NovelToon NovelToon
Terlambat Menyadari

Terlambat Menyadari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anissa Ruth

Kisah gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu cintanya di balas saat itu juga hidupnya bahagia. Ketulusan dan kelembutan dalam menjalani hubungan membuat pasangannya merasa seenaknya. Sifat pemaaf yang di miliki Melati membuat laki-laki itu mengulangi kesalahan terus-menerus. Namun, gadis itu senantiasa memaafkan karena hatinya hanya untuk Rafaly Thamana.

"Tolong beri aku kesempatan."

"Bertahanlah sedikit lebih lama, sampai aku bisa menerima dirimu kembali."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anissa Ruth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wajah Tengil Dity

“Selesai ketawanya?”

Hening. Raf menunduk.

“Cepat antar aku pulang! Aku gak kuat lapar, mau makan! Kamu malah ketawa dari tadi.”

Laki-laki itu kembali mengangkat kepala dan mengelus dada, pikirnya Melati akan marah, eh, ternyata tidak, gadis itu hanya ingin cepat pulang, lapar. Kembali tersenyum, Raf segera menaiki motor dan meluncur menuju rumah sang kekasih.

Raf sudah beberapa kali mengajak Melati makan dulu di luar sebelum pulang. Namun, dia enggan, katanya ingin cepat pulang dan makan masakan Ibu. Terpaksa Raf mengalah, memang keras kepala gadis itu, sekali bilang tidak, yaudah nggak.

Di tengah perjalanan, ponsel milik Melati berdering ada panggilan masuk, mereka menepi dan angkat telepon dari Dity. Adiknya itu memesan untuk dibelikan martabak telor, Melati bingung sebenarnya dia gak bawa uang banyak. Tapi, sudah terlanjur mengiyakan termintaan Adiknya.

“Siapa yang telepon?”

“Dity. Dia minta dibeliin Martabak telor. Tapi, aku gak bawa uang banyak. Boleh gak, kalau aku pinjam uangmu dulu, Raf. Nanti aku ganti di rumah.”

Raf hanya tersenyum. “Ayo, aku beliin khusus buat Adik kamu.” Melati sempat menolak, dia hanya mau pinjam, gak ada niatan untuk minta dibelikan. Namun, Raf bersikeras ingin membelikan, sebagai permintaan maaf pada Dity karena pernah memukul saat itu.

Akhirnya gadis itu mengalah, terserah Raf saja, mungkin begitu pikirnya.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan dan berhenti di tukang martabak, Raf membelinya agak banyak, bukan untuk Dity saja, tapi untuk semua yang ada di rumah. Memang keluarga Melati sangat menyukai Martabak, mau manis ataupun telor, itu sudah menjadi makanan favorit. Sekitar satu jam menunggu, akhirnya mereka dapatkan martabak.

Menjelang sore, mereka baru sampai di rumah.

“Ayo, Raf. Mampir dulu, Ibu udah masak banyak,” ujar Melati ketika sampai di depan rumahnya. Laki-laki itu terlihat ragu, berpikir sejenak lalu mengangguk.

“Kenapa? Kayak ragu gitu? Kalau gak mau mampir juga gak papa, kok. Aku gak akan maksa.”

“Eh, maulah. Kok ngomong gitu, sih.”

“Wajah kamu kurang meyakinkan, kayak kepaksa gitu.”

“Enggak, kok. Cuman takut aja. Di dalam ada Adik kamu gak?”

“Takut kenapa? Keluarga aku juga manusia kali.”

“Takut ketemu Adik kamu. Dity, kan? Kelihatan tengil banget, jutek lagi, kayaknya aku gak pernah lihat dia senyum.” Mendengar itu lantas Melati tertawa, ternyata itu yang Raf takuti, pikirnya. Laki-laki itu menatap Melati sinis, dirinya lagi serius sedangkan pacarnya malah ketawa.

“Lucu kamu, Raf. Masa takut sama anak kecil. Dity sama kamu kan lebih tua kamu. Lagian Adik aku itu sebenarnya baik, wajahnya aja yang agak tengil.”

Gadis itu menarik tangan Raf, membawanya masuk. Laki-laki itu tidak bisa menolak, hanya pasrah. Mereka masuk dan mengucap salam, dijawab oleh Dity yang sedang rebahan di sofa sambil main ponsel. Laki-laki itu langsung bangun, menghampiri Melati dan Raf, tidak lupa dia salam, mencium tangan keduanya.

“Mana pesanan aku?” tanya Dity mengulurkan tangannya.

“Di motor. Bentar, aku ambil dulu.” Melati pergi meninggalkan dua laki-laki itu.

