NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Arvel baru saja selesi mandi. Ia mengenakan baju rumahan dan segera turun ke bawah. Bermaksud untuk makan malam. Dirga dan Tiara pasti juga ada di bawah untuk makan malam.

Bergerak menuruni tangga dengan cepat dan tertuju ke meja makan, tetapi tidak ada siapa pun di sana.

“Tante apa kakak ipar belum turun untuk makan malam?” tanya Arvel. Nyonya Rani dan Pak Hadi masih asyik menonton televisi di ruang keluarga.

“Belum, bukankan kalian sudah makan di luar tadi?” Nyonya Rani balik bertanya.

“Belum, Kakak ipar menolak makan malam di luar karena sudah terlalu malam!” jawab Arvel.

“Kamu makan saja, aku yang akan mengantar makan untuk Tiara.” Nyonya Rani yang sayang dan begitu mencintai menantunya ingin sekali menunjukkan perhatiannya terhadap Tiara. Agar dia tahu selain Dirga dia juga memiliki mama yang baik.

Nyonya Rani segera beranjak dari duduknya. Ia mengambil nasi dan sate ayam. Tiara menyukainya. Lantas, ia beranjak dari duduknya dan menuju kamar Tiara.

“Dirga buka pintunya!” pinta Nyonya Rani.

“Iya,” sahut Dirga lirih. Kemudian ia membuka pintu.

“Dimana Tiara? Mama membawa makan malam untuknya! Arvel bilang mereka belum makan sejak siang tadi,” jelas sang mama celingukan mencari Tiara, tetapi menantu tercintanya itu tidak ada di sana.

Dirga diam, ia sengaja berdiri di hadapan Nyonya Rani, agar ia tidak bisa masuk. Bisa bahaya kalau mamanya itu tahu, ia telah mengurung Tiara di kamar mandi selama satu jam.

“Dimana Tiara!” desak Nyonya Rani. Semakin curiga karena Dirga tak bergerak sama sekali. Terus menghalangi pandangannya dan tidak mengizinkannya untuk masuk.

“Tiara sedang di kamar mandi Ma,” sahut Dirga bersikap datar seolah terjadi apa-apa.

“Baiklah izinkan mama masuk! Mama akan menunggu di dalam!” Nyonya Rani melangkah ke depan. Pandangan matanya dan pandangan mata Dirga bertemu.

Dirga terpaksa membuka pintu lebar, karena jika melarang sang mama untuk masuk. Dia akan curiga, itu pasti.

Nyonya Rani menerobos masuk, dia menaruh nampan di atas meja lalu duduk di sofa. “Sudah berapa lama Tiara di dalam kamar mandi?” tanya Nyonya Rani. Pandangannya menyapu ke seluruh ruangan, sudah lama ia tidak masuk ke kamar putranya.

“Baru saja Ma!” jawab Dirga. “Lebih baik mama turun saja, biar aku yang memberikan makan malam itu untuk Tiara!” tawarnya. Sudah mulai ketakutan, kalau sampai mamanya tahu, ini bisa menjadi maslah besar.

“Mama akan menunggu!” Nyonya Rani melirik jam di dinding sudah hampir setengah Sembilan malam. Ia akan menunggu sejenak.

Tak ada pilihan lain. Dirga memilih duduk di tepi ranjang dengan harap-harap cemas. Jangan sampai Tiara menggedor pintu dan meminta tolong. “Please jangan,” gumamnya pelan.

“Apa?” tanya Nyonya Rani mendengar Dirga bersuara.

“Tidak ada Ma, Tiara kalau mandi memang lama! Jadi mama keluar saja, aku pastikan Tiara menghabiskan makan malamnya!” Sekali lagi Dirga berusaha mengusir sang mama keluar dari kamarnya.

“Sebentar!” Nyonya Rani berdiri dari duduknya, kemudian ia berjalan menuju pintu kamar mandi.

‘Gawat,’ batin Dirga pasrah.

Baru saja Nyonya Rani ingin membuka pintu terdengar suara rintihan dari dalam. “Tuan, Buka pintunya!” lirih Tiara yang sudah kedinginan.

“Dirga!” teriak Nyonya Rani berusaha memutar handle pintu.

“Sial” Dirga segera mengambil kunci kamar mandi dan membuka pintu.

Dirga dan Nyonya Rani mendapati Tiara duduk di lantai dengan tubuh menggigil. “Apa kamu menguncinya di kamar mandi!” teriak Nyonya Rani. Keduanya mendekat ke arah Tiara. Dirga mengemban sang istri, lalu membawa tubuh Tiara ke atas ranjang.

“Tiara!” panggil Nyonya Rani seraya melepas baju basah yang dikenakan menantunya. “Dirga panggil dokter sekarang!” titah Nyonya Rani berteriak.

Dirga yang merasa khawatir dengan keadaan istrinya, segera meraih ponsel dan akan segera menelefon dokter pribadinya. Namun, Tiara melarang. “Tidak perlu, aku hanya kedinginan!” ucapnya.

