NovelToon NovelToon
Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:110.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jesi Jasinah

Patah hati saat mengetahui kenyataan kekasihnya menikahi perempuan lain yang sudah dihamilinya. Membuat Elena terpaksa menerima lamaran seorang lelaki yang jauh dari impiannya selama ini. Hal ini terpaksa dia lakukan demi menutupi rasa malu kedua orang tuanya karena undangan pernikahannya yang sudah tersebar.

Diliputi rasa sedih, akhirnya kini dia sah menjadi istri Anggara seorang lelaki yang usahanya sedang bangkrut, dan terkenal dingin juga arogan.

Menikah tanpa cinta dengan kondisi ekonominya yang sulit ditambah sikap arogan dan dingin suaminya, sungguh merupakan tantangan berat baginya. Namun tekatnya yang ingin mempertanggung jawabkan keputusan yang telah diambil dan hanya ingin menikah sekali seumur hidup membuatnya harus bertahan dan berusaha menyesuaikan diri dengan situasi ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesi Jasinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Kisruh Diacara Resepsi

Fix…ternyata yang membuat pernikahan ini tertunda adalah wanita hamil yang sedang mengidam.  Sebaiknya kita doakan saja semoga ibunya dan bayinya lahir dengan kondisi selamat dan sehat.  Semua menjawab Aamiin.

Kak Anggara duduk disampingku tepat didepan meja ijab yang diatasnya ada berkas pernikahan.  Sementara dihadapan kami ada pak penghulu dan ayahku.  Ada juga dua orang saksi dari pihak mempelai perempuan dan dua orang dari pihak laki-laki, semuanya telah siap.

"Pengantin bernama Anggara Dirgantara dan Elena Edwan Putri.  Saudara Anggara anda bersedia dinikahkan dengan wanita bernama Elena Edwan Putri," tanya pak penghulu menatap kak Anggara.  

"Ia saya bersedia," Anggara membalas menatap pak penghulu.

"Apa kamu sudah yakin, sebelum menikah ada baiknya kamu lihat benar-benar apakah wanita didepan saya ini calon istri anda, takutnya salah orang.  Silakan ditatap betul-betul, jangan sampai salah orang," ucap pak penghulu.

Kak Anggara menatapku dengan tatapan penuh arti.  Aku hanya menahan senyum melihat wajahnya yang begitu bersih, semua bulu dan kumis yang ada diwajahnya telah dicukur bersih.  Pakaian yang dikenakannya tampak begitu serasi dengan postur tubuhnya membuat dia semakin menawan dan mempesona menurut pendapatku.

"Apa betul ini calon istri anda," sekali lagi pak penghulu bertanya

"Betul"

kak Anggara menjawab. ,

"Kenapa pengantin wanitanya menahan senyum, kalau anda mau senyum silakan tersenyum saja, tidak usah ditahan-tahan.  Apa betul lelaki ini calon suami anda, tidak salah orang kan?

Aku langsung menganggukan kepala.  Setelah beberapa pertanyaan yang membuat orang tertawa ditanyakan pak penghulu.  Lalu pak penghulu memulai prosesi akad nikah yang dimulai dengan pembacaan beberapa ayat suci alquran yang dibacakan oleh pihak KUA.

Setelah kalimat ijab diucapkan oleh ayahku dan dijawab dengan kalimat qobul oleh kak Anggara dengan suara lantang dalam satu kali tarikan nafas.  Pak penghulu langsung berteriak.

"Bagaimana hadirin! Sah?"

Semua hadirin diruangan itu menjawab dengan serentak.

"sah"

"Ayo pengantin wanita, disalami dan dicium tangan suaminya," titah pak penghulu. 

Aku langsung mengikuti anjuran pak penghulu, kurasakan tangan kak Anggara begitu dingin dan bergetar.  Lelaki tampan yang kini resmi menjadi suamiku lalu memeluk dan mencium keningku.  

"Akhirnya kamu jadi istriku, terimakasih ya"

Kak Anggara berbisik, matanya terlihat berkaca-kaca, ada pancaran bahagia yang tersorot disana.

"Sudah nak tidak usah terlalu dramatis  soalnya waktunya hampir habis. Saya harus menikahkan orang di tempat lain.  Ayo dilanjutkan ini masih ada yang harus diselesaikan.  

Kami kembali melanjutkan prosesi akad nikah yang telah terjedi.  Setelah semuanya selesai, lalu dilakukan pembacaan doa.

Semua orang yang ada diruangan itu memberikan selamat atas pernikahan kami berdua setelah penghulu pergi.  Sebagai sepasang suami istri yang baru saja akan memulai mengarungi bahtera rumah tangga.  Aku dan suamiku mendatangi ayah dan ibu yang sejak tadi berlinang air mata. 

"Ibu sangat bahagia, akhirnya anak perawan ibu laku juga.  Ya walau sempat terjadi kegagalan, tapi ternyata bukan gagal, namun Tuhan hanya sedang ingin mengganti yang dengan  lebih baik," ucap ibu sambil memelukku.

"Terimakasih ayah, ibu, telah mempercayakan putri anda untuk mendampingi disisa usiaku.  Mohon maaf seandainya nanti saat saya menjadi menantu anda atau menjadi suami dari putri anda berbuat kesalahan.

Seandainya itu terjadi, tolong maafkan saya dan bimbing saya menjadi suami yang baik bagi putri anda ayah.  Tapi saya mohon jangan pernah ambil putri anda dari saya atau jangan pisahkan kami.  Karena itu satu hal yang saya takuti dari anda ayah, ibu"

Mendengar ucapan kak Anggara tawa ayah dan ibu langsung pecah, aku pun tak kuasa menahan tawaku, begitu juga beberapa orang yang mendengar ucapan kak Anggara.