Sedangkan keduanya saling tatap, Dity menatap Raf lebih sinis dari atas sampai bawah, dia masih kesal pada laki-laki bernama Raf, karena telah menonjoknya saat itu, sebenarnya gak marah-marah banget, hanya malas melihat wajahnya.

Perlu diketahui paras Raf lebih ganteng daripada Dity, itulah yang membuat Adiknya Melati bersikap seperti itu pada Raf.

“Gak usah lihat gue kek gitu. Gue ke sini mau minta maaf sama lo.”

Dengan wajah datar dan suara berat Raf terdengar, dia meminta maaf dengan tulus. Sementara Dity, pura-pura tidak ingat, ekspresinya dibuat seolah-olah sedang berpikir, mengingat sesuatu, jangan lupakan wajah tengilnya.

“Maaf soal apa, ya?”

Dalam lubuk hati Raf, dia sudah menjerit kesal. Kenapa Melati dan Dity sangat berbeda, pacarnya sangat kalem, kenapa Dity lebih condong ke menyebalkan, pikirnya. Raf tidak menjawab, bingung bangaimana cara menghadapi lelaki di hadapannya.

“Oh, gue baru ingat. Lo pernah mukul gue, ya? Bener, gak?”

“Iya.”

“Oh, yaudah gue maafin. Tapi, awas kalo lo berani sakitin Kak Melati lagi, gue gak akan diam aja, ingat!” Kepalan tangan yang dilakukan Dity mengarah pada wajah Raf, memperingati untuk tidak macam-macam apalagi sampai selingkuh. Sementara Raf, dia sampai deg-degan, tatapan Dity sangat menusuk, membuatnya tidak bisa apa-apa, hanya diam di tempat.

Melati yang baru saja datang, memekik menyebut nama Dity, melihat tindakan Adiknya seperti akan memukul Raf. “Dit kamu apaan, sih?” Laki-laki itu langsung menurunkan tangan, dengan cepat dia merangkul pundak Raf dengan senyuman dibuat-buat.

“Enggak, kok. Aku cuman bercanda, hehe. Iya kan, Kak Raf?”

Bisa aja laki-laki itu membuat Raf sangat kesal, dia hanya tersenyum menanggapi Dity, padahal dalam hatinya ingin sekali memukul, berteriak tapi, apalah daya, demi Melati, laki-laki itu harus sabar menghadapi adik dari pacarnya.

Sementara Melati, hanya mengangguk mendengar ucapan Dity, gadis itu percaya bahwa semuanya baik-baik saja, perlakuan Dity tadi pada Raf itu hanya bercanda. Setelahnya, ia menyerahkan martabak ke tangan Dity.

“Makasih, Kak. Bentar, aku ambil dulu uangnya.”

“Enggak usah.” Melati menarik tangan Dity yang hendak pergi. “Itu dibeliin sama Raf.” Laki-laki itu kaget sampai melotot, mulutnya terbuka, hanya beberapa detik setelahnya kembali seperti semula. “Wah, makasih, Kak Raf yang beliin? Bagus, cocok jadi Kakak ipar aku.”

1
Amelia
wong anak Pak pir ikih😀😀
Amelia
hahaha mision completed😀😀
Amelia
kan ada kuman tengil nanti nular🤭🤭
Amelia
hahaha ada yang cemburu 😀😀
Elfrida Nahak
lanjutkan
Amelia
hahaha jail nya pool😀😀
Amelia
hahaha tom and Jerry 😀😀
Amelia
adiknya random banget 🤭🤭
Amelia
eh kalau orang marah nya diam malah menakutkan loh😀😀
Amelia
ngambek kan😀😀
Amelia
jangan sedih tumbang satu datang sepuluh ribu 😀😀
Putri Galuh
cinta boleh, bodoh jangan
kayaknya gampang nih deketin melati lagi, yg seru dong thor buat balesan si Rafnya masak langsung mapan aja
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Anissa Ruth: Terima kasih
total 1 replies
Putri Galuh
htor ketemuin pas melati udah jadi janda aja biar impas
Anissa Ruth: /Rose/
total 1 replies
Amelia
sahabat nya paket komplit ❤️❤️❤️
Anissa Ruth: iya komplit banget
total 1 replies
Atha Diyuta
ih ngri siapa tuh
Aidha Dhum
Keren kak🤗😍 jangan lupa mampir karyaku juga, mohon suportnya untuk penulis baru ini🙏🥰
Aidha Dhum: MasyaAllah makasih kak.🤗
Anissa Ruth: Sudah kak
total 2 replies
Anissa Ruth
Mantap. seru sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!