Mendengar teriakan dari ruang atas, Arvel, Pak Seno, dan Mbok Ijah naik ke lantai dua dan menuju kamar Dirga.

Dirga segera menutup pintu dan hanya mengizinkan Mbok Ijah yang masuk, membantu mamanya mengganti baju untuk Tiara. Lantas, ia bersama sang papa dan saudara sepupunya menunggu di luar kamar.

“Apa yang terjadi?” tanya Pak Hadi. Mengamati wajah Dirga, ekspresinya menyiratkan sedang tidak baik-baik saja. Bibirnya terkatup rapat, dengan mata terpejam. Khawatir dan takut. “Tiara kenapa!”

”Dia kedinginan Pa.” Dirga membuang pandangan, ia bersalah.

“Kenapa, bisa kedinginan! Kau tidak menguncinya di kamar mandi sejak tadi kan!” geram Arvel. Nada suaranya terdengar sangat marah.

Pria itu bungkam. Diam sebagai respons karena tebakan Arvel benar.

“Tuan Dirga,” panggil Mbok Ijah di bibir pintu kamar. “Nyonya Rani, meminta Anda untuk masuk ke kamar!” Mbok Ijah yang sudah merasakan ketegangan suasana antara Dirga dan Nyonya Rani, memilih untuk pergi ke lantai bawah.

Dirga bergerak masuk ke dalam kamar, diikuti Pak Hadi dan Arvel yang khawatir dengan keadaan Tiara.

“Lihat Dirga, kamu keterlaluan. Bisa-bisanya kamu mengunci Tiara di kamar mandi!” geram Nyonya Rani ada kemarahan besar di nada suarnya.

“Maaf, Ma!” ucap Dirga. Hanya bisa menundukkan kepala lebih dalam karena merasa bersalah.

“Meminta maaflah sama Tiara bukan sama Mama, kamu bersalah padanya!” Nyonya Rani Membuang muka karena kesal. “Kau harus minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Astaga! Kau bukan bocah dan Tiara bukan anak kecil lagi! Kalau kamu masih bersikap seperti ini, mama tidak tahu lagi harus bagaimana! Mungkin lebih baik Tiara tidak bersamamu!” Nyonya Rani memijit-mijit keningnya.

“Kamu Aneh! Pria lain saja ingin selalu menghangatkan istrinya, tapi kamu malah membuatnya kedinginan!” cibir Arvel, melirik ke arah Tiara yang menggigil kedinginan. “Kalau belum siap menjadi seorang suami! Lebih baik kamu tidak usah menikah! Kasihan kakak ipar memiliki suami seperti dirimu!” imbuhnya. Sengaja menyudutkan Dirga sebelum keluar dari kamar.

Hening.

Pak Seno dan Nyonya Rani menatap Dirga, mendiskriminasi. Menuduhnya!

“Aku merasa bersalah, aku janji tidak akan mengulanginya lagi.” Dirga menunduk seraya duduk di tepi ranjang. “Mama dan Papa, keluar sekarang. Aku dan Tiara akan menyelesaikan masalah kami sendiri!” pinta Dirga.

Pak Seno yang segera memahami situasi melihat ke arah istrinya dan mengisyaratkan untuk segera keluar kamar.

Dirga kembali menganggukkan kepala, meyakinkan sang mama bahwa semua akan baik-baik saja.

“Baik!” Nyonya Rani menahan amarahnya. “Ibu akan memanggil dr. Syam ke mari!” usulnya masih tidak yakin dengan keadaan Tiara.

“Tidak Ma, aku tidak apa-apa,” lirih Tiara.

“Baiklah, Dirga kamu dalam pengawasan mama, sekali lagi mama lihat kamu menyiksa Tiara mama tidak akan tinggal diam!” ancamnya. Kini ia mulai merasa ada yang tidak beres dengan putranya. Tentang pernikahan keduanya? Benarkah Dirga menikahi Tiara karena cinta!

Pak Seno hanya diam. Namun, pandangan matanya saja mampu membuat Dirga merasa sangat bersalah atas kejadian ini.

Cklek.

Pintu kamar tertutup.

Dirga melihat ke wajah Tiara. Kedua matanya tertutup rapat, dengan embusan nafas yang teratur. Bibirnya masih menggigil karena kedinginan. “Kau tidur Tiara?” tanya Dirga mengusap pelan kening sang istri.

“Aku belum tidur!” jawab Tiara, pelan.

“Aku minta maaf! Aku tidak suka kamu pergi dengan Arvel, aku tidak suka karena kalian hanya pergi berdua dan nomor kamu tidak bisa dihubungi! Aku benar-benar minta maaf Tiara, apa kamu memaafkanku?” tanya Dirga meraih punggung tangan Tiara dan menciumnya. “Katakan kamu memaafkan ku, atau apa yang harus aku lakukan agar kamu memaafkanku!” Dirga tampak sangat khawatir.

Kruuk.

Kruuk.

“Aku lapar, tolong berikan makan padaku!” pinta Tiara.

Dirga bergerak cepat mengambil nasi dan sate yang tadi dibawakan oleh Nyonya Rani.

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!