeris. Papa Arma pun menahan putranya agar tidak lagi melakukan kekerasan.
"Kamu Niar.. rawat Abangmu baik-baik. Kamu yang buat, kamu juga yang selesaikan..!!!" Perintah Papa Arma.
...
Bang Jatmiko tersadar dan memercing merasakan sesak di dada, kepalanya pun terasa pening.
"Nih, obatnya..!!" Niar melempar bungkus obat di samping Bang Jatmiko.
"Yang baik, Abang adukan juga nih sama Papa..!!" Ancam Bang Jatmiko.
"Cckk.. dasar tukang ngadu."
Bang Jatmiko tersenyum tipis namun terasa licik melirik Niar yang sedang sibuk menyiapkan obat untuknya.
"Aarghh.. Ma_maaa.. nafasku sesak sekali Ma. Dadaku sakiit..!!" Rintih Bang Jatmiko kemudian menggelinjang bak orang kesakitan.
Terdengar suara langkah kaki Mama dan Papa. Mama segera merespon putranya dan jelas saja Papa Arma langsung memarahi Niar bahkan kali ini Bang Sakti pun ikut berlari.
"Apalagi yang kamu buat??? Abangmu sakit karena ulahmu juga, Niar..!!!!! Cepat oleskan salepnya di dada Abangmu..!!!!!"
Niar tak lagi membantah dan segera mengoles salep memar di sekitar dada Bang Jatmiko yang membiru.
Bang Sakti terus menangkap tatapan mata saudara angkatnya pada adik perempuan nya. Jelas ia pahami tatapan mata itu bukan tatapan antara kakak untuk adiknya melainkan tatapan mata pria dewasa untuk lawan jenisnya.
Papa dan Mama segera meninggalkan Niar karena disana ada Bang Sakti yang menunggunya.
"Mana lagi yang sakit?" Tanya Niar.
"Disini..!!!" Bang Jatmiko mengarahkan tangannya untuk mengusap dadanya, tepat di bawah dadanya yang memar membiru. "Sakit sekali. Sudah lama Abang tahan." Katanya.
"Perhatikan batasmu J..!!!" Tegur Bang Sakti.
Bang Jatmiko tersenyum tipis. "Ayolah, ganteng. Kau ini sulit sekali di ajak bercanda." Imbuhnya.
Bang Sakti pun meninggalkan ruang tamu dengan rasa geram dan masuk ke dalam kamarnya bersama Annel.
***
"Bawa Niar pulang, Pa..!!" Pinta Bang Sakti di pagi hari sebelum kedua orangtuanya kembali pulang ke tempat dinasnya.
"Katanya Niar ingin disini, alamnya indah." Kata Mama Nadia.
"Jangan, bawa saja..!!"
"Kenapa sih Bang?? Niar bisa tinggal sama kita." Imbuh Annel yang dalam beberapa jam saja sudah bisa dekat dengan adik iparnya.
"Sekali tidak, ya tidak..!! Bawa Niar pulang..!!"
"Urusan Niar dan Seno sudah Papa selesaikan. Apalagi yang kamu permasalahkan. Apa harus tinggal dengan JJ???" Pancing Papa Arma.
"Apalagi dengan JJ. Dia tidak bisa di percaya Paaaa..!!!!" Bang Sakti sampai kehilangan selera makan.
Seluruh anggota keluarga tidak habis pikir dengan kelakuan Bang Sakti yang tidak seperti biasanya.
...
Bang JJ menengadah menatap langit luas. Kejadian semalam membuatnya tidak bisa beraktivitas berat. Terbayang wajah Niar yang membuat dadanya terasa sesak. Tak berapa lama air matanya menetes membasahi pipi.
"Aku ikhlaskan jika suatu saat nanti kamu menemukan pria yang selama ini kamu impikan. Namun selama kamu belum mendapatkankannya, sampai kapanpun aku juga tidak akan 'mencari dan mendekati' wanita lain." Gumamnya.
Flashback POV Bang Jatmiko on..
"Alhamdulillah.." Papa Arma bersujud syukur menangis sejadi-jadinya karena akhirnya beliau bisa mendapatkan bayi perempuan yang 'mungkin' begitu di idamkan selama ini.
Setelah Sakti, Aku dan Brajamusti lahirlah sosok kecil Nuansa Senja Imaniar.
Kala itu aku belum memahami mengapa aku yang notabene 'saudara' dari Sakti memiliki bulan kelahiran dan tahun yang sama, hanya saja aku terlahir di tanggal satu hari sebelum Sakti terlahir. Ku pikir saat itu, aku dan Sakti adalah anak kembar. Hingga peristiwa besar terjadi di rumah kami.
#
Aku baru pulang sekolah, siang hari di hujan petir menyambar. Kulihat sosok wanita setengah baya memohon di rumah dinas Papa Arma.
"Tolong kembalikan anak kami..!!" Pintanya pada Papa Arma.
Mama Nadia menangis tak ingin melepaskan seseorang yang di tunjuk wanita setengah baya tersebut.
Aku dan Sakti saling menatap, usia kami yang tengah berada dalam fase peralihan membuat kami beradu nyali untuk mencari jati diri, masih tinggi akan keegoisan.
Wanita setengah baya itu menoleh padaku dan Sakti, kemudian beliau membalik telapak tanganku lalu memelukku dengan kencang.
"Anak ku. Anak ku sudah besar kau rupanya. Ini Mama..!!"
Aku mundur beberapa langkah tidak paham, yang ku tau berarti.. aku bukanlah putra Armabar.
"Cukup.. cukuupp..!!!!!" Teriak Mama Nadia. "Jangan ambil anak ku dariku..!!!"
Hatiku hancur berkeping. Aku bukanlah putra Armabar yang hebat, aku juga tidak terlahir dari rahim ibu yang penuh kasih. Kenapa??????
.
.
.
.