NovelToon NovelToon
Queen Of Melody

Queen Of Melody

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Fiore

Luna selalu tidak percaya diri jika tampil di depan banyak orang, padahal ia memiliki suara indah. Cita-cita Luna sebenarnya ingin menjadi seorang penyanyi tetapi ditentang oleh orang tuanya. Suatu hari Luna mendapatkan tawaran kerja menjadi seorang penyanyi oleh temannya, Mona. Namun, tempat kerja itu merupakan tempat terlarang. Hingga akhirnya ia kabur dari tempat kerja itu, dan bertemu dengan sahabatnya, Adi. Rasa jatuh cinta Luna kepada Adi itu semakin nyata, namun ia tak bisa mengungkapkannya. Adi dan Hani yang merupakan sahabat Luna menyarankan untuk mendaftar audisi menyanyi. Luna pun diterima di audisi itu, dengan perjuangan dan pengorbanannya selama di karantina, Luna berhasil menjadi juara 1 di audisi menyanyi itu, hingga akhirnya kedua orang tua Luna menyadari kalau mereka telah mementingkan egonya bukan masa depan Luna. Cita-cita Luna menjadi seorang penyanyi terkenal akhirnya tercapai dan ternyata Adi juga memiliki rasa terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fiore, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Ancaman

Aku dan peserta audisi lainnya menaiki bus untuk pergi ke sebuah studio, disana kami semua akan mengikuti latihan olah vokal dan cara pembawaan saat tampil di atas panggung.

Terdapat 3 ruang untuk latihan olah vokal, satu-persatu peserta akan dilatih vokalnya oleh pelatih ternama. Aku kebagian latihan olah vokalnya bersama Kak Tia, disana aku diajarkan cara mengambil nafas saat bernyanyi dalam nada tinggi. Kata Kak Tia suaraku sudah lumayan bagus, aku hanya saja harus bisa mengatur nafasku saja.

Setelah latihan olah vokal, aku dan peserta lainnya ke tempat dimana acara itu akan diselenggarakan, tempatnya terdapat di sebuah gedung disana kami diajarkan cara pembawaan diri saat berada di atas panggung.

Di saat aku dipanggil untuk menaiki panggung, Mona bersama beberapa peserta yang menjadi kelompoknya, menyoraki dan menertawakan aku. Aku merasa memang pembawaanku masih kaku, karena awalnya saja aku tidak berani naik ke panggung, kepercayaan diriku tidak tinggi. Namun, tetap ku usahakan untuk membawakannya secara tenang.

Kakak-kakak pelatih itu pun tidak mengkritikku, mereka hanya menyarankan aku harus lebih banyak belajar lagi agar gerakan ku tidak terlihat kaku.

Hari sudah menjelang sore, acara kegiatan karantina hari ini pun selesai. Sebelum kami kembali ke hotel, kami dipersilahkan bagi yang tidak memiliki baju sendiri untuk tampil di panggung nanti, maka ia bisa meminjam baju rancangan seorang desainer yang telah bekerja sama dengan acara ini.

Aku teringat bahwa Hani akan mengantarkan baju rancangannya besok, sehingga aku tidak perlu meminjam baju dari desainer ini.

“Luna, bisa bantu aku memilihkan baju?”, tanya Ica.

“Iya”, jawabku.

Disana juga terlihat Mona sedang memilih-milih baju yang cocok dengannya.

“Hei Luna! baju-baju disini itu tidak cocok sama kamu. Biasanya saja kamu memakai baju-baju jadul”, ejek Mona saat mengetahui aku berada di dekatnya.

Setiap dia mengejekku, aku selalu berusaha untuk menahan amarahku. Mengingat dia juga yang menjadi penyebab keretakan hubungan ku dengan orang tua ku, sepertinya amarah itu sudah tidak bisa ditahan.

“Mona, kamu kan yang menyebarkan berita bohong sama kedua orang tua ku?”, kataku mulai melawan.

“Haa...Haa...Haaa... Kalau iya emang kenapa?”, jawabnya dengan tertawa.

“Apa sih yang sebenarnya kamu inginkan dariku? Kamu sepertinya tidak senang jika melihat ku bahagia”, kataku.

“Iya!! Aku ingin melihatmu selalu menderita”, Mona lalu pergi meninggalkan aku.

Sebenarnya aku ingin marah, tetapi yang ada air mataku lah yang keluar. Untuk menutupi semua ini dari orang-orang yang lain. Aku bergegas pergi ke toilet.

Di kamar mandi, aku baru menumpahkan semua air mataku. Aku benar-benar tidak menyangka sejahat itu kah Mona, sampai ia ingin melihat aku selalu menderita. Padahal selama ini aku tidak punya masalah dengannya. Waktu masih di sekolah, saat dia mengejekku, aku tidak pernah membalasnya, yang ada aku memilih diam dan mengalah.

Terdengar suara langkah kaki yang sedang menuju ke arah toilet, aku pun segera masuk ke dalam WC.

Setelah tidak ada suara orang lagi di toilet itu, aku putuskan untuk keluar dari WC. Deg... Aku menjadi panik, saat mengetahui pintu WC itu tidak dapat dibuka. Apa yang harus aku lakukan?

“Tolong.... Tolong....”, aku mencoba meminta tolong dan menggedor-gedor pintu.

Sekitar 5 menit sudah berlalu, tetapi belum ada satupun orang yang datang ke toilet. Bagaimana ini? Aku pasti akan tertinggal dengan bus rombongan peserta audisi Queen of melody itu. Aku hanya bisa pasrah saja menunggu orang yang datang ke toilet.

Terdengar ada suara orang yang membuka pintu toilet.

“Perasaan toilet ini tidak rusak, kenapa ada tulisan seperti ini”, terdengar suara seorang wanita.

“Tolong.... Tolong.... Tolong aku”, aku segera meminta tolong.

“Ada orang kah disana?”, tanya wanita itu.

“Iya, aku terkunci disini sudah hampir 1 jam”, jawabku.

Wanita itu langsung membukakan kunci pintunya.

“Terimakasih ya, mba”, kataku setelah pintu itu berhasil terbuka.

“Kenapa bisa terkunci dari luar, mba?”, tanya wanita itu heran.

“Aku juga tidak tahu. Saat aku mau keluar entah mengapa pintu itu bisa terkunci”, jelasku.

Setelah aku mengucapkan terimakasih kepada wanita itu, aku segera bergegas berlari ke arah parkiran mobil untuk melihat apakah bus rombongan peserta audisi menyanyi itu belum berangkat pulang.

Namun, nyatanya bus itu telah pergi, aku pun harus naik kendaraan umum untuk kembali ke hotel.

Karena waktu nya jam pulang kerja, aku menjadi terkena macet, sehingga aku baru tiba di hotel saat hari sudah menjelang malam.

Sesampai di hotel, ada 2 orang panitia audisi yang langsung menghampiriku ketika baru tiba di lobi hotel.

“Kakak darimana? Kami semua panik mencari kakak sejak pulang dari acara kegiatan tadi”, tanya salah seorang panitia.

“Aku sempat terkunci di toilet, kak. Untung saja ada orang yang menolong ku tadi. Tapi, saat aku ke parkiran, bus nya sudah tidak ada”, jelasku.

Setelah mendengar cerita dari ku, mereka menyuruhku untuk beristirahat di kamar saja, malam ini hanya ada acara makan malam saja.

Di depan kamar ku terlihat Mona yang sedang berdiri di depan kamarnya.

“Makanya kamu jangan berani macam-macam sama aku. Kamu tahu akibatnya tadi kan!”, ancam Mona saat aku lewat di sampingnya.

Apa? Berarti itu tadi juga ulahnya Mona? Aku benar-benar tidak habis pikir.

"Itu sih belum seberapa. Kalau kamu sampai mengganggu ku di audisi ini. Lihat saja akibatnya akan lebih besar dari yang tadi", Mona langsung masuk ke kamarnya.

Perasaan aku tidak pernah mengganggunya, dia saja yang selalu menggangguku, pikirku dalam hati.

1
♥\†JOCY†/♥
Kaya gak kerasa udah lama banget aku terkena dampaknya. Sukses terus, thor!
Inari
Author jago bener bikin cerita, sukses terus! 🙌
Beerus
Wah seru banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!