Monic Nufus Alzie

Keduanya terus saja berbincang, hingga akhirnya tanpa disadari mereka telah berbincang dengan cukup lama. Niko yang menyadari kalau perbincangan mereka sudah cukup lama, akhirnya ia pun memutuskan untuk keluar dari ruangan Gaby. Karena ia mengetahui kalau Gaby membutuhkan waktu istirahat, sedangkan kehadirannya di sana justru mengganggu waktu istirahatnya.

Niko pun segera keluar dari ruangan tersebut, dan kini ia pun disambut dengan para keluarga yang sudah menanti jawaban dari Niko. Mereka semua sangat penasaran dengan kondisi Gaby, karena sebenarnya Gaby masih belum bisa untuk ditemui. Tetapi Niko diperbolehkan untuk bertemu dengan Gaby, Karena itu adalah permintaan dari Gaby sendiri.

Mereka merundung Niko dengan begitu banyak pertanyaan, dan Niko pun akhirnya menunjukkan sebuah surat. Dan ia pun menceritakan semua yang terjadi di dalam, kini mereka semua pun menjadi penasaran dengan isi surat tersebut. Tetapi mengingat pesan yang telah diberikan oleh Gaby, mereka pun mengurungkan niatnya untuk mencari tahu isi dari surat tersebut.

" Untuk saat ini lebih baik kau selalu bersama dengan Gaby nak, untuk jam mengajar mu di kota nanti Abi yang akan mengurusnya." ucap Roma.

" Abi tidak perlu khawatir, Niko sendiri yang akan menghubungi pihak kampus untuk memberitahukan hal ini. Dan mungkin nanti setelah kondisi Gaby sudah membaik, barulah Niko akan memutuskan untuk kembali ke sana." ucapnya dan mereka pun tersenyum melihat tindakan yang diambil oleh Niko.

Mereka semua sangat bahagia dengan hal tersebut, dan mereka mengira kalau sudah tumbuh benih-benih cinta antara Niko dan juga Gaby. Karena mereka mengetahui sebenarnya di antara keduanya tidak ada perasaan, selama ini keduanya hanya berusaha untuk menuruti perintah mereka. Dan sebenarnya mereka juga ada niatan, jika memang keduanya tidak hidup dengan bahagia. Maka mereka akan mengambil keputusan untuk memisahkan keduanya, agar keduanya bisa mencari kebahagiaannya sendiri.

Mereka masih sibuk dengan perbincangan, dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang memasuki ruangan Gaby. Seseorang itu berpenampilan seperti seorang dokter, dan mereka tidak ada yang tahu siapa jati dirinya sebenarnya. Ia datang untuk menghampiri Gaby, dan Gaby sangat terkejut ketika melihat wajah tersebut yang sebelumnya tertutup oleh masker.

" Halo Gaby." ucapnya dengan tersenyum tetapi justru membuat Gaby ketakutan.

" Untuk apa kau berada di sini, segera keluar dari sini." ucapnya yang memang sangat tidak mau bertemu dengan orang tersebut.

" Ternyata kau telah melupakanku atau kau hanya berpura-pura saja melupakanku Gaby." ucap wanita itu.

" Urusan kita sudah lama berakhir, tolong pergi dari kehidupanku." ucapnya ya memang tidak mau bertemu dengannya lagi.

" Semua tidak semudah yang kau inginkan Gaby, Apa yang telah kau lakukan telah melukai banyak hati. Salah satunya adalah hatiku, dulunya aku mengikhlaskan kau bersama dengan dia. Tetapi ternyata kau tidak bersama dengannya Gaby, kau justru menghancurkan hatinya sama seperti kau menghancurkan hatiku." ucapnya yang kini emosinya telah memuncak.

" Aku mohon maafkan Aku, bukan maksudku untuk menyakiti siapapun di sini. Aku hanya ingin menjalankan perintah dari ayahku, jujur saja aku sangat tersakiti sebenarnya." ucap Gaby dengan berderai air mata.

" Kamu tidak usah membela diri Gaby, apa yang kau katakan itu percuma saja. Faktanya kau telah menyakiti kami, dan aku sangat kecewa padamu Gaby." ucapnya.

