Lastri merupakan seorang gadis desa miskin, yang baru saja lulus dari sekolah SMA.
Sebulan yang lalu Lastri mendapatkan tawaran bekerja dari tetangganya untuk bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di Jakarta.
Lastri langsung menerima tawaran bekerja itu, tanpa berfikir panjang. Mau melanjutkan untuk kuliah pun, Lastri tidak akan mampu. karena ke dua orangtuanya telah lama meninggal dunia.
Selama ini Lastri tinggal bersama Tante Retno, adik perempuan ibunya. Kebetulan Lastri merupakan anak yang cerdas dan juga pintar. Hingga Lastri mendapatkan beasiswa hingga Lulus SMA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AULIA KHAIRIN NISA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
" Iya Tante, Lastri janji suatu saat nanti Lastri akan mengambil semua hak Lastri yang diambil oleh keluarga Ayah yang gak bermoral itu. Tega - teganya mencuri milik Ibu Lastri. Lastri janji Tante, akan merebut semuanya dari tangan orang - orang jahat itu ," ujar Lastri dengan tekad yang bulat.
" Iya sayang, Tante minta. Kalau seandainya nanti, keluarga Ayah Kamu menemui kamu dan meminta tanda tangan kamu. Tante harap kamu jangan mau ya sayang. Karena mereka itu licik mereka pasti akan merubah sertifikat yang mereka kuasai itu sayang," jawab Tante Retno dengan wajah sendu.
" Assalamu'alaikum ," panggil suara itu dari luar.
" Siapa ya Tante, yang berkunjung malam - malam seperti ini ?," tanya Lastri penasaran.
" Suaranya sepertinya sangat familiar sekali. Sebentar Tante intip dulu siapa yang datang Sayang ," jawab Tante Retno lembut.
" Iya Tante ," ujar Lastri pelan.
Saat Tante Retno mengintip dari balik gorden. Wajah Tante Retno seketika pucat pasi dan tubuhnya langsung menegang seketika. Tante Retno berusaha memundurkan badannya dan menuju ke arah Lastri di ruang televisi.
" Siapa Tante yang datang ?," tanya Lastri penasaran.
" Lastri kamu bisa gak keluar rumah ini dari belakang. Dan bersembunyi dulu di kebun belakang rumah Budhe Santoso terlebih dahulu. Disana kan ada gubuk kecil yang biasanya buat istirahat ," jawab Tante Retno dengan suara terbata - bata.
" Memangnya kenapa Tante ?," tanya Lastri keheranan.
" Bahaya Lastri kalau kamu sampai ketahuan mereka. Nanti Tante jelaskan. Kamu bawa ponsel kamu. Nanti setelah tamunya pulang. Kamu Tante kabari. Dan jangan lupa bawa senter ya sayang. Biar gak gelap kamunya ," titah Tante Retno dengan wajah yang pucat.
" Baiklah Tante, Lastri akan turuti semua perintah Tante Retno. Tante baik - baik ya di rumah. Kalau ada apa - apa segera minta tolong sama tetangga rumah ya Tante ," jawab Lastri khawatir.
" Iya sayang, Tante akan hubungi Mas Gunawan agar datang kesini segera ," ujar Tante Retno lirih.
Tante Retno langsung menghubungi kekasihnya itu melalu voice note dan melirik ke arah Lastri. Hingga Lastri telah terlebih dahulu keluar rumah dari pintu bekalang rumah. Setelah Lastri keluar, Tante Retno langsung mengunci pintu belakang rumah dan kuncinya dia sembunyikan di bawah kulkas. Tante Retno lalu menuju ke dalam kamar. Dan mengambil mukenanya. Biar seolah - olah Dia baru saja shalat. Setelah memakai mukenanya, Tante Retno lalu menuju ke arah pintu rumah dan membuka tamunya.
" Wa'alaikumsalam," jawab Tante Retno sembari membuka pintu dengan pelan.
" Mbak Rini, malam - malam ada apa kemari ya ?," tanya Tante Retno pura - pura shock melihat keberadaan dari adik ipar kakaknya itu.
" Apa kamu selalu seperti ini Retno. Tamu yang berkunjung ke rumah kamu tidak kamu persilahkan masuk ," jawab Suara Rini itu sombong.
" Owh ya mari masuk Mbak Rini. Maaf saya tadi lagi shalat isya'. Jadi baru membukakan pintunya buat Mbak ," ujar Rini bohong sambil mempersilahkan masuk tamunya itu.
Tak lama kekasih Retno datang.
" Assalamu'alaikum dek, Mas datang ," ujar Suara Gunawan yang menggelegar. Suaranya memenuhi ruang tamu rumahnya itu.
