NovelToon NovelToon
Sirkuit Rasa

Sirkuit Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reinand_

Apa itu cinta?

Mungkin ini hanyalah kisah cinta monyet yang di alami perempuan muda di masa-masa SMP nya, bisa juga ini adalah awal kisah cinta nya yang akan ia selalu rasakan sampai kapan pun juga.

Aku Reyna Celestia berumur 14 tahun, siswi Sekolah Menengah Pertama yang merasakan apa itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin terdengar aneh bila yang mengatakan nya hanyalah gadis muda yang belum cukup untuk merasakan jatuh cinta. Namun inilah kisahku...

Bagaimana akhir nya? Apakah aku akan mendapatkan akhir yang aku inginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinand_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Bagian 2

...Davin POV...

...----------------...

Aku selalu mengarahkan pandanganku kepada Rey, jadi saat di dalam bioskop aku pun langsung menyadari perubahannya.

Saat ku alihkan pandanganku ke arah pandangan yang di lihatnya, oh.. Pantas saja, ada Marvin dan Sheila di sana.

"Rey, kamu gapapa?", tanyaku

"E-eh gpp kok, emang kapan?"

"Kamu tiba-tiba jadi pendiem sih"

"Enggak kok gpp hehehe", ucapnya

Bohong. Mana mungkin kamu baik-baik aja Rey, udah keliatan jelas kok kalau kamu gak baik-baik aja.

Selama film di putar, fokus ku pun teralihkan karena Reyna. Dari yang aku lihat pun, kamu begitu terfokus pada Marvin dan Sheila.

Rey? Sakit ya lihat orang yang kamu suka, bersama orang lain. Begitu pun dengan ku, sebenarnya aku suka sama kamu Rey.. Sekarang pun aku sakit, karena kamu menyukai orang lain.

Akhirnya film pun selesai, kita keluar dari bioskop dan Rey memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Saat sedang menunggu tiba-tiba saja ada yang memanggil ku.

"Eh Davin", ucapnya dan aku menoleh ke asal suara.

"Marvin ya? ketemu ke dua kalinya nih di bioskop"

"Eh iya nih, habis nonton avatar"

"Widih, sama juga cuy. Bareng siapa?", tanyaku

"Ada deh, temen.. Sendirinya sama siapa kesini? pacar ya?", jawab nya

"Mana ada pacar, sama mama dan Rey", ucapku sambil menunjuk mama yang sedang duduk sambil terfokus pada layar Hp.

"Terus Rey nya kemana?", tanyanya

"Ke kamar mandi"

Dia hanya mengangguk saja. Sebenarnya aku sedikit aneh bisa berbincang seperti ini dengan Marvin. Biasanya dia banyak diam jika ada aku, entah ada apa dengan nya sampai-sampai kita bisa berbincang lama.

Tak lama setelah berbincang, akhirnya Rey kembali dari toilet, ternyata ia keluar bersama dengan Sheila.

"Nah tuh orang nya udh balik", ucapku sambil menunjuk ke arah Rey.

...----------------...

...Back To Reyna...

...----------------...

Dari kejauhan aku melihat Davin menunjuk ke arahku, saat ku lihat-lihat lagi ternyata ada seseorang yang berdiri di samping Davin dan itu adalah Marvin.

"Sial, hal yang tak ku ingin kan malah terjadi", Batinku. Lalu aku dan Sheila pun menghampiri mereka.

"Eh ada Marvin", ucapku

"Iya nih, habis nonton"

"Haha iya aku udah tau dari Sheila"

"Eh kalian mau kemana nih habis nonton? Mau bareng?", tanya Sheila

"Gak usah, kita mau belanja keliling sama mama", potong Davin

"Ya gitu deh, siapa tau kalian malah ke ganggu kan buat berduaan hahaha", candaku.. Padahal aku sendiri cemburu melihat itu.

"Dih apaan sih Rey, tapi emang bener sih", ucap Sheila.

"Kalau gitu kita duluan ya", ucap Marvin

"Iya, dah Shei, Vin", ucapku sambil melambaikan tangan.

Akhirnya Marvin dan Sheila pun pergi terlebih dahulu. Setelah berbincang dengan mereka, aku benar-benar merasakan perbedaan Marvin. Dia yang biasanya sangat cuek, dan tidak begitu tertarik untuk dekat dengan Sheila, sekarang terlihat sangat dekat bahkan tidak memakai ekspresi Datarnya.

Mood ku seketika turun, rasanya malas sekali untuk berjalan-jalan sekarang. Tapi karena aku tidak enak kepada Mama Iren, aku berusaha untuk tetap ceria di depan mereka.

"Masih mau jalan-jalan?", tanya Davin tiba-tiba

"Mau lah, kenapa harus ga mau?", jawabku sambil berjalan menghampiri mama.

"Ma, ayo sekarang kita keliling", ajak ku pada mama

"Udah? Oke ayo"

Aku, Davin dan Mama pun pergi berkeliling untuk berbelanja. Membeli baju, menemani mama membeli tas, skincare, dan keperluan lain nya. Dan yaa disini tugas Davin itu mengikuti aku dan Mama untuk membawa barang belanjaan hahaha.