" Di sini aku tidak akan melukaimu Gaby, Aku hanya ingin bertemu dan memberitahumu. Bahwa kau telah menghancurkan hidupku dan dia, kesempatan yang telah kuberikan kepadamu ternyata telah kau hancurkan dengan berkeping-keping. Dan aku rasa setelah ini kehidupanmu tidak akan bahagia, karena kebahagiaanmu di atas penderitaan kami." ucapnya yang kemudian langsung memakai maskernya kembali dan pergi meninggalkan ruangan Gaby.

Jadi masih terus saja memikirkan perkataan wanita itu, ia sungguh tidak menyangka akan bertemu dengan wanita itu setelah sekian lama. Ia sungguh sangat terkejut, dan ia tahu kalau iya telah menyakiti hatinya. Dulunya ia mengalah dan memberikan seseorang kepada Gaby, dan ia sempat berpesan agar Gaby bisa membahagiakan orang tersebut.

Ia sungguh tidak menyangka akan bertemu dengan wanita itu lagi, yang di mana saat ini ia sudah tidak bersama dengan orang tersebut. Dan bisa dikatakan Gaby telah mengingkari janjinya, dan bahkan juga telah melukai hati orang itu. Gaby sungguh merasa bersalah, tetapi ia tidak bisa berkata apa-apa karena ia harus menjalankan perintah dari sang ayah.

Baginya perintah dari sang ayah adalah mutlak, dan perintah itu tidak bisa diganggu gugat. Karena itulah yang ia pelajari sejak dulu, dan sampai sekarang ia masih belum bisa menentang perintah dari sang ayah. Baginya Ayahnya adalah panutan kehidupannya, dan perintah sang ayah adalah aturan yang harus ia tepati.

...----------------...

Wanita itu kini sudah keluar, dan ia sengaja untuk tidak menemui siapapun di sana. Karena ia yakin kalau keluarga dari Gaby pasti sangat mengenalnya, dan karena itu ia tak disengaja menemui Gaby dengan menggunakan masker dan penyamaran. Karena ia sangat tidak ingin bertemu dengan keluarga Gaby, keluarga yang sebenarnya sudah mengetahui pengorbanannya.

Wanita itu kini sedang duduk termenung, ia masih mengingat kejadian di masa lalu. Di mana ia merelakan orang yang ia sayangi, dan itu semua demi Gaby yang merupakan sahabatnya. Tetapi ia tidak menyangka, kalau sekarang Gaby telah berubah.

Wanita itu masih saja terbendung memikirkan mengenai hal tersebut, tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghampirinya. Ia pun langsung terduduk di sampingnya, ia sungguh sangat terkejut ketika melihat siapa pemuda itu. Tiba-tiba terbesit niatan untuk memeluknya, tetapi ia sadar kalau mereka bukan mahram.

" Sudah lama ya kita tidak bertemu." ucapan muda itu dan wanita itu pun mengangguk.

" Yang kau katakan memang benar, sudah sangat lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanyanya.

" Ya beginilah aku, alhamdulillahnya aku baik-baik saja." jawabnya dengan senyum yang mengembang.

" Kenapa sih kau bersikap seperti ini, jujur saja aku semakin tersakiti melihat kau yang seperti ini. Aku justru sangat bahagia jika kau bersedih, karena itu artinya kau bisa mengutarakan isi hatimu bukan menyembunyikannya seperti sekarang." ucapnya dengan menatap mata pemuda itu.

" Tidak ada manfaatnya jika aku bersedih, dan mungkin lebih baik untuk kita melupakan semuanya. Kita juga harus melanjutkan kisah kehidupan kita, jangan sampai kehidupan kita berhenti di sini." ucapnya dan wanita itu pun mengangguk.

Keduanya pun terus saja melanjutkan perbincangan mereka, hingga akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk bertukar kontak WhatsApp. Karena mereka memang membutuhkan waktu untuk berkomunikasi, Karena bila mengharapkan sebuah pertemuan itu hanya akan terjadi sesaat. Dan hal tersebut sangat sulit untuk dimungkinkan, karena mereka sebenarnya tinggal di daerah yang sangat jauh berbeda.