NovelToon NovelToon
Dok, Kok Kita Mirip?

Dok, Kok Kita Mirip?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / Reinkarnasi / Dokter Genius
Popularitas:33.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eggpudding

Alma, Si anak baru di Sub Bagian SDM Rumah Sakit Harapan Hati mendadak terkenal di hari pertama masuk kerja. Alasannya yaitu wajahnya yang mirip dengan dr Ilman, Si tampan dari poli anak. Tidak hanya wajah, nama mereka juga mirip, Alma dan Ilman.
Gara-gara ini, banyak yang mengira bahwa keduanya adalah saudara, padahal bukan. Adik dr. Ilman yang sebenarnya juga bekerja di divisi yang sama dengan Alma. Tapi, karena suatu alasan, dia tidak mau mengakui bahwa Ilman adalah kakaknya sendiri.

...

"Saya izinkan kamu buat pamer kalau kita berdua bersaudara. Kalau bisa, puji saya tiap hari biar pekerjaan kamu makin gampang.” - Ilman -

“Hahaha... Dokter bercanda, ya?” - Alma -

“Saya serius. Sombongkan saja nama saya. Bukankah bagus kalau kamu jadi adik dari orang yang jenius dan ganteng seperti saya?”

Dih! Bisa ya, ada orang senarsis dan sesombong ini. Dokter pula. Pasiennya tidak apa-apa, tuh?

Tapi, anehnya Alma merasa pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eggpudding, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Mutasi

Pada akhirnya, malam itu Pralajaya tidak muncul sama sekali hingga akhir mimpiku. Ken Walirang yang kukira akan melakukan hal buruk juga tidak melakukan apapun pada Kinasih.

entah apa mau Ken Walirang yang sebenarnya. Setelah obrolan mereka, tidak ada informasi lain yang bisa kudapat.

Berdasarkan tiga mimpi yang kulihat, sepertinya aku hanya bisa melihat kejadian dalam mimpi. Aku tidak bisa ikut bicara maupun menggerakkan badan seperti yang kuinginkan secara penuh, membaca pikiran Kinasih juga tidak bisa. Padahal kalau luka rasanya juga ikutan sakit.

Mimpi ini membuatku merasa seperti sedang menonton film. Tapi, kenapa aku terus-terusan melihat mimpi tentang mereka?

Kalau di cerita fiksi sih, biasanya ini ada hubungannya dengan kehidupan sebelumnya. Reinkarnasi atau mungkin transmigrasi misalnya. Bukankah sedang musim cerita seperti itu?

Namun, aku bukan orang yang mudah percaya dengan tahyul. Kalaupun kuceritakan pada orang lain pun pasti akan dikira melantur atau bercanda. Apalagi kalau bilang pada Papa. Beliau pasti akan mengatakan kalau aku ketularan Bang Salman yang ‘durhaka’.

Diam saja, lah! Lagipula cerita di mimpi itu juga seru. Bayangkan saja, semalam aku diculik, lalu paginya sudah di kasur sendiri.

“Shh! Udah mikirin mimpinya! Udah saatnya kerja!” gumamku sambil mengepalkan kedua tanganku.

Tep!

Tidak seperti biasanya, Mbak Lia duduk dengan beringas setelah mengobrol sebentar dengan Pak Arif. Ekspresi di wajahnya juga nampak seperti mbak-mbak antagonis di sinetron yang sedang berbicara dalam hati.

Tak lama kemudian, dia mulai menyalakan PCnya, lalu membuka aplikasi wassap PC. Dengan tangkas tangannya mengetik di atas keyboard untuk mengirimkan pesan yang sepertinya cukup urgent.

“Kayaknya seneng banget, Mbak.” komentarku.

“Hehehehe... gimana gak seneng, orang pagi-pagi udah disuruh mbasmi uler.”

aku mengangkat kedua alisku. Ucapannya membuatku penasaran.

“Ular?”

Sejenak dia melirikku sambil menarik salah satu ujung bibirnya.

“Bentar, ya. Kamu baca sendiri aja nanti.” katanya.

Selesai mengetik, Mbak Lia pun memperlihatkan ketikannya padaku. Rupanya selain mengirim pesan, Mbak Lia juga mengetik sebuah surat yang level ngerinya satu level di bawah surat PHK.

“Wah... kirain aku aja yang gedeg sama dia. Ini bakal heboh pasti.” tanggapku begitu melihat nama siapa yang ada di sana.

