Kembalinya Istri Sang Presdir

Part 13

Tidak tau seberepa lama menunggu pagi , Pria muda itu bahkan tidak bisa memejamkan matanya barang sejenak pun . Dia hanya berguling di atas tempat tidur .

Setelah menyelesaikan tugas beberapa waktu lalu .

Padahal beberapa jam yang lalu tepatnya pukul 23.00 malam tadi ia sangat mengantuk .

Dan sekarang masih pukul 03.00 pagi . Apakah di harus ke sana sekarang juga , tetapi ia juga tidak enak mengganggu orang sedang tidur .

" Ahhh ..." Rian frustasi menjabak rambut lebatnya .

Entah mengapa setelah mengetahui keberadan sang kakak pria muda itu penuh semangat ingin menemuinya saat itu juga .

Tetapi sang abang menahan dirinya , ia juga membenarkan ucapan abangnya . Jika di fikir tidak mungkin kan malam malam menganggu orang sedang tidur apa lagi itu kakaknya sendiri .

" Hay bocah . Tidur lah . Masih pagi ." Tegur Deni Pria itu tiba tiba terbangun melihat Rian tidak bisa tidur .

Rian mengarahkan pandanganya seseorang berbicara ternyata orang itu adalah Asisten Deni .

Apa dia tidur ? atau terbangun karena dirinya ? Rian bertanya dalam hati

" Eh bang . Aku tidak bisa tidur . Aku ingin sekali bertemu kakak sekarang ." jawab Rian

Mulai turun menghampiri Asisten Deni , berjalan kelur dari kamarnya , memang pintunya tidak di tutup .

Rian berjalan gontai duduk di sofa samping Deni berbaring .

" setidaknya kau istrihat dahulu ." Kata Deni mulai memejamkan kembali matanya . Karna memang sangat lelah hari ini , dan ia juga baru bisa memejamkan matanya jam 00.15

" Tapi bang ." Rian berkata kembali tetapi tak jawab dari pria di sampingnya

Rian kembali ke kamar dengan wajah cemberut , kemudian ia kembali melempar tubuh rampingya ke atas kasur .

" Ah baik lah aku akan tidur . Bismilah ....." Rian berdoa sebelum tidur

Sang mentari pagi mulai menyapa , Rian menggeliat saat seseorang menepuk bahunya dan mengatakn bangun .

" apakan ini sudah pagi ." Gumam Rian , Seketika dia tersadar lalu membuka matanya lebar .

" Tentu saja sudah pagi . Bahkan ini sudah jam setengah delapan yan ." kata kata Erlangga

Membuat pria muda itu terkejut , Rian mendongkak melihat wajah abangnya terliat fres dan sudah berpakaian rapi .

Seperti biasa pria itu sudah memakai pakean formal .

" Apa !!!! Rian terkejut bukan main . Dirinya merasa baru tidur beberapa menit yang lalu . Tetapi paktanya sudah muai siang .

Terlihat jelas cahaya terang , yang kelur dari cahaya matahari pagi begitu hangat .

" sudah Setengah delapan bang !" Lagi lagi Rian berseru . " Tidak membiarkan Erlangga sang Abanya memotong ucapannya .

" Jadi aku tidak melakukan solat subuh . Ah Abang si tidak membangun kan ku . " Keluh Rian , lalu bangkit dengan wajah tak bersahabat .

" Dan aku pasti telat menjemput kakak ." Kata Rian sebelum hilang masuk ke kamar mandi .

Erlangga pria itu mengeleng , tingah laku adik sang istri sangat manja kepadanya . Tetapi pria muda itu tidak bisa juga di bujuk .

" Maaf karena aku kalian berpisah ." Erlangga masih saja menyalahkan dirinya . Walau pun bukan sepenuhnya kesalahannya tetapi pria itu masih saja menyalahkan dirinya .

Beberapa saat kemudian

Dua orang keluar dari apertemen berjalan beriringan .

Erlangga melangkah masuk ke dalam mobil dan di susul Rian . Mobil itu mulai berjalan menuju Rumah sakit .

Hati Rian sungguh gembira kali ini , sebentar lagi ia akan bertemu sang kakak .

" Apa abang akan ikut masuk menemui kakak ? tanya Rian memecahkan keheningan .

Erlangga menoleh sebelum ia menjawab pertanyaan adik sang istri , Ia menghela nafas .

" Tidak yan . Aku ada urusan di kantor ." Kata Erlangga dia mencoba setenang mungkin . Padahal ia tidak bisa mengatakan sebenarnya . Karena ia takut Rian akan membencinya . Seperti sebelumya , sebelum fakta bahwa dirinya bukan ayah biologis Andin mantanya .

" oh . Begitu ya . Bak lah aku sendiri saja ." kata Rian penuh semangat sepanjang perjalanan Rian nampak gembira sekali . Sesekali pria muda itu , melihat angka jam yang tertera pada ponselnya .

Supir bernama hasan menghentikan mobilnya di depan lobby perusahan Erlangga .

" Semangat bekerja bang ." Seru Rian mengeluarkan kepalanya setelah membuka kaca mobil .

Erlangga menoleh lalu mengangguk ringan dan tersenyum .

Setelah Erlangga turun tadi Rian sedang fokus melihat ponsenya . Ketika pintu tertutup dia tