Pengantin Pengganti

Haidar merasa sangat frustasi saat Joana tak kunjung sembuh, ia sudah banyak melakukan pengobatan. Namun, tetap saja tak ada perubahan sedikitpun hingga ia kembali membawanya ke dokter lain.

"Kita mau ke mana?" tanya Joana saat mereka telah sampai di salah satu klinik yang sama sekali tak pernah mereka kunjungi.

"Kemarin aku tak sengaja bertemu dengan salah satu temanku yang berprofesi sebagai seorang dokter."

"Kita ngapain ke sini?" tanya Joana panik.

"Tentu saja mengobatimu, semoga saja semakin banyak dokter yang menanganimu kondisimu cepat membaik, dengar Joana aku tak bisa menunggu lama, ada hal yang mengharuskan kita harus segera menikah, dalam 2 bulan ini kita harus menikah."

"Kamu sudah janji akan menunggu sampai aku sembuh, bagaimana jika dua bulan aku tak sembuh dan belum mengingat tentang kita?"

"Jika dalam 2 bulan kamu tak sembuh juga aku rasa aku tak bisa bertahan lagi, aku harus menuruti apa yang dikatakan ayahku, mau tak mau aku harus menikah dengan wanita lain."

Mendengar itu Joana tersenyum sinis.

"Kamu bilang kamu mencintaiku, tapi nyatanya kamu menyerah menungguku."

"Bukannya aku menyerah, aku yakin jika aku tak punya harta yang bisa membahagiakanmu, kau pasti tak mau menikah denganku kan walaupun ingatanmu kembali dan jika dalam waktu dekat ini aku tak menikah aku mungkin akan kehilangan semua apa yang selama ini terus aku nikmati, jangankan memberikan kemewahan kepadamu mungkin aku bahkan harus bekerja keras untuk kebutuhan pokok kita."

Mendengar itu Joana hanya menghela napas, ia sendiri tak tahu sampai kapan ia akan berpura-pura seperti saat ini, dia sendiri mulai takut jika Akas tak serius dengannya. Ia dilema antara menikah dengan Haidar atau menunggu Akas.

"Ayo turun," ucap Haidar membuka pintu saat Joana terus duduk di tempatnya.

"Aku capek diperiksa dokter yang terus berbeda, kita memeriksakan kondisiku di dokter yang sebelumnya saja, ia kan sudah tahu kondisiku."

"Kamu tenang saja prosesnya tak akan lama, sebelumnya aku sudah menjelaskan semuanya padanya bahkan laporan-laporan dari rumah sakit sebelumnya juga telah aku berikan, ayo kita masuk, setelah dari sini aku ingin mengajak mu kesuatu tempat." Joana dengan ragu turun dari mobil, ia takut bagaimana jika sampai ia ketahuan jika ia berpura-pura dan berbohong tentang kondisinya, karena dokter-dokter yang selama ini memeriksanya adalah dokter yang telah bekerjasama dengan mereka, ia tak menyangka jika Haidar akan membawanya ke dokter lain hari ini dan sudah terlambat jika ingin menghubungi Akas. Haidar tak tahu jika selama ini Joana memiliki ponsel lain selain ponsel yang diberikannya dan di ponsel yang diketahui oleh Haidar ia tak memiliki nomor Akas disana dan sialnya ia menyimpan ponsel itu di apartemennya dan tak menghapal nomor Akas.

"Ayo, agar kita cepat selesai, aku ingin membawamu satu tempat," ucap Haidar lagi membuat Joana pun mengangguk dengan ragu-ragu, mereka pun masuk ke ruangan dokter.

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan dokter tersebut menatap ke arah Joana kemudian kembali memberikan beberapa pertanyaan.

Dokter tersebut juga melakukan beberapa pengujian mengenai kebenaran penyakit Joana karena berdasarkan pemeriksaannya Joana baik-baik saja, ia juga membandingkan beberapa pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan di rumah sakit sebelumnya yang diberikan oleh Haidar, semua sangat jauh berbeda.

"Bagaimana dokter?" tanya Haidar.

"Kita masih harus menunggu beberapa pemeriksaan lainnya, nanti hasilnya akan keluar mungkin 2 sampai 3 jam lagi. Anda boleh pulang saja, kami akan menghubungi Anda langsung jika hasilnya sudah selesai," ucap dokter tersebut di mana mereka saling kenal dan sering bertemu di sebuah restoran yang merupakan restoran favorit mereka.

"Baiklah, terima kasih," ucap Haidar menjabat tangan dokter tersebut kemudian mereka pun keluar dari ruangan dokter itu, setelah Haidar dan juga Joana keluar, Dokter kembali memeriksa beberapa hasil pemeriksaannya, membandingkannya dengan beberapa hasil sebelumnya, bahkan dari beberapa pemeriksaan di rumah sakit yang berbeda semua data-datanya kesehatan Joana juga berbeda.

Mereka selesai melakukan pemeriksaan, Haidar langsung membawa Joana ke suatu tempat. Joana terkejut saat mengenali lokasi tersebut, itulah jalan menuju ke rumah orang tuanya.

"Kita mau ke mana?" tanya Joana kembali berpura-pura seolah tak mengingat jalan yang mereka lalui.

"Kita akan menemui seseorang, mereka pasti sangat terkejut saat melihatmu," ucap Haidar lagi sambil menggenggam tangan Joana membuat Joana semakin gugup, ia yakin jika Haidar pasti akan mempertemukannya dengan kedua orang tuanya.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus berpura-pura juga di depan ayah dan ibuku," gumam Joana dalam hati yang semua rencananya itu sama sekali tak di ketahui oleh kedua orang tuanya, karena jika mereka tahu rencananya tentu saja kedua orang tuanya itu tak akan mengizinkannya melakukan semua itu.

Rekomendari