Benar saja, kehebohan benar-benar terjadi satu jam setelah itu. Mea datang ke dalam ruang TU dengan berlari dan langsung duduk di depan Pak Arif tanpa dipersilakan terlebih dahulu. Dan bukannya salam, yang pertama kali keluar dari mulutnya adalah rentetan pertanyaan tentang alasannya dimutasi secara mendadak dan sepihak.

“Direktur utama langsung yang meminta kita untuk mengirimkan salah satu staf marketing untuk dikirim ke Kota P.”

Kalau sudah menyebut nama Dirut, jelas akan susah ditolak. Permintaan beliau cuma selevel lebih rendah dari perintah owner, siapapun pasti tidak bisa berkutik.

“Tapi, kenapa harus Kota P? Dan kenapa harus saya?”

RS Harapan Hati, tidak hanya berdiri di Kota B. Masih ada 4 RS lain yang tersebar di seluruh Jawa, salah satunya adalah Kota P yang butuh waktu 5 jam perjalanan dari Kota B ini.

Sayangnya, tidak semua RS Harapan Hati memiliki kesuksesan yang sama besarnya seperti di Kota B ini. Dan yang paling terpuruk saat ini ada di Kota P.

Padahal dua rumah sakit itu berdiri di tanggal yang hampir bersamaan. Awalnya RS di Kota B dan P sama-sama berdiri sebagai rumah sakit kelas D. Tetapi, dalam waktu lima tahun, RS Harapan Hati di kota ini berhasil berkembang pesat dan terakreditasi paripurna untuk kelasnya.

Pembangunan demi pembangunan dilakukan untuk memperluas rumah sakit ini. Jumlah bed yang bisa dipakai juga bertambah hingga sekarang - sepuluh tahun setelah RS ini berdiri- akhirnya RS ini telah ditetapkan menjadi kelas B.

Sementara itu, RS Harapan Hati di Kota P tidak berjalan sesuai rencana. Mbak Lia menjelaskan kalau ini disebabkan oleh ketidaksepahaman direktur di RS itu dan direktur utama. Untuk lebih detilnya, tidak ada penjelasan selanjutnya. Tapi, bisa kukira kalau itu adalah kesalahan yang cukup fatal bagi pihak sana.

Hyuuuh... untung aku tidak ditempatkan di sana. Mungkin ini hoki dari wajahku yang mirip dr. Ilman. Dia kan anak owner. Apa sebaiknya kuturuti saja keinginannya untuk menjadi kakak bohonganku? Setidaknya itu bisa dijadikan tanda terima kasih kalau memang benar itu alasan aku diterima.

“Tapi, saya sudah kerasan di sini. Klien... saya janji akan lebih berusaha mendapatkan pasien lebih banyak! Jadi,...”

Pak Arif menggelengkan kepalanya.

“Ini sudah keputusan dari pusat. Kamu terima atau kamu bisa keluar secara terhormat dari sini.”

Istilah mutasi memang memiliki banyak arti. Kalau dipindah di tempat yang lebih baik, itu bisa juga disebut promosi. Tapi, kalau dipindah ke yang lebih buruk, itu artinya dibuang. Itu hanya cara halus untuk memecat seseorang.

Well... baik atau buruknya sesuatu itu tergantung bagaimana menyikapinya sih. Tapi, bagi Mea ini sudah jelas bukan hal yang baik. Lihat saja matanya yang memerah itu. Entah berapa lama lagi dia bisa menahan air matanya supaya tidak keluar.

“Kalau gini, stalker kamu jadi berkurang satu kan, Dek?”

GEDUBRAK!

Saking kagetnya, aku jadi terjatuh dari kursi. Apa dr. Ilman tidak punya cara muncul lainnya yang lebih normal?

“Sakit tahu, Dok!” omelku lirih.

Aku tidak jadi berterima kasih padanya, ah! Selamanya akan kuanggap kalau aku diterima di sini murni karena kemampuanku sendiri. Enak saja, dia dapat credit cuma-cuma begini.

“Maaf-maaf...”

Mulutnya memang berkata begitu, tapi wajahnya tidak memperlihatkan penyesalan secuilpun. Meski begitu, aku memaafkannya karena sudah membantuku berdiri.

“Dokter kok di sini? Kemarin saya kan udah bilang kalau...”

Dokter Ilman menggerak-gerakkan jari telunjuknya di depan mukaku.

