Hingga Akhir Waktu

Kerajaan Negara Api

Pangeran Shieru mensarungkan pedang setelah melakukan latihan rutin malamnya seperti biasa. Lalu berjalan menghampiri wadah air sambil menyeka keringatnya.

‘’Karena sudah lama tidak pernah melihat Pangeran, aku jadi hampir tidak mengenalinya saat kembali ke istana.’’

‘’12 tahun bukan waktu yang singkat, apalagi Pangeran tumbuh di luar istana.’’

‘’Tapi tidak disangka, Pangeran yang dulunya begitu imut, sekarang tumbuh menjadi pria tampan.’’

‘’Dan juga terlihat sangat dewasa. Aku jadi semakin penasaran bagaimana dengan Tuan Putri nanti.’’

‘’Kalau itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Kecantikannya sudah mutlak di antara Tiga Dunia.’’

Pangeran Shieru yang mendengarnya hanya tersenyum sebelum berjalan pergi.

......................

Langit yang gelap gulita membuat sinar bulan begitu terang sehingga menandakan malam semakin larut. Tidak lama kemudian, muncul dua pria yang melayang di udara sambil menatap akademi dari jauh di atas.

‘’Jadi di sinilah titisan Dewa Iblis berada?’’ tatap Bakemono.

‘’Ayo bawa Yang Mulia pergi dari tempat yang tidak layak ini,’’ kata Akuryo.

Tanpa membuang waktu, kedua pria itu pun melayang dan hendak masuk. Namun, tubuh mereka tiba-tiba terpental jauh saat masih ada jarak 500 m dari gerbang.

‘’Apa yang terjadi?’’ bingung Akuryo yang berhasil mendarat dengan baik.

Bakemono mengerutkan dahi hingga kedua matanya hitam menyala. Dilihatnya sebuah tabir menyelimuti akademi yang sebelumnya tidak terlihat. ‘’Mereka memasang penghalang.’’

Mendengar hal itu membuat mata Akuryo juga hitam menyala. ‘’Benar. Ck! Mereka tidak sebodoh yang aku kira.’’

‘’Kalau begitu hanya ada satu cara. Penghalangnya harus dihancurkan,’’ kata Bakemono menyodorkan tombaknya.

Muncul kilatan hitam dari ujung tombak sebelum ditembakkan ke arah akademi. Namun sama seperti tadi, serangannya juga ikut terpental.

‘’Aku akan mencobanya,’’ kata Akuryo dengan mata hitam menyala sambil mengulurkan sebelah tangan dan serangannya juga tidak membuahkan hasil.

Tidak ingin menyerah, kedua pria itu pun diselimuti chakra hitam sebelum memberi serangan bertubi-tubi untuk menghancurkan penghalang.

’’Aduh, kalian sungguh keras kepala untuk menerobos masuk.’’

Bakemono dan Akuryo terhenti lalu mencari sang pemilik suara.

‘’Aku ada di atas.’’

Keduanya mendongakkan kepala hingga melihat Shinigami duduk di salah satu dahan pepohonan raksasa sebelum pria itu sudah berdiri di depan mereka.

‘’Apa ini? Bukankah beberapa saat yang lalu, kalian sudah pergi? Kenapa kembali lagi? Aha! Jangan-jangan setelah memberitahu penguasa baru kalian, dia terlalu tidak sabar dan akhirnya menyuruh kalian untuk membawanya?’’ kata Shinigami.

Bakemono dan Akuryo memasang wajah bodoh.

‘’Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya lagi?’’

‘’Selain itu, memangnya dia juga bukan penguasamu?’’

Shinigami menyilangkan kedua tangan di depan dada. ‘’Kembalilah. Masih belum waktunya kita membawa Dewa Iblis ke Dunia Bawah.’’

‘’Apa maksudmu?’’ tanya Akuryo.

‘’Titisan Dewa Iblis terlahir dengan kutukan takdir. Dia masih harus merasakan rasa sakit dan kebencian tidak berujung,’’ jawab Shinigami.

‘’Tapi Akuma-sama memerintahkan kami untuk segera membawanya,’’ kata Akuryo.

‘’Kalian ini kalau diberitahu juga banyak bicara. Dengarkan saja perkataanku. Selain itu kalian juga tidak akan bisa memasuki akademi ini,’’ kata Shinigami.

Akuryo tersenyum remeh. ‘’Memangnya kau sendiri bisa melewatinya?’’

Sebelah alis Shinigami terangkat. Tidak lama kemudian, ia sudah berada di atas gerbang akademi membuat kedua pria tadi terbelalak.

‘’Bagaimana bisa? Seharusnya dia juga terpental seperti kita saat masih ada 500 m dari gerbang,’’ tatap Akuryo.