"Setelah  tadi aku menikahkan putriku denganmu, itu artinya tanggung jawabku sebagai orang tua telah berpindah kepundakmu.  Jadi jangan pernah berfikir kalau aku akan mengambilnya darimu.  Karena kami sudah tidak berhak lagi.  Jadi sebagai suami, kamu bertanggung jawab atas diri Elena, baik buruknya dia kamu kamu yang harus mempertanggung jawabkannya dihari akhir nanti nak, maka dari itu, bimbinglah dia, ajari dia agar senantiasa taat kepadamu dan menjadi istri yang baik buat kamu,"jawab ayah.

Setelah semua memberi selamat dan doa restu kepada kami. Semua rombongan kembali pulang untuk mengadakan acara resepsi sederhana dirumahku.

Setibanya dirumah para kerabat dan tetangga yang kami undang dirumah kami menyambut kedatangan kami.  Saat ini semua sudah mengetahui apa yang terjadi pada pernikahanku dan Andrea.  Ibu sengaja menceritakan kepada teman dan tetangganya  agar mereka tak salah paham dan berkomentar yang akan menyekiti pihak tertentu.

Aku dan kak Anggara duduk dipelaminan yang lumayan sederhana, namun hari ini terasa begitu istimewa, aku dan kak Anggara merasa sangat bahagia.  Rasanya kami enggan melepaskan genggaman tangan kami semenjak resmi menjadi suami istri.

"Selamat ya Elen, semoga pilihanmu kali ini akan membuatmu bahagia, tidak seperti yang sudah berlalu," ujar salah satu tetangga.

"Selamat ya Elena, memang ya…tak ada air mata yang sia-sia.  Setelah perlakuan Andrea yang begitu menyakitkan terhadapmu, ternyata Tuhan telah menyiapkan penggantinya yang lebih baik.  Coba lihat, suami Elen wajahnya jauh lebih tampan dari pada wajah Andrea," tetanggaku yang lain ikut berkomentar.

"He…kalian semua tidak usah sok drama ya, apalagi pake jelek-jelekin anakku yang wajahnya kalah ganteng dengan lelaki kriminal ini, Anggara kamu tidak perlu sok baik, padahal kelakuanmu sudah seperti penjahat kelas kakap.  

Sekarang juga aku bilang  kembalikan Andrea putraku, aku tahu kamu yang menculiknya"

Aku, kak Anggara dan seluruh keluarga kami sangat terkejut, ternyata tante Wati datang keacara pernikahanku.  Namun bukan untuk mengucapkan selamat atas pernikahanku dan kak Anggara.  Tapi yang lebih membuatku shock dia mengatakan kak Anggara suamiku telah melakukan tidak kriminal dengan menculik Andrea. 

Suamiku yang dengan jelas mendengar tuduhan tante Wati langsung bangkit dengan tangan mengepal dan gigi yang gemeretak.  Aku sudah mencekal lengannya agar dia bersabar dan tidak terpancing ucapan tante Wati.  Tapi suamiku bilang, dia harus membela diri saat harga dirinya dipermalukan didepan banyak orang.

"He…wanita sialan, atas dasar apa kamu menuduh kalau akulah yang menculik Andrea, hati-hati kalau bicara, Sekarang katakan apa yang menjadi bukti sehingga kamu berfikir akulah yang telah menculik anakmu.  Ingat kalau kamu tidak mampu membuktikan kalau akulah yang telah menculik Andrea, maka aku akan membawa masalah ini kejalur hukum dengan tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik," suamiku mencekal kerah kemeja 4tante Wati.

Aku berdiri dan berusaha menenangkan emosi kak Anggara yang meledak-ledak. Setelah beberapa saat, kak Anggara memulai melepaskan cekalan tangannya pada kerah kemeja tante Wati.  Dengan menarik nafas beberapa kali, tante Wati berusaha menenangkan diri dari rasa panik akibat cekalan dan teriakan kak Anggara dihadapan banyak para undangan.

"Ayo cepat jelaskan apa buktinya kalau aku telah menculik anakmu," tanya kak Anggara sekali lagi, namun dengan nada melemah tidak lagi keras seperti tadi.

*******

1
Alisia Tapilatu
Kecewa
Alisia Tapilatu
Buruk
💫0m@~ga0eL🔱
mampir slm knl thor🙏
Da Kurnianto
Luar biasa
R. Kamal
haa ha NENEK BENERRR ITUUUU
auliasiamatir
awas kau leha, kalau macam macam si sumpel aja mulut leha yab elen
auliasiamatir
ise elena keren....
auliasiamatir
yam ampun buk, 🤣🤣🤣
auliasiamatir
dah lima bulan aka yah thor, koma nya.
auliasiamatir
makin keren..
auliasiamatir
semiga nina tertolong
dan andrea segera mampus
auliasiamatir
cepat bantu nina jhon
auliasiamatir
wajar sih papa nya nina, ragu
buktiin jhon kamu lelaki yang tepat 💪
auliasiamatir
semoga dapat restu dari orang tua mereka
auliasiamatir
ha....siapa dia
auliasiamatir
aku juga bahagia bacanya Anggara
auliasiamatir
semiga nanti kamu bangkit lagi yah anggara
auliasiamatir
lucu yah anggara, masa bisa ngomong gitu sama mertua 🤣
auliasiamatir
laki gak guna .😏
auliasiamatir
tobat nasuha yah nina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!