Monic Nufus Alzie
" Monic..." panggil Yasya Juni Dayu yang merupakan sahabat terdekat Monic di pesantren.
" Ada apa sih teriak-teriak?" tanyanya yang terganggu.
" Ustadz Niko menikah." ucapnya dan membuat nampan yang di pegang Monic pun terjatuh.
" Dimana?" tanyanya dan Yasya pun segera membawanya ke tempat akad.
Kini tampak Niko sedang mengucapkan ijab kabul, Monic pun bergetar. Dan akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
" Maafkan aku Monic, aku tidak bisa membantah perintah Abi." batin Niko.
" Teganya kamu Mas." batin Monic dengan berderai air mata, kemudian ia pun segera berlari menuju kamarnya.
Yasya mengejar Monic, dan ia pun mendapatkan Monic yang sedang merapikan barang-barangnya.
" Kau mau kemana Monic?" tanya Yasya.
" Aku mau pulang, aku sudah tidak sanggup." jawabnya.
" Jangan tinggalkan aku Monic." ucap Yasya.
" Maaf Yasya, tetapi aku sudah tidak ada alasan lagi di sini." ucapnya kemudian langsung pergi meninggalkan Yasya.
" Monic..." teriaknya tetapi Monic ada melihat ke belakang dan terus berjalan melewati gerbang pesantren.
...----------------...
Kini Monic telah sampai di rumahnya, ia langsung masuk ke dalam kamarnya. Dan tidak memperdulikan sang pembantu yang memanggilnya, dan akhirnya pembantu ia pun menghampiri Monic di dalam kamarnya.
" Non Monic kenapa?" tanya pembantu itu.
" Saya nggak apa-apa kok bik." jawabnya.
" Non Monic yakin?" tanyanya.
" Iya bik, jadi tolong bibik keluar aja ya!" ucapnya dan pembantu itu pun segera keluar.
" Sepertinya aku harus melaporkannya kepada Tuan dan Nyonya." batinnya yang kemudian langsung pergi menuju ruang utama, tempat dimana telepon rumah berada.
Pembantu itu pun segera menelpon Nyonya nya, dan Nyonya itu pun segera pulang. Karena ia sangat khawatir dengan anaknya itu, dan ia pun langsung menemui Monic di dalam kamarnya.
Tok
Tok
Tok
" Masuk." ucap Monic dengan menghapus air matanya.
Nia Rindu Alzie yang merupakan Bunda dari Monic pun segera masuk, ia pun segera langsung memeluk Putrinya.
" Apa yang terjadi sayang?" tanyanya.
" Tidak ada Bunda." jawabnya dengan tersenyum.
" Kau yakin dengan ucapanmu?" tanya Nia.
" Monic yakin Bunda." ucapnya.
" Sebenarnya apa yang sedang kau sembunyikan sayang, tampaknya hal itu sangat menyakitkan." batin Nia.
" Ya sudah kalau kau tidak mau cerita, tetapi setidaknya tenangkan dirimu. Dan bila kau mau cerita, Bunda akan mendengarkannya. Jangan anggap dirimu sendiri sayang, ingat ada Bunda dan juga Ayah." ucap Nia dengan mengelus kepala Monic.
" Terima kasih Bunda." jawabnya.
" Iya sayang, bagaimana kalau kita makan dulu. Bunda yakin kau pasti sudah sangat lapar." ajak Nia dan keduanya pun keluar dari kamar.
Kini sudah banyak makanan yang tersaji, tetapi nta mengapa Monic tidak berselera makan. Padahal semua makanan yang tersaji adalah makanan kesukaannya, dan hal tersebut membuat Nia menjadi penasaran dengan yang dipikirkan oleh putrinya itu.
" Makan yang banyak dong sayang, ini semua makanan kesukaanmu. Kasihan bibi uda capek memasaknya loh, masa kamu tidak mau makan." jelas Nia dan Monic pun memasukan makanan itu sesuap demi sesuap ke mulutnya.
" Pandangannya sangat kosong, nona pasti berbohong mengenai tidak terjadi sesuatu." batin pembantu itu yang memang sudah merawat Monic sejak masih kecil.
Setelah selesai makan, Monic pun segera kembali ke kamarnya lagi. Dan pembantu itu pun menceritakan apa yang ia lihat.
" Sudahlah bik, biarkan saja Monic tenang terlebih dahulu. Nanti bila dia sudah tenang baru kita tanya, kalau kita bertanya sekarang akan sia-sia saja." jelas Nia dan pembantu itu pun mengangguk.
