NENEK PAHLAWANKU

5 tahun kemudian

Kini Sumi berusia 18 tahun, telah menjelma sosok gadis yang cantik jelita, banyak para pemuda di desa Pring legi maupun Cemoro ingin mempersunting menjadi istrinya namun semua belum Sumi terima,.

Cita cita Sumi ingin hidup dengan berkecukupan membangun sebuah pabrik makanan ringan dengan bahan baku yang ada di desa mereka.

Kini sebuah pabrik telah berdiri di desa Pring sewu, makanan ringan yang sudah di kemas dengan plastik dan tulisan yang indah berbahan dari pisang, sukun, ketela, melinjo dan lain sebagainya. Di olah menjadi keripik maupun bahan mentah yang tinggal di goreng.

Pabrik berdiri dengan nama ANEKA SARI di prakarsai oleh Pak Robert dengan modal berempat, Sumi sebagai pimpinan utama dan Robert di bagian keuangan, sedangkan Jimi sudah menikah dan di tempatkan di bagian promosi dan pemasaran sedangkan istrinya bagian kepala memasak. Santoso juga sudah menikah di bagian bahan baku dan pengolahan.

Kini Pabrik berjalan dengan baik walaupun banyak rintangan namun dengan tekad dan kesabaran mampu di atasi.

Namun kabar keberhasilan Sumi sampai ke pelosok desa maupun kota dan Pabrik Sumi hanya mengerjakan tenaga kerja lokal tidak ada tenaga jauh.

"Bang apa pasokan bahan baku masih cukup.?" tanya Sumi pada Santoso.

"Hanya cukup sampai mbesuk non. Lagipula harus nyari di daerah Temanggung." jawab Santoso.

"Tolong usahakan jangan sampai terputus, banyak pesanan yang harus selesai mbesuk lusa."

"Baiklah non saya akan ke Temanggung sekarang."

Sistem berbagi pekerjaan sudah berlangsung sejak awal. Dan Santoso pun meluncur ke arah Temanggung dengan mobil Grand max untuk membeli kentang, pisang dan ketela.

Di saat Santoso melewati jalan Brigjen Katamso yang menuju ke pasar Parakan Santoso melihat rombongan Teguh sedang berhenti di warung makan dekat Parakan.

"Lha itu kan Teguh.. Sebaiknya aku ikuti dulu mau ke mana dia.." gumannya.

Tak berapa lama Teguh dan 3 temannya masuk ke dalam mobil lalu berjalan melewati jalan Parakan - Weleri, Santoso tetap mengikuti mobil itu, ia menutup muka dengan masker agar tidak di ketahui. Beberapa saat mobil Teguh berbelok ke kanan memasuki gang yang hanya muat 1 mobil dan sampailah di pinggir pemukiman atau pinggir sawah dan mobil masuk ke sebuah rumah.

Teguh merekam dengan hp nya dan menghafal jalan yang di lewatinya dan berhenti di sebuah warung kecil untuk membeli rokok. Saat sudah di dalam mobil Teguh mengambil hp lalu mencari nomor bang Robert.

"Hallo Assalamualaikum.."

"Walaikum salam bang.."

"Bagaimana dapat bahan baku San..?"

"Belum bang ini saya dari jalan Brigjen Katamso melihat mobil anak buah Bento yang memasuki warung makan terus keluar lewat jalan Parakan - Weleri bang."

"Terus mereka ke mana San.?"

"Mereka masuk ke pemukiman warga bang di sebuah rumah paling pinggir."

"Apa yang mereka lakukan San."

"Waktu beli rokok di warung dekat rumah itu dan bertanya kalau rumah itu adalah rumah dari master beladiri."

"Trus kesimpulan kamu.?"

"Mereka kayaknya menyewa para Pendekar bang."

"Coba kamu share lok San."

"Baik bang."

Teguh menutup panggilan telepon dan membuka aplikasi hijau lalu mengirim lokasi di mana ia berada.

Robert melaporkan pada nenek Samirah dan Sumi namun tanggapan Sumi biarkan saja berbeda dengan sang nenek yang emosi. Nenek Samirah mengajak Robert dan Jimi untuk menyusul dan menyerahkan tugas ke bu Warti dan suaminya.

Robert mengirim pesan agar Santoso menunggu dan mengawasi Teguh dan temannya.