"Eh katanya kamu mau beli sesuatu? Mau beli apa?", tanya mama

"Rey cuma mau lihat-lihat aksesoris aja sih ma, niatnya mau beli jepit rambut atau bando", jawabku.

"Yaudah ayo, mama tau tempat nya", ucapnya sambil menarik tanganku.

Aku pun mengangguk dan mengikuti mama, setelah beberapa menit berjalan akhirnya kami sampai pada sebuah toko aksesoris.

"Nah... mama tuh biasanya cuma lihat-lihat doang sih ke sini, lagian mama mana mungkin pake aksesori buat anak remaja kan?", ucapnya

"emang nya kenapa ma kalau pake? kan biar mama makin keliat awet muda hahaha",

"Mama pake gituan tetep keliat tua kok", celetuk Davin

"Dih diem deh kamu", ucapku sambil mencubit tangannya

"Adududuh iya deh iya, sakit tau", ucap Davin sambil mengelus bagian tangan yang aku cubit.

"Rasain wlee", sambil menjulurkan lidah.

Mama Iren hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum karena melihat tingkah laku aku dan Davin.

"Kalau mama punya anak perempuan sih pasti udh banyak mama beli Rey, mumpung sekarang ada kamu, mama mau beliin aksesoris buat kamu ya", ucap mama Iren

"Eh ga usah ma, aku ada bekal uang kok dari mama papa"

"Udah, kapan lagi mama bisa belanjain anak perempuan kan, Davin sih ga bisa mama dandanin", ucap mama sambil menatap sinis ke arah Davin.

"Ya masa Davin di dandanin sih mah, jangan aneh-aneh", ketus Davin

"Hahaha oke deh ma, makasih yaa", ucapku sambil tersenyum ke arah mama.

Aku pun berkeliling untuk melihat aksesoris yang ada di sana, saking banyak sekali aksesoris yang bagus dan lucu aku sampai bingung harus membeli yang mana. Setelah melihat-lihat, akhirnya aku menemukan aksesoris yang aku inginkan, yaitu beberapa jepit rambut kecil yang berbentuk kupu-kupu.

"Ma aku mau ini aja", ucapku sambil memperlihatkan jepit tersebut.

"Seriusan cuma mau itu aja? Kalau mau yang lain ambil aja gpp kok", ucap mama

"Engga ma, udah aja kok ini cukup", jawabku.

Aku dan mama pun langsung menuju kasir untuk membayar. Setelah selesai, kami keluar dari toko aksesoris tersebut.

"Mau kemana lagi nih?", tanya mama

"pulang aja lah ma, ga cape apa kalian keliling-keliling terus? Davin yang ikutin nya cape, mana Davin juga yang bawain belanjaannya", ucap Davin sambil memasang wajah cemberut

"Ah lebay kamu jadi laki, baru aja segitu", ucap mama

"Mama masih ada yang mau di beli emang nya?", tanyaku pada mama

"Engga sih, kamu masih ada yang mau di beli ga Rey? Davin ga mau beli sesuatu?", tanya mama

"Rey udh cukup ma", jawabku

"Engga ada kayak nya ma", jawab Davin

"Yaudah deh kalau gitu kita pulang aja", ucap mama

"Mama pulang sama Davin aja, biar Rey pesan gojek online", ucapku pada mama

"Ga usah, kamu tetep pulang sama Davin aja, gak usah khawatir mama udah bilang ke papa nya Davin buat jemput kok", jawabnya

"Kalau gitu kita tungguin mama sampe di jemput",

"Udah duluan aja, mama mau ketemu temen mama dulu sambil nunggu papa Davin", jawab mama

"Yaudah kalau gitu, Rey sama Davin pamit pulang duluan ya ma", ucapku sembari salam ke tangan mama

"Iya, hati-hati ya. Awas Davin jangan ngebut bawa Reyna nya", tegas mama Iren pada Davin

"Siap kanjeng ratu", sambil sedikit membungkukkan badannya.

Aku hanya tertawa melihat tingkah laku Davin terhadap mama nya. Setelah itu kami berdua pun pergi menuju parkiran motor. Baru setengah jalan menuju parkir, tiba-tiba saja Davin bilang kalau ada yang harus dia beli, dan menyuruhku untuk duluan pergi ke tempat parkir.

"Dasar, padahal tadi mama udah nanya kan", batinku sambil berjalan menuju ke arah parkir.

Tak lama setelah itu, aku pun sampai di tempat parkir. Aku duduk di atas motor Davin sambil menenteng barang belanjaan kami. 10 menit berlalu, akhirnya Davin pun datang.

"Udah, ayo pulang", ajak Davin

"Udah? Emang beli apaan sih?", tanya ku

"Kepo deh",

"Dih dasar ya", ucapku dengan wajah kesal

Davin yang melihatku hanya tertawa saja, lalu ia pun memasangkan helm padaku.

"Mau makan malem di luar?", tanya nya

"Gak usah deh, makan yang ada di rumah aja", jawabku

Davin mengangguk, lalu menyalakan motor dan akhirnya kami berdua pun pulang ke rumah.

1
sky
/Smile/
Anita Jenius
Ceritanya menarik.
aku bacanya nyicil ya.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Reii: Terimakasih kak/Smirk/
total 1 replies
sky
sheiiii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!