“Ckckck... hari ini saya mau rapat komdik. Saya dateng ke sini, soalnya kepo ada rame-rame kedengeran sampe luar. Kamu kepedean banget, Dek.” katanya dengan suara lirih.

Dibilang begitu, kok ngeselin, ya? Walau dia benar soal aku yang terlalu pede mengira kalau dia datang karenaku.

“Kalau gitu, di sininya jangan kelamaan. Cepetan keluar sana! Katanya mau rapat.” balasku berbisik.

“Kamu makin lama makin judes, Dek. Ini juga Abang lagi nungguin dokter lainnya.”

“Harus di sini banget?”

“Di luar gak ada tontonan. Gak seru.”

Entah kenapa, kami malah mengobrol sambil berbisik. Dia mengambil kursi chitose merah yang ada di pojok ruangan, lalu duduk di sebelahku.

“Kamu sendiri juga seneng kan ada kejadian kayak gini? Mulai hari ini, mungkin udah gak ada yang nyambut kamu lagi di gang. Kamu gak kesepian kan?”

“Sekarang saya tahu kalau dokter punya hobil bersenang-senang di atas kesedihan orang lain.”

“Emangnya kamu gak, Dek?”

Dikit. Iya, sedikit. Males banget disama-samain orang ini.

“Dokter mau dimutasi juga gak? Ntar saya bakal seneng banget.”

“Saya termasuk yang over power di sini. Kinerja saya di poli dan lapangan bagus, di manajemen juga bagus. Butuh seribu tahun buat kamu supaya bisa nendang saya dari sini.”

Sialan memang!

TAP!

Tiba-tiba ada tangan yang menyentuh pundak kami berdua. Aku dan dr. Ilman pun menengok secara bersamaan dan mendapati Mbak Lia yang tersenyum bagaikan Kala Kirtimuka di pintu candi.

“Saya tahu kalian lagi tenggelam dalam dunia milik berdua. Tapi, ini jam kerja. Jangan kebanyakan ngobrol!”

1
Claudia Jung 🐻🐰
Kejamnya Kaihe
Claudia Jung 🐻🐰: Kaihe
puding telor: Pilih versi loyo (Ilman) atau yang kejam (Kaihe)?
At least Ilman tobat...
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Ngukeh 🤣
Claudia Jung 🐻🐰: Ngeri Ngukeh
puding telor: gitulah
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Pelangi 🌈
Claudia Jung 🐻🐰
Ya ampun
Claudia Jung 🐻🐰
diskotek purbakala 🤣🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰: Yo diskotek
puding telor: coba sebutkan namanya yang bener! sumprit ga ada ide hahaha
total 2 replies
susan
ini kynya ujiannya disini. hevia. jaman apalgi ini ?
puding telor: ada, dweeeh. dan bener. ujiannya di sini. otewe tamaaaat~~
total 1 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Penisirin we
puding telor: saru wei!
total 1 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Jangan lupa pake Kacang, Dok biar dikira spesial
Claudia Jung 🐻🐰: Aku juga nggak ngerti
puding telor: masih misteri beneran, deh. kenapa harus martabak??
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Like A Patrick: “Kukira hubungan kita istimewa!" 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰
Pecat Ilman dari cerita ini kalo masih Ha-he-ho
Claudia Jung 🐻🐰
ILMAN RA TEGAS
Claudia Jung 🐻🐰: USIR ILMAN DARI CERITA INI 📢📢📢📢🤣
puding telor: pancen lambene tok sing lemes
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Terima aja tawaran Bu Nerissa
puding telor: noh! tak bikin!
Claudia Jung 🐻🐰: ya dibikin atuh
total 3 replies
susan
lgsg dapat tantangan dari camer
puding telor: mohon doanya...
total 1 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Astaghfirullah 🤣
Claudia Jung 🐻🐰: lama-lama jadi nggak aman
puding telor: masih aman,bu.
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Lha salahmu dhewe ora sabaran
Claudia Jung 🐻🐰
Aku kira resepsionis
Claudia Jung 🐻🐰
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
susan
gas poolll .. Hani gpp lah ketahuan. klo mmg gk mau ketahuan pecat aja si Alma. ato pindahin kmn. Alma Ilman dah over gk cocok acting kakak adek
puding telor: ehehe
total 1 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Aseek
Claudia Jung 🐻🐰
Salman apa Ilman hayooo
Claudia Jung 🐻🐰: Fokus mbak, jangan lupa minum
puding telor: tengs bro, belakangan typoku makin parah duh /Gosh//Gosh/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!