Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Sayang, aku sudah di depan. Mau aku jemput ke atas, atau kamu turun ke bawah.?" Jasmani membaca pesan dari suaminya. Nomor ponsel Juna sudah aktif sejak 1 jam yang lalu. Jasmani tau karna pesan yang dia kirim pada Juna siang tadi, telah di baca 1 jam yang lalu.
"Mas Juna tunggu di bawah saja, aku akan turun." Jasmine mengirimkan balasan pesan pada Juna. Dia kemudian mengemasi barang pribadinya dan membereskan berkas-berkas di atas meja. Setelah selesai, Jasmine buru-buru turun.
Dia menghampiri mobil Juna yang terparkir di depan lobby perusahaan. Juna tampak turun dari mobilnya, dia melempar senyum sebelum membukakan pintu untuk Jasmine. Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil, Juna segera melajukan mobilnya meninggalkan perusahaan Jasmine.
"Ponselnya sudah selesai di perbaiki.?" Tanya Jasmine. Juna mengangguk, matanya melirik pada ponsel miliknya yang tergeletak di samping kursi kemudi.
"Sudah, masih aman untuk pakai." Tuturnya. Jasmine hanya mengangguk, namun matanya tak pernah lepas dari ponsel Juna. Pikirannya tertarik kembali pada kejadian siang tadi di kafe. Ponsel yang di pakai Juna untuk menelfon seseorang, masih menjadi misteri di benak Jasmine. Kalau ponsel Juna benar-benar sedang di perbaiki, lalu ponsel siapa yang dibawa Juna ke kafe, sampai-sampai Juna menyembunyikan ponsel itu darinya. Mungkinkah Juna memiliki 2 ponsel.?
Tatapan Jasmine beralih pada wajah tampan suaminya. Dia memindai lekat-lekat wajah pria yang selama 7 tahun memenuhi ruang di hatinya. Tidak ada yang berubah dari raut wajah Juna, pria itu tidak terlihat menyembunyikan sesuatu. Hanya saja,,, hanya saja Jasmine merasakan sikap dan perlakuan Juna lebih hangat dari sebelumnya. Mungkinkah semua itu hanya untuk menutupi sesuatu.?
"Jasmine,, Jasmine,,," Juna menggerakkan tangannya di depan wajah sang istri.
Wanita cantik itu terperanjat, lamunannya seketika buyar. "Ya, kenapa Mas.?"
"Aku bertanya padamu sejak tadi, kamu tidak mendengarnya. Apa yang sedang kamu pikirkan.?" Juna mengusap-usap sebelah pipi Jasmine. Sesekali hanya melirik karna harus fokus menyetir.
"Tidak ada. Mas Juna bertanya apa tadi.?" Jasmine mengulas senyum. Dia berusaha menunjukkan raut wajah dan sikap seperti biasa, walau dalam hatinya dipenuhi rasa penasaran dan curiga.
"Ada film bagus yang tayang hari ini, kamu mau menonton tidak.?" Tawar Juna.
Jasmine tampak berfikir sejak, dia kemudian mengiyakan ajakkan Juna. "Tapi pulang dulu kan.? Aku harus mandi dan mengganti baju."
Juna mengangguk. "Kita berangkat jam 6 saja."
Jasmine mengangguk setuju. Dia sebenarnya merasa heran karna Juna tiba-tiba mengajaknya menonton, padahal sebelumnya tidak pernah berinisiatif untuk mengajaknya pergi. Namun Jasmine memilih menyimpan sendiri tanpa berniat menanyakannya pada Juna, sebab dia merasa ada hal yang perlu di selidiki dari sikap suaminya itu.
...******...
Keduanya langsung naik ke lantai atas menuju kamar mereka. Sore ini tidak ada yang menyambut mereka pulang, sebab Mama Dewi ada di rumah Jihan.
"Mandi bersama.?" Tawar Juna ketika ia baru saja menutup pintu kamar.
"Boleh, Mas Juna duluan saja ke kamar mandi, nanti aku menyusul. Aku mau siapkan baju dulu. Tidak masalah kan kalau aku pilih baju couple.?" Jasmine bertanya sembari mendekati Juna dan membantu pria itu membuka kancing kemejanya.
"Ya, sesuai pilihan kamu saja." Juna mengecup sekilas bibir Jasmine. Jarak mereka terlalu dekat, mungkin Juna gemas menatap istrinya dari jarak sedekat itu. Usia Jasmine baru 21 tahun, wajahnya benar-benar seperti anak remaja dan tubuhnya cukup mungil meski memiliki tinggi 165 cm. Jika di lihat dengan jarak dekat, semua orang akan setuju kalau Jasmine menggemaskan dan wajahnya tidak membosankan sama sekali. Justru semakin lama di lihat, akan semakin terlihat cantik.