Kini mereka sudah selesai makan, bibik pembantu itu sebenarnya sangat penasaran. Tetapi ia tidak berani melakukan hal yang di larang oleh Nyonya itu.
...----------------...
" Maafkan aku, aku tidak bisa menentang permintaan kedua orang tuaku. Dan kini aku bukan teman status lagi, kini aku sudah menjadi suaminya Gaby." batin Niko.
" Kau sedang memikirkan apa Niko?" tanya Mondy Seno Yuda yang merupakan sahabat Niko.
" Aku tidak sedang memikirkan apa-apa." jawabnya.
" Kamu tidak perlu menutupi semuanya dariku Niko, semuanya sudah tergambar jelas dari sorot matamu. Saat ini pastinya kamu sedang memikirkan mengenai Gaby bukan, karena saat ini Gebi Lisa Banyu sudah menjadi istrimu." ucapnya.
" Maafkan aku Mondy, seharusnya kaulah yang bersanding dengan Gaby. Tetapi aku tidak bisa menentang permintaan kedua orang tuaku, dan akhirnya aku harus menikah dengan Gaby." ucapnya yang merasa tidak enak.
" Itu semua tidak masalah, lagian dari awal aku juga sadar kalau aku memang tidak mungkin bersanding dengan Gaby. Ayah Gaby Bapak Cakra Genta Banyu dan istrinya Marsya Ratu Banyu tentunya tidak akan menyetujui hubungan kami." ucapnya.
" Tetapi tetap saja, aku merasa bersalah kepadamu. Selama ini kita sudah bersahabat, tetapi aku justru merenggut orang yang telah kau cintai." ucapnya.
" Ini semua adalah suratan takdir Niko, dan aku memang tidak cocok bersanding dengan Gaby. Aku harap kamu bisa menjaga Gaby dengan sebaik-baiknya, dan Gaby bisa bahagia ketika bersanding dengan mu." ucapnya yang sangat percaya dengan Niko.
" Mengapa kau berbicara seperti itu, jangan bilang kau juga ingin pergi meninggalkan pesantren ini." Ucap Niko.
" Aku memang akan pergi meninggalkan pondok pesantren ini, tetapi kau tidak perlu mengkhawatirkan ku. Aku pergi bukan karena kau dan juga Gaby, tetapi aku pergi karena ingin melanjutkan pendidikanku." ucapnya yang kemudian langsung meninggalkan Niko.
Niko pun berlari mengejar Mondy, ia ingin menghalangi kepergian dan paling tidaknya. Ia ingin mempertemukan Mondy dengan Gaby terlebih dahulu, tetapi sayangnya ia tidak bisa mengejar Mondy. Dan kini hanya tinggal kenangan tentang Mondy yang tersisa, Niko pun langsung menemui Gaby.
Tok
Tok
Tok
" Masuk." jawab Gaby.
" Rupanya Mas Niko, kenapa ya Mas ketuk pintunya kuat sekali?" tanya Gaby.
" Mindy telah pergi meninggalkan pondok pesantren ini." Jelasnya.
" Pasti karena dia kecewa dengan kita ya Mas?" tanyanya dengan tatapan teduh.
" Kalau untuk itu aku kurang tahu, Mondy tidak menceritakan tentang kekecewaannya. Ia hanya mengatakan kalau ia ingin menempuh pendidikannya kembali, dan karena itu ia meninggalkan pondok pesantren ini." jelasnya.
" Apakah dia ada mengatakan ingin melanjutkan ke mana Mas?" tanya Gaby yang penasaran.
" Dia tidak ada mengatakannya kepadaku, dan aku juga belum sempat menanyakan ia akan melanjut ke mana." jelasnya.
" Sudahlah, kalian jangan lagi memikirkan tentang Mondy." ucap seorang wanita yang baru saja datang.
" Rupanya ada Kak Sista." ucap Niko.
" Kalian berdua jangan pernah membahas mengenai Mondy lagi, jangan sampai hal tersebut bisa mempengaruhi hubungan pernikahan kalian. Aku tahu kalian berdua sangat menyayangi Mondy, tetapi kalian juga tidak bisa menyia-nyiakan hubungan yang telah terjalin." jelas Sista Wilma Dedi.
" Kak Sista tenang aja, hubungan Gaby dengan Mondy tidak akan pernah diketahui oleh semuanya. Aku telah berjanji kepada Mondy, kalau aku akan menjaga dan menutupi kisah kehidupan masa lalu dari Gaby." Jelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Agis
aku mampir kak, semangat.
2024-05-15
0
aca
psangan egois
2024-05-15
0