" Wa'alaikumsalam Mas. Mas baru pulang ya, Mas masuk saja dulu. Makanannya sudah adek siapkan di dalam ," jawab Retno sambil memegang tangan Gunawan dengan sedikit menarik tangannya itu memberikan kode untuknya. Agar Gunawan mengikuti perintahnya.
" Maaf ya Mbak Rini, ada keperluan apa ya kesini malam - malam ?," tanya Retno sambil membawa segelas Teh Panas di nampan yang dia bawa.
" Saya kesini itu mau mencari Lastri, Retno ," jawab Rini pelan sambil matanya mengedarkan pandangan ke dalam rumah Retno.
" Lastrinya sudah tidak tinggal di rumah saya Mbak Rini, Lastri minggat dari rumah saya Mbak Rini. Maaf ya Mbak, saya tidak bisa menjaga amanah kakak saya buat menjaga anak itu. Soalnya Lastri itu susah kalau diingatkan orangnya keras kepala seperti Ayahnya yang keras kepala. Susah diatur dan maunya menang sendiri," ujar Retno sedikit menyindir Adik ipar kakaknya itu.
" Terus Lastri sekarang tinggal dimana ?," tanya Rini penasaran.
" Saya gak tahu Mbak, kan rumah peninggalan ibu kandung saya kan, sekarang sudah Kamu kuasai kan. Dasar wanita serakah ," jawab Retno menahan amarahnya.
" Jaga ya omongan kamu Retno. Itu rumah kakak saya. Itu yang beli kakak saya. Saya kesini itu mau mengambil sertifikat rumah itu, karena sertifikat yang saya bawa itu ternyata palsu ," sentak Rini langsung berkacak pinggang marah.
" Hah palsu Mbak, kok bisa sih ?," jawab Retno heran.
" Kalau yang beli kakak kamu. Kok jual belinya atas nama nenek Aku, dan itu jauh sekali saat umur Kakak Aku 17 tahun, dan itu tandanya Kakak Aku saat itu masih SMA. Darimana Kakak kamu yang beli. Kalau bohong itu mbok sesuai fakta. Kalau sertifikat yang kamu bawa palsu terus yang asli kamu taruh mana. Tolol banget sih ," umpat Retno kesal.
" Maka dari itu, Aku kesini. Mau minta sertifikat itu sama Lastri. Pasti Dia tahu dimana ibunya menyimpan sertifikat yang asli itu ," jawab Rini sombong.
" Lah itu kan rumah keluarga Aku. Kenapa kamu yang sibuk mau jual harta milik keluarga Aku hah," bentak Retno melengking tinggi.
" Heh itu rumah Kakak Aku, jadi Aku ahli warisnya yang berhak menguasai rumah itu ," jawab Rini jumawa.
" Hahaha... Siapa tadi yang berhak rumah itu Tante. Lastri gak salah dengar ," suara Lastri yang tiba - tiba saja menggelegar yang muncul dari arah teras rumahnya.
Retno yang mendengar suara keponakannya itu dari luar rumah langsung berdiri dan menghampirinya.
" Lastri ," gumam Retno lirih.
" Heh bocah mana sertifikat rumah milik Tante itu. Mau Tante jual ," seloroh Rini jumawa.
" Apa Lastri gak salah denger ya Tante. Rumah milik Tante ya ," jawab Lastri sambil memicingkan sebelah matanya.
" Iya itu rumah milik Tante. Sertifikatnya mana bawa sini ," titah Rini dengan gaya angkuhnya.
" Sepertinya Tante salah cari lawan ini. Kalau itu rumah Tante, terus mana sertifikat rumah yang asli Tante ," jawab Lastri menantangnya cuek.
" Sertifikatnya bukannya kamu curi kan. Ngaku saja kamu bocah. Balikin sini sama Tante. Itu hak Tante, mau Tante jual besok ," titah Rini sambil menengadahkan tangannya.
" Gila ya Tante ini, Aku Tante usir dari rumah itu saat umur Aku 4 Tahun Tante. Saat itu, Ibu Aku tenggelam terseret arus dan sampai sekarang jasad Ibu Aku tidak di temukan. Lalu Tante tega mengusir Aku dari rumah peninggalan Nenek Lastri yang notabennya tidak ada hubungannya sama sekali dengan Tante. Yang harusnya angkat kaki dari rumah itu, Tante dan keluarga Tante yang serakah itu bukan Lastri ," jawab Lastri sambil tersenyum jahat ke arah Rini.
" Tante akan menyesal telah mengusir Aku dari rumah itu Tante. Aku dan Ibu Aku akan menuntut balasan, atas perbuatan Tante dan akan menjebloskan Tante sekeluarga ke dalam penjara. Termasuk Ibu Tante yang berencana melenyapkan Ibu dan Ayah Aku. Ibu keluarlah Ibu gak usah sembunyi lagi ," titah Lastri sambil tersenyum jahat ke arah Rini.