‘’Humphehe, aku adalah Pria Nomor Satu di dunia. Tidak ada yang bisa menghalangiku,’’ kata Shinigami.

Melihat hal itu membuat Bakemono menghela nafas. ‘’Harus menunggu sampai kapan?’’

‘’Tidak perlu terburu-buru. Hari itu akan tiba dengan sendirinya. Baiklah, aku sengaja menunggu kalian untuk mengatakan hal ini, jadi aku pergi dulu. Nanti aku kehabisan sake(arak). Oh iya, beritahu Akuma-chan kalau dia tidak perlu menungguku pulang. Sampaikan saja salamku padanya!’’ teriak Shinigami melayang pergi sambil melambai-lambaikan tangan.

Akuryo memasang wajah bodoh. ‘’Ternyata dia memang sudah tahu kita akan datang, tapi masih berpura-pura. Sungguh pria yang suka membuat drama panjang.’’

‘’Dibandingkan hal itu. Akuma-sama pasti akan marah sebentar lagi,’’ kata Bakemono.

......................

Sementara itu Putri Kamiai terbangun sambil mengusap matanya karena ingin buang air kecil. Ia pun bangkit dan berjalan keluar dalam kondisi setengah tidur.

Sang putri menyusuri koridor sambil mengusap matanya hingga tanpa sengaja melihat sosok Satan berdiri di teras depan sambil mendongakkan kepala.

‘’Apa yang dia lakukan malam-malam begini di luar?’’ tanya Putri Kamiai.

Satan yang tiba-tiba mendengar suara langkah kaki mendekat membuatnya langsung menoleh.

‘’Hhah?! Kenapa kau tiba-tiba berbalik? Membuat orang kaget saja,’’ kata Putri Kamiai mengelus dada.

‘’Kenapa kau ada di sini?’’ tanya Satan.

‘’Harusnya aku yang mengatakan hal itu. Kenapa kau ada di sini dan tidak tidur?’’ tanya Putri Kamiai.

‘’Tadi, aku dari habis kamar mandi,’’ kata Satan.

‘’Kalau dari kamar mandi, kenapa kau sampai di teras depan?’’ habis pikir Putri Kamiai.

‘’Banyak tanya. Kau sendiri ma—‘’

‘’Oh tidak, aku harus pergi ke kamar mandi. Kau juga kembalilah sebelum ada yang melihatmu di sini,’’ kata Putri Kamiai sambil berlari kecil karena sudah tidak tahan lagi.

Satan memasang wajah bodoh sebelum kembali mendongakkan kepala. ‘’Apakah aku salah lihat? Jelas-jelas aku melihat seseorang berdiri di puncak gerbang dari jendela kamar mandi. Kenapa sudah menghilang?’’

Tidak ingin ambil pusing, ia pun berjalan pergi. ‘’Mungkin Yang Mulia ini hanya salah lihat.’’

......................

[Dunia Bawah]

Bugh!

Bakemono dan Akuryo hanya memejamkan mata setelah mendengar suara itu.

‘’Pria tua itu … Aku benar-benar ingin mencekiknya saat ini juga!’’ kesal Akuma setelah mendengar keseluruhan cerita.

Ia kemudian menatap dua pria di hadapannya. ‘’Dia sudah repot-repot menampakkan diri dua kali, kenapa kalian tidak mengikatnya atau menyeretnya dengan paksa?’’

‘’Kekuatan Shinigami berada di level yang berbeda. Bahkan jika aku dan Akuryo melawannya, kami berdua tetap tidak akan menang,’’ kata Bakemono.

Akuma menarik nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya secara tertahan. ‘’Kenapa Shinigami menyembunyikan hal sebesar ini dariku?’’

‘’Tunggu, jangan bilang Shinigami….’’

‘’Ada apa Bakemono?’’ tanya Akuryo.

‘’Aku baru menyadari sesuatu. Shinigami mungkin berpikir jika kita mengetahui hal ini lebih cepat, sudah jelas kita akan menjemput Dewa Iblis yang baru lahir di bumi. Jadi, dia baru mengatakannya saat Dewa Iblis ada di Gunung Shinju agar kita tidak bisa membawanya pergi,’’ kata Bakemono.

‘’Artinya, Shinigami memang tidak ingin kita membawa Dewa Iblis ke Dunia Bawah. Tapi kenapa?’’ bingung Akuryo.

Apa yang direncanakan pria tua itu lagi? Ck, kata Akuma dalam hati.

‘’Akuma-sama?’’ panggil Bakemono.

‘’Para manusia itu memiliki tradisi, kan? Dengan mengirim anak 7 tahun ke akademi untuk menjalani pendidikan selama 12 tahun. Kita akan menunggu ... Dewa Iblis harus dibangkitkan untuk menebus kekalahan telak jutaan tahun lalu,’’ kata Akuma.