"Sana, Mas Juna duluan." Jasmine mendorong pelan bahu Juna yang sudah bertelanjang dada. Pria itu menurut, dia pergi ke kamar mandi dengan hanya memakai celana da lam bermerk yang biasa di iklankan pada model bertubuh atletis.
Jasmine menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup, dia seharusnya pergi ke walk in closet untuk menyiapkan baju ganti, namun Jasmine malah mengecek ponsel Juna di atas nakas.
Dengan jantung yang berdetak kencang, Jasmine membuka aplikasi chat dan memeriksa siapa saja yang di hubungi Juna hari ini. Bukannya lancang dan tidak percaya, namun Jasmine merasa yakin bahwa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh Juna.
"Tidak ada yang mencurigakan." Lirih Jasmine seraya meletakkan kembali ponsel milik Juna yang bisa dibuka dengan memasukkan tanggal pernikahan mereka. Jasmine sudah memastikan chat dan riwayat panggilan di telfon Juna hanya dari rekan kerja serta bawahannya.
"Ponsel itu,," Gumam Jasmine mengingat ponsel yang di pakai Juna ketika berada di kafe.
"Pasti ada yang disembunyikan di ponsel itu." Tanpa pikir panjang, Jasmine langsung menyambar kunci mobil Juna dan bergegas keluar kamar. Jasmine setengah berlari menuruni tangga untuk menuju garasi mobil.
Sampainya di sana, Jasmine langsung membuka mobil Juna dan masuk ke dalam. Dia mengobrak-abrik isi mobil Juna, mencari ponsel yang dia yakini disembunyikan Juna di dalam mobil itu.
Jantung Jasmine semakin berdetak kencang, dia takut ke tahuan Juna karna sudah lumayan lama tidak menyusulnya ke kamar mandi.
"Ya Tuhan, jika suamiku benar-benar menyembunyikan sesuatu dariku, biarkan aku mengetahui apa yang telah dia sembunyikan dariku." Lirih Jasmine tanpa berhenti mencari ponsel dan sesuatu yang mungkin bisa di jadikan bukti.
"Ketemu.!".Seru Jasmine ketika tangannya merogoh ke bawah kolong di kursi tengah. Jasmine mengambil benda pipih yang di selipkan di bawah karpet mobil.
Tangannya terlihat gemetar saat wujud ponsel itu benar-benar terlihat dengan mata kepalanya sendiri.
Suasana hati Jasmine berubah pilu. Banyak pertanyaan dan pikiran-pikiran buruk yang berdatangan sekaligus. Jasmine mencoba menghidupkan ponsel yang ditemukan dalam keadan mati itu. Dia terkejut melihat wallpaper yang merupakan foto Juna bersama seorang anak laki-laki. Foto dengan background restoran bertuliskan huruf kanji Jepang.
Jantung Jasmine berdesir kala melihat kemiripan wajah anak kecil itu dengan wajah suaminya. Tanpa perlu menanyakan siapa anak laki-laki tersebut, rasanya Jasmine sudah tau jawabannya.
Jasmine berniat membuat ponselnya, namun ponsel itu memiliki sandi yang tidak bisa di buka oleh Jasmine.
Saat akan menonaktifkan ponsel itu, Jasmine berfikiran untuk memotretnya. Dia cukup beruntung karna masih mengantongi ponsel miliknya di saku blazer. Jasmine buru-buru memotret layar ponsel rahasia milik Juna untuk di amati kapan foto itu di ambil.
"Braakkk.!!" Tanpa sadar, Jasmine menutup pintu mobil Juna dengan membantingnya. Itu hanya sebagian kecil emosi yang di luapkan oleh Jasmine atas kebohongan Juna.
Jasmine memegangi dadanya yang terasa sesak untuk bernafas. Dia mengukir senyum getir dan meninggalkan garasi mobil dengan perasaan berkecambuk.
klo ga buat cerita sendiri ttg jho sm jenny
laki plin plan, bilang ga cinta, tapi masih perhatian
laki gila lu
alasan gugat jelas, kebohongan dlm pernikahan ttg seorg anak...
buang aja laki model juna gt
klo perempuan lama2 bs cinta
klo lelaki dr yg cinta lama2 bs jenuh
apalagi klo dr awal ga cinta...
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua