NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:232.5k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

“Bu Inka menolak undangan kita, Pak. Ini tentu membuat dugaan saya semakin bulat, setelah mengamati sikap Bu Dina saat itu,” lapor Andre.

Andre juga meyakinkan bosnya, bahwa selama ia bekerja dengan Keenan, analisanya hampir tak pernah meleset. Hal itu lah yang membuat Keenan semakin bimbang, apalagi yang Andre katakan banyak benarnya. Ia lalu menanyakan pada sang asisten, apa langkah yang sebaiknya mereka ambil.

“Kita datangi mereka ke Bandung. Bukan kah kemarin Pak Keenan bilang, Bu Inka pernah mengatakan di mana sekolah Ale? Kita bisa tunggu Bu Jihan menjemput Ale di sana. Kalau ternyata Ale sudah pulang sekolah, kita bisa datangi alamat Bu Inka yang tertulis di data orang tua pendamping casting waktu itu," saran Andre dengan mantap.

Dilihatnya jam di tangannya, yang menunjukkan pukul 08.00 pagi. Merasa masih ada waktu dan tak ingin membuang kesempatan, Keenan mengajak Andre untuk berangkat ke Bandung pagi ini juga. Andre yang kelabakan, bergegas menelepon sopir pribadi Keenan untuk menyiapkan mobil.

“Pak, apa perlu kita ke rumah Bapak sebentar untuk mengambil baju, barangkali diperlukan?” tanya Andre.

Keenan menggeleng, seakan sudah tak sabar untuk segera berangkat. “Saya selalu bawa baju ganti di mobil.”

Meski Andre bingung karena dirinya tidak membawa apa-apa, hanya bisa pasrah dengan keputusan bosnya yang mendadak, seketika ia menyesal telah memberikan saran untuk mencari Jihan ke Bandung.

***

Selama di perjalanan, Keenan terus gelisah. Berharap benar Ale adalah anaknya. Meskipun ia harus menyiapkan hatinya, jika dugaannya salah. Setidaknya, ia tetap mencoba mencari Jihan.

Hanya butuh waktu 2.5 jam karena melewati tol dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, tiba lah mereka di sekolah Ale. Di sana, terlihat beberapa orang tua murid yang sedang menjemput anaknya. Sayangnya, tak terlihat Jihan ada di antara mereka. Tak terlihat juga batang hidung si bocah pintar dan tampan itu, meski ada dua pasang bola mata yang sedari tadi tak berhenti berputar mencari keberadaannya. Seketika Keenan merasa sedikit kecewa, karena berpikir Ale telah pulang.

“Sepertinya belum, Pak. Beberapa orang tua murid masih berdiri menunggu anak mereka keluar kelas. Apa jangan-jangan, Bu Dina merasa kita akan menemui anak dan cucunya ke sini dan memberitahukannya pada Bu Jihan, sehingga Ale sengaja tak masuk sekolah hari ini?” tebak Andre.

Tetap dengan pandangan lurusnya, Keenan menggerakkan tangannya, tanda tak setuju dengan opini Andre kali ini, karena kedua matanya menangkap keberadaan Ale yang baru saja berlari keluar kelas menghampiri seorang wanita.

Seketika ia kembali kecewa, karena wanita itu bukan Jihan.

"Siapa tahu asisten rumah tangga Bu Inka, Pak," hibur Andre.

Keenan lalu meminta sopirnya untuk mengikuti mereka, yang pulang dengan motor. Perasaan terenyuh pun Keenan rasakan jika benar Ale adalah anaknya bersama Jihan, kala melihat sekolah Ale yang tak sebagus sekolah Ruby. Kendaraan yang Ale gunakan pun, juga tak semewah yang Ruby pakai untuk pulang pergi ke sekolah.

Ia tak akan memaafkan dirinya sendiri, bila benar Ale adalah darah dagingnya, karena Ruby tak pernah merasakan panasnya terik matahari, sedangkan Ale harus berpanas-panasan dengan motor setiap hari.

Hingga motor itu pun berhenti di salah satu warehouse.

“Dari alamatnya, ini benar alamat Bu Inka, Pak,” ujar Andre.

“Jadi benar, Ale anak Inka? Lalu siapa yang dia panggil mama? Apa jangan-jangan, kamu salah dengar?” tanya Keenan mulai pesimis.

Membela diri karena ia dengan jelas mendengar perkataan Ale kala itu yang menyebut mama, Andre meminta mereka tetap menunggu di dalam mobil.

Hingga 4 jam berlalu, mereka yang sudah mulai bosan bahkan sampai ketiduran di mobil, seakan mendapat pencerahan.

“Pak, lihat, Pak,” tunjuk Andre, yang melihat Ale keluar dari bangunan yang diduga warehouse itu, bersama seorang wanita muda berhijab, yang berbeda dengan yang mereka lihat saat menjemput Ale di sekolah.

Mata Keenan yang mengantuk, seolah langsung segar seketika, kala melihat perempuan yang ia cari selama bertahun-tahun lamanya.

“Jihan,” ujar Keenan tersenyum haru, sembari ingin keluar dari mobil.

Andre dengan cepat menarik tangan bosnya itu. “Kita ikuti mereka, Pak, siapa tahu mereka akan pulang ke rumah."

"Pelan-pelan, Pak,” pinta Keenan pada sopirnya, karena mereka sedang mengikuti Jihan dan Ale yang tengah berjalan kaki.

Jihan tampak berjalan merangkul punggung Ale, sembari sesekali membungkukkan badannya untuk bercanda bersama, menyusuri jalan.

Tak terasa, air mata Keenan menetes. Antara bahagia telah mengetahui keberadaan Jihan, juga karena sedih dan hancurnya ia ketika melihat kehidupan anak dan istri yang sangat dicintainya itu. Apalagi, jarak yang mereka tempuh dengan berjalan kaki itu lumayan sedikit jauh dari lokasi warehouse.

“Pak, saya mendapat info dari salah satu anak buah saya, ternyata Bu Inka adalah pengusaha wanita yang cukup terkenal di kota ini. Artinya, bisa jadi Bu Jihan bekerja dengan Bu Inka di warehouse milik Bu Inka. Dari foto-foto yang diunggahnya, sepertinya Bu Inka hanya memiliki 3 anak perempuan ini," ungkap Andre, sembari menunjukkan media sosial milik Inka.

Keenan hanya bisa menelan ludahnya, meratapi nasib Jihan yang membesarkan Ale dengan keringatnya sendiri, selama ini.

Hingga Jihan dan Ale berhenti di sebuah rumah kecil, diikuti dengan mobil Keenan yang berhenti mengikutinya.

Sebelum mereka masuk, Keenan lebih dulu turun dan berlari mendekati mereka.

“Jihan.”

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!