Generation Sandwich, istilah yang sering di gunakan baru-baru ini. Mungkin sebagian ada yang menjadi pelakunya, ada juga yang menganggapnya hanya sebuah sudut pandang semata.
Tumbuh dan besar dari kalangan menengah kebawah menjadikan seorang gadis cantik bernama Hima Narayan kuat dalam menjalani kehidupannya.
Tanpa di ketahui banyak orang, nyatanya Hima menyimpan luka dan trauma tersendiri dalam hidupnya. Tentang pengkhianatan dan kekecewaan di masa lalu.
Ganindra Pramudya Suryawilaga : " Saat aku pikir kamu adalah rumah yang ku tuju. Tapi kamu justru menjauh saat aku ingin menggapai mu. Beri aku kesempatan sekali lagi Hima!"
Kehidupan keluarganya dan kisah cintanya tak pernah berpihak padanya. Akankah Hima menyerah dengan kehidupannya???? Lantas bagaimana dengan kisah cinta gadis itu?
Semoga para reader's kesayangan berkenan mampir, terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Helga mendadak panik saat rekan pramuniaga diringkus oleh pihak berwajib. Tanpa pikir panjang, perempuan berusia tiga puluhan yang belum menikah itu langsung mendatangi adiknya di ruangannya.
Brakkk!
Seperti yang sudah-sudah, Helga selalu seperti itu jika masuk ke ruangan Bayu. Dia tak memikirkan di tempat kerja, Bayu tetaplah atasannya.
[Ya, anak baru itu yang ada di gudang suruh menggantikan teman kamu yang kena kasus itu]
Bayu sedang berbicara dengan bawahannya.
[Ya, hari ini juga!!]
Setelah ia menutup panggilannya, barulah ia menggubris kakaknya yang tak pernah lihat situasi.
"Lo masih santai begini Bay?'', tanya Helga.
"Gue suruh ngapain mba?'', tanya Bayu dengan wajah menyebalkan.
"Dia di tangkap! Lo ngga mikir apa, kalo dia buka suara, mampus kita !'', Helga terdengar begitu frustasi.
"Gue jamin mereka ngga akan nyebut nama kita!'', Bayu menghisap rokoknya. Helga sampai menatap heran dengan kesantaian Bayu.
"Bay, lo beneran ngga mikirin masa depan kita kalo mereka buka suara? Hah! Gila!!!", pekik Helga.
"Bisa ngga sih, jangan dikit-dikit lebay gitu?'', tanya Bayu. Lalu Bayu pun mengatakan alasannya kenapa mereka tak perlu takut. Ada hal lain yang Helga tak tahu hingga Bayu cukup tenang menghadapinya.
''Kalo lo tahu senjata buat lawan mereka, kenapa lo biarin gue jadi korban napsu bejat mereka, Bayu! Bre****!'', pekik Helga.
"Ngga usah munafik lo mba, lo juga butuh! Dari pada lo jajan di luar sana sama brondong kere kan?'', tanya Bayu sambil tersenyum jahat.
"Gila! Jadi selama ini lo....arrggghhh!'', Helga keluar dari ruangan Bayu dengan emosi jiwa. Sudah bisa di pastikan jika para bawahannya akan jadi pelampiasannya.
''Mba Helga...mba Helga, bukannya terima kasih lo sama gue hehehe", Bayu benar-benar definisi pria jahat.
Di gudang....
Hima menghampiri Ganindra yang baru selesai sholat dhuhur bersama Ari.
"Ada apa Ma?'', tanya Ganin pada Hima.
"Lo suruh pindah ke depan, gantiin anak Pa yang diringkus semalam karena kasus narkoba.''
Ganin dan Ari saling melempar pandangan.
"Kenapa harus gue?'', tanya Ganin.
"Ya ngga tahu! Kok nanya gue, nanya atasan lah!'', sahut Hima sambil berjalan melewati mereka karena ia juga akan sholat dhuhur. Hima memang menunggu Ari selesai sholat agar dia mengangkat panggilan telpon yang menanyakan stok saat dirinya sholat.
"Duluan!'', kata bang Ari meninggalkan Ganin yang masih berdiri di tempat semula.
Tapi akhirnya Ganin mengikut Hima yang belum masuk kamar mandi untuk berwudhu.
"Ma...", Ganin menarik lengan Hima yang sudah menggulung kaos nya sampai ke siku. Hima pun tak jadi melangkah memasuki kamar mandi.
"Apa sih Nin?'', tanya hima dengan nada kesal.
"Bener, gue di pindah ke depan?'', tanya Ganin. Hima memutar bola matanya dengan malas.
"Iya, kalo ga percaya tanya aja sama mba Helga atau pak Bayu deh!", sahut Hima. Ganindra masih menggenggam lengan Hima.
"Apa lagi Nin, gue mau sholat!", kata Hima.
"Lo bolehin gitu gue di pindah?'', tanya Ganin. Hima melongo beberapa saat tapi setelahnya ia sadar.
"Kenapa harus ngga boleh? Gue juga sama-sama kerja kali di sini, Ganindra! Bukannya lo lebih seneng kalo di depan, bisa cuci mata sama cewek-cewek SPG cantik dan seksi?'', Hima melepas tangan Ganindra dari tangannya.
