Cinta Itu Pilihan

🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲

Ayah nya Martin membawa Sandu ke pangkuan nya, mereka sudah duduk di sofa antik yang ada disana . Ayah nya Martin terus memeluk tubuh Sandu, dia tak bisa jauh dari cucu nya ini tapi keadaan tak seperti dulu lagi . Viera lebih membutuhkan Sandu dari pada diri nya, kini dia berusaha untuk tetap tenang .

"sandu mau tinggal disini sama kakek dan nenek atau sama mama hhmmm?" tanya ayah martin dengan lembut,dia melepaskan pelukan nya dari tubuh mungil sandu dan merapikan rambut milik Sandu saat ini

"Yah.....kenapa malah ditanya ? Biarkan viera pergi,Sandu tetap sama kita . Mau atau ngak pokok nya sama kita ,aku ngak mau jauh dari Sandu " bentak ibu nya Martin, dia kesal dengan suami nya

"Kita ngak boleh maksain Sandu,biarkan dia memilih. Kalau kita paksa dia tinggal sama kita,dia akan tersiksa bu " jelas ayah nya Martin dan sang istri hanya bisa merenggut,dia juga membenarkan ucapan suami nya itu tapi dia ngak mau pisah dengan cucu nya itu.

"bagaimana Sandu? apa mau tinggal disini saja ? karena mama akan pergi keluar kota bersama om doni,Sandu kenal kan sama om doni? nanti kalau Sandu rindu sama mama,om daniel yang akan antar Sandu kesana " ucap ayah nya Martin dengan tenang

Ibu nya Martin hanya diam saja ,dia menunggu jawaban cucu nya . Apa yang dikatakan oleh suami nya benar ada nya,jika nanti nya Sandu ingin tinggal bersama mereka maka daniel lah yang akan mengantarnya ke sana.

"sandu mau tinggal sama mama ,nanti kalau Sandu kangen sama nenek dan kakek. Sandu minta anterin om doni kesini ,boleh ya kek?" jawab Sandu dengan wajah memohon nya.

"ya....boleh,malam ini Sandu pergi sama mama dan om doni. Baik baik disana,nurut apa yang dibilang mama ya sayang . Telpon kakek kalau Sandu kangen,atau bisa telpon om daniel biar dijemput " jawab ayah nya Martin membuat Sandu menganggukan kepala nya dan berlari menuju nenek nya kemudian dia memeluk tubuh ringkih itu.

Ibu nya Martin menangis terisak ,dia merasa sedih harus di tinggalkan oleh cucu satu satu nya itu . Tapi dia juga ngak bisa menahan Sandu,benar apa yang dikatakan oleh suami nya.

"dengar apa yang dikatakan oleh kakek mu ya ,jangan suka melawan mama mu " ucap ibu nya Martin.

"iya nek,nenek harus sehat di sini ya. Nanti kalau Sandu libur, Sandu telpon om daniel buat kesini " jawab Sandu sambil tersenyum dan menghapus air mata nenek nya itu.

Viera mendekati ayah mertua nya ,dia menyalami pria tua itu dan ayah martin pun mengelus kepala nya. Dia tak mungkin memeluk tubuh Viera didepan istri nya, bisa bisa istri nya marah besar.

"maafin viera yah,karena sudah membuat kalian ngak nyaman hiks hiks " ucap Viera, dia merasa sedih harus meninggalkan rumah kedua orang tua nya Martin. Banyak sekali kenangan yang ada di rumah itu,tapi bagaimana pun juga dia memang harus pergi .

Pergi dari kehidupan ibu mertua nya yang selalu membuat dia tersiksa tapi kini mungkin akan dia rindukan ,dia menangis dan mendekati ibu mertua nya yang kini hanya diam saja .

"bu....maafkan aku hiks hiks ,aku ngak bisa menjadi menantu yang baik untuk ibu . Aku aaku....maafkan aku, aku pergi bu" ucap Viera dan ibu Martin hanya diam saja ,dia tak tau harus mengatakan apa saat punggung tangan nya dicium oleh Viera.

Daniel membantu viera mengeluarkan koper dan tas yang berisi pakaian nya dan Sandu,surat pindah dari sekolah Sandu pun sudah dia dapatkan karena ayah nya Martin menyuruh daniel untuk mengurus semua nya.

"kak....maafkan uwak,beliau hanya tidak ingin membuat kakak menderita lagi. Mereka pasti ingin yang terbaik untuk kakak juga ,maka nya menyuruh kakak pergi" ucap daniel dan dia pun menyalami viera dengan sopan

"Iya,kakak tau. Kamu baik baik disini dan jaga ibu dan ayah ya ,maafkan kakak . Siapa tau kalau ada salah yang ngak kakak sengaja,nanti kakak kirimkan alamat rumah disana. Kau bisa datang sesekali untuk menjenguk kami " ucap Viera dan akhirnya dia masuk kedalam mobil milik doni

Doni pun menyalami kedua orang tua Martin sebelum masuk kedalam mobil nya, dia mendengar ucapan ayah nya Martin yang untuk menjaga viera juga Sandu disana .

Mata viera terus menatap rumah yang paling besar di kampung itu,rumah yang selama ini dia tempati bersama suami nya. Air mata mengalir di pipi nya saat semua nya harus dia tinggalkan ,dia menangis dalam diam .

"maafkan kami karena telah merepotkan bang doni " ucap Viera yang sudah mengelus kepala Sandu, Sandu sudah memejamkan mata nya karena rasa kantuk yang sedari tadi dia tahan

"Ngak ada yang merepotkan,martin pernah membantu ku dulu . Kini hutang budi ku sudah lunas,jadi ngak ada hal yang merepotkan seperti yang kau ucapkan " jawab doni dengan tenang

"Tidur lah,perjalanan masih panjang. Nanti kalau sudah sampai akan aku bangun kan" ucap Doni saat melihat mata Viera sudah memerah,doni ngak tau kalau dirinya sedang ngantuk atau karena kebanyakan menangis tadi.

Viera hanya diam saja dan tersenyum,dia merasa ngak enak harus tidur dan doni malah membawa mobil nya tanpa teman ngobrol. Makanya dia menahan mata nya agar tetap terbuka,tapi ngak lama dan akhirnya mata nya ngak sanggup dan dia tertidur dengan dengkuran yang halus membuat doni tersenyum tipis.

"cantik" gumam doni yang sesekali melirik ke arah wajah viera yang tidur

"apa aku harus menikahi mu seperti ucapan Martin ? tapi apa kamu mau ra?" tanya doni dalam hati,dia yakin kalau viera ngak akan mau menikah dengan nya . Apalagi dia tau bagaimana cinta nya viera pada Martin,dia begitu memperhatikan viera saat dulu mereka sering bertemu bersama dengan martin .

Tak lama mobil memasuki kawasan kompleks perumahan sederhana ,disana banyak rumah kontrakan yang semuanya merupakan rumah kontrakan kedua orang tua doni. Doni yang mengurus mengenai kontrakan itu,makanya dia bisa menempatkan viera disana .

Lagi pula kedua orang tua nya doni tau siapa martin dan viera,martin mengenalkan istri nya itu pada kedua orang tua doni bahkan mereka ingin doni memiliki istri seperti viera. Martin juga sudah meminta ijin untuk menempati salah satu rumah kontrakan pada kedua orang tua doni,bahkan mereka ngak ingin martin bayar.

bersambung

jangan lupa lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