NovelToon NovelToon
Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sekarani

Tari tiba-tiba jadi buronan debt collector setelah kekasihnya menghilang berbulan-bulan. Tari dipaksa melunasi utang Rp500 juta meski dirinya tak pernah mengajukan pinjaman sepeser pun.

Putus asa mendapat ancaman bertubi-tubi hingga ingin mengakhiri hidupnya sendiri, Tari mendadak dapat tawaran tak terduga dari Raka.

Pewaris keluarga konglomerat tersebut berjanji melunasi utang yang dibebankan kepada Tari jika gadis itu mau menjadi istrinya. Raka bahkan bersedia membantu Tari balas dendam pada sang kekasih.

Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sekarani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kreditur dan Debitur

"Anda tidur di sofa?"

Tari bertanya pada Raka yang berjalan menuju sofa sambil memeluk bantal. Pria itu cuma menganggukkan kepala, lalu menata tempat tidur daruratnya. Selain bantal, sebelumnya dia juga sudah mengambil cadangan selimut di lemari.

"Tadi pagi saya bangun dalam kondisi memeluk kamu. Awalnya saya bingung, tapi lalu ingat apa yang saya lakukan ke kamu sebelumnya," ungkap Raka sambil merebahkan tubuhnya.

"Saya takut bakal melakukan hal serupa lagi dan bikin kamu nggak nyaman, jadi sementara kita tidurnya begini saja," imbuh Raka.

Tari yang duduk bersandar pada tumpukan bantal di ranjang memandang ke arah Raka. Suaminya itu tampak tengah menatap langit-langit dengan posisi tangan dilipat ke belakang menjadi bantalan.

"Kenapa kamu tidak membahas itu sama sekali hari ini? Sungkan?"

Nyaman.

Tari menjawab pertanyaan Raka dengan begitu lugas, tetapi cuma berani dalam hati.

Jika tahu ceritanya, Sandra pasti menyebut Tari sudah tidak waras, tetapi itulah yang dia rasakan. Mulanya dia memang panik, terlebih saat Raka mengecup jemarinya. Namun, ketika masuk dalam dekapan Raka, rasanya hangat.

Detak jantung Raka yang terdengar teratur secara magis terasa menenangkan. Tari merasa dilindungi dan nyaman. Setelahnya, Tari benar-benar bisa tidur nyenyak, bahkan baru bangun lewat pukul 10 pagi.

"Saya pikir Anda hanya mengigau dan tidak ingat apa pun, makanya saya diam," kata Tari pada akhirnya.

Raka sebenarnya berharap Tari menyuruhnya tidak tidur di sofa. Dia siap naik ranjang kapan pun. Hanya saja, dia cukup tahu diri. Raka sadar, cuma dia yang menginginkan interaksi yang lebih intim dengan sang istri.

Tari jelas membangun tembok yang tinggi lewat caranya memanggil Raka dengan sebutan 'Anda'.Tari bahkan membahas perihal perpisahan pada malam pertama mereka.

Bagaimana cara merobohkan tembok itu tanpa membuat empunya terdorong membangun dinding beton setelahnya? Salah langkah, bisa-bisa Raka malah kehilangan Tari.

"Tari, bisa panggil saya dengan lebih kasual?" tanya Raka memecah keheningan yang tercipta begitu saja.

"Maksud Anda?"

"Nah, jangan seperti itu," tegas Raka dengan suara yang tetap terdengar lembut. "Bisa gunakan panggilan lainnya? Saya cuma menggunakan kata 'Anda' saat bicara dengan rekan bisnis saya dan kamu bukan mereka."

Tari sekali lagi melihat ke arah Raka. Pria terlihat sudah memejamkan mata biarpun masih terjaga.

"Bagi saya, Anda juga bukan rekan bisnis, tapi kreditur. Saya adalah debitur Anda," kata Tari.

Ucapan Tari membikin Raka langsung membuka matanya lebar-lebar. Kenapa Tari sangat senang membahas hal yang ujungnya soal Rp500 juta lagi dan lagi?

"Berapa kali kita harus membahas ini?"

Mendengar nada bicara Raka yang agak meninggi, Tari tahu kalau pria itu kesal.

Raka mengubah posisinya menjadi menyamping, membuat dirinya beradu pandang dengan Tari.

"Tari, perkara Rp500 juta itu mestinya sudah tutup buku. Kamu sudah memberikan apa yang saya inginkan untuk membuatnya impas. Sejak awal, saya tidak pernah meminta kamu mengembalikan apa pun. Saya cuma minta kamu jadi istri saya. Ingat?"

Tari cuma diam, lalu memutus kontak mata terlebih dulu dengan menundukkan kepalanya.

"Kita bukan kreditur dan debitur, Tari. Kamu tidak berutang sepeser pun. Saya menyelesaikannya tanpa mengeluarkan uang satu Rupiah pun."

"Bagaimana caranya? Bagaimana bisa masalah Rp500 juta selesai tanpa uang sepeser pun?" tanya Tari sangsi.

Tari bertekad terus membahas hal yang sama setiap kali dia punya kesempatan untuk itu. Jika tidak, dia akan terus merasa janggal dan mencurigai Raka.

"Jika Anda jadi saja, Anda pasti juga merasa aneh," ujar Tari siap berargumen.

"Hari itu, Anda datang di detik terakhir. Masalah tiba-tiba beres, lalu terjadilah pernikahan ini."

Tari diam sejenak dan Raka memilih melakukan yang sama. Dia tahu Tari belum selesai bicara, hanya butuh jeda untuk mengendalikan emosinya.

"Apa Anda bersekongkol dengan mereka?" tuduh Tari.

Tuduhan itu kemudian dibantah sendiri oleh Tari. "Tidak masuk akal," katanya sambil tersenyum sinis.

Tari mengumpulkan segenap keberanian untuk kembali menatap lawan bicaranya.

"Kenapa orang seperti Anda bersekongkol dengan orang seperti mereka hanya demi menikah dengan orang seperti saya?"

Lagi-lagi ekspresi itu. Tari kembali mendapati Raka yang memandangnya dengan sorot mata sayu syarat kepedihan. Apa ucapan Tari sebegitu menyakitkan bagi Raka?

"Tari, jangan gunakan kata 'hanya' dalam kalimatmu seperti apa yang kamu bilang barusan," tutur Raka. 

"Kamu adalah segalanya bagi saya …."

*** 

Bukan Australia atau Eropa, siapa sangka Tari membuat Raka keringatan mendirikan tenda di tepi Waduk Sermo, Kulonprogo. Ada banyak penginapan estetik di pegunungan menoreh, tetapi Tari memilih berkemah di pinggir danau.

Seluruh keluarga kaget bukan main saat tahu Tari hanya ingin jadi wisatawan domestik. Tentu saja keindahan Jogja memang tidak ada habisnya, tetapi bukankah bulan madu mestinya serba lebih dari biasanya?

Mereka semakin ketar-ketir ketika Tari juga tidak memilih satu pun destinasi mewah. Tidak ada rencana menginap di hotel berbintang, malah maunya kemah.

Raka cuma menurut saja saat Tari mengajaknya sarapan di warung kopi terkenal di area Kaliurang. Jaraknya cuma 10 menit perjalanan dari kediaman Keluarga Bhaskara, tetapi Raka tak pernah makan di sana. Antrenya bisa minimal dua jam, buang-buang waktu saja.

Tari adalah orang pertama yang membuat Raka mau lama-lama berdiri hanya demi sarapan sayur lodeh dan telur dadar.

Untungnya, sesuai klaim Tari, makanan rumahan di warung itu memang enak. Tidak seenak bikinan neneknya, tetapi rasanya memang istimewa.

Oh, mungkin karena Raka makan bersama orang yang istimewa baginya. Jadi, apa pun yang dia santap, rasanya pasti enak.

Makan siang mereka juga tak kalah ajaib. Tari lagi-lagi mengajak Raka jajan kuliner viral, kali ini di Godean, area barat Jogja. Mereka pun kembali antre hingga hampir dua jam demi dua porsi ramen yang untungnya lumayan cocok dengan selera Raka.

Dalam perjalanan menuju Kulonprogo selepas makan siang, Raka sebenarnya biasa saja saat Tari bilang ingin berkemah. Mereka bisa menyewa tenda, lengkap dengan segala fasilitas berkemah yang menurutnya sangat murah.

Memang benar Tari menyewa paket wisata berkemah yang paling lengkap, tetapi sang istri tidak mau membayar lebih untuk mendirikan tenda dan menata segalanya. Kata Tari, lebih seru kalau mereka menyiapkan semuanya sendiri.

"Kenapa kamu sangat suka camping? Ini bukan pertama kalinya, 'kan? Kamu pernah ke sini sebelumnya bareng sahabatmu itu."

Raka merebahkan dirinya di atas rerumputan. Setelah segala drama mendirikan tenda, saatnya menunggu senja tiba.

"Oh, jadi Anda juga tahu kalau saya suka berkemah dan pernah ke sini dengan Sandra," ujar Tari yang bergabung duduk di samping suaminya.

"Anda benar-benar tahu banyak hal soal saya. Sejujurnya, itu mengerikan. Apa saya benar-benar menikah dengan seorang penguntit?"

1
Fitria Agustina
makin penasaran, sebenarnya saat terjadi peristiwa apa yg menimpa raka lalu tari menolongnya
Sekarani
maaf yaa menunggu lama/Hey/
Fitria Agustina
di tunggu lanjutannya thor..
R. Danish D
ah sakit telinga, tolong
R. Danish D
baru mulai udh kissu kissu
tapi aku suka gaya penulisan authornya
Sekarani: makasih yaaaa
semoga betah bacanya sampai ending nanti❤
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. Ceritanya keren.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan.
semangat menulis terus ya
Sekarani: wah makasih yaaaa /Smile//Smile//Smile/

semangat dan sukses selalu untuk kita🔥
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal thor..
Sekarani: halo! makasih udah mampir kak/Heart/
total 1 replies
Sekarani
Halo! Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat adalah karya pertamaku di NovelToon /Heart/

Terima kasih untuk dukungannya! Semoga suka dengan kisah yang disajikan /Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!