Ganin pun tampak membiarkan Hima masuk ke kamar mandi. Seharusnya ia bersyukur ,Ganin tak perlu repot untuk kabur-kaburan dari gudang untuk kepentingan penyelidikan. Tapi entah kenapa dia merasa ada rasa yang hilang saat ia tak berada di ruangan yang sama lagi dengan Hima. Terlalu lebay mungkin, mereka tinggal di kamar yang bersebelahan. Tak seharusnya Ganin menganggap ini sebuah perpisahan bukan?
Tapi kebersamaan mereka di gudang dengan anak lori pun sudah menjadi bagian kesehariannya. Apa benar sosok Hima sudah membuatnya kembali merasakan yang namanya jatuh cinta setelah sekian lama?
🌾🌾🌾🌾🌾
Ganin langsung menuju ke ruangan Bayu. Dia akan mencari informasi kebenarannya apakah dia benar-benar akan di pindahkan ke showroom. Tatapan kagum ia dapatkan dari para kaum hawa yang ada di showroom. Ganin memang membaca pesan-pesan dari fans nya tapi tidak satu pun yang ia jawab.
Sedang para pramuniaga menatap Ganin dengan tatapan penuh rasa iri dan kesal. Bagaimana tidak? Ganin jauh lebih good looking di bandingkan dengan mereka yang bahkan sudah kategori tampan.
Ganin mengabaikan tatapan mereka dan tetap fokus dengan tujuan utamanya untuk menemui Bayu. Tanpa sengaja, Ganin mendengar percakapan antara seorang laki-laki dan perempuan. Jika yang laki-laki Ganin pastikan itu Bayu, tidak dengan sang perempuan karena suara itu terdengar begitu emosi.
Polisi tampan itu mencari tempat bersembunyi sekaligus tempat untuk menguping. Tak lama kemudian, Helga keluar dari ruangan Bayu dengan wajah yang emosi.
"Bayu bren****!", pekik Helga yang terdengar oleh Ganin.
Ganin tak menyangka jika Bayu sejahat itu pada kakaknya sendiri. Ganin bersyukur, Hima tak ikut dan ada sangkutan apapun dengan Bayu.
Mereka masih punya kesempatan untuk mengelak. Tapi aku harus cari bukti yang valid sampai mereka tak berkutik!
Ganin menunggu Helga yang sudah menjauh dari tempat itu. Ganin mengetuk pintu lalu menemui Bayu.
"Selamat siang pak!", sapa Ganin setelah ia di persilahkan masuk.
"Kamu? Sini!", pinta Bayu. Usia mereka sebenarnya sama, hanya saja memang wajah Ganin yang baby face jadi mereka terlihat sangat jauh berbeda.
"Pak Bayu, maaf! Benarkah saya di pindahkan ke showroom?", tanya Ganin. Bayu meletakkan kedua tangannya di dagu.
"Kenapa? Keberatan? Bukankah dari awal kamu memang mau melamar di bagian itu?", tanya Bayu dengan tatapan curiga.
"Tidak pak, hanya saja saya sudah terlanjur meng...", ucapan Ganin di sela oleh Bayu.
"Menghafal stok? Ckkk... alasan! Tugas kamu sekarang mencari pelanggan! Kalo penjualan kamu banyak, kamu bisa dapatkan bonus! Dan satu lagi....!", Bayu meletakkan tangannya di atas meja dengan wajah yang sedikit mendekati Ganin.
"Apa pak?", tanya Ganin pura-pura takut.
"Jauhi Hima!!", katanya pelan. Ganin tak mengangguk apalagi menggeleng.
"Kenapa saya harus menjauhi Hima pak? Kami partner kerja! Kami juga tetangga kost bahkan kamar kami sebelahan. Atas dasar apa saya harus menjauhi Hima, pak Bayu?", tanya Ganin sok polos. Padahal ia tahu kalau Bayu itu masih menaruh hati pada Hima.
Beruntung Hima tak mau dengan lelaki itu!
"Heh! Kamu hanya anak kemarin sore! Ikuti peraturan yang saya buat dan kamu akan nyaman bekerja di sini!", kata Bayu dengan tatapan matanya yang tegas.
Ganin memilih diam, kalau dia melwan seperti saat jadi dirinya sendiri sudah di pastikan bahwa ia akan cepat ketahuan oleh semua orang.
Tapi Ganin diam seperti itu seolah menunjukkan bahwa ia lemah!
"Sudah, sana keluar! Belajar penjualan dengan yang lain!", Bayu mengibaskan tangannya meminta Ganin pergi.
Ganin pun berpamitan dengan sopan layaknya pada atasan. Setelah keluar dari ruangan itu, Ganin kembali menjadi sosok yang seperti biasa.
Lelaki itu mengirim pesan suara yang ia rekam untuk rekannya di kantor. Dan Ganin meminta agar atasannya memberikan perpanjangan waktu untuk Ganin menyelesaikan kasus itu.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
To be continued ✌️✌️✌️✌️
Makasih 🙏
Kasih bonchap dong
mksh ya thor atas bacaannya yg luar biasa sukses trs dengan karya² baruy..love² buat ithor💖💖💖💖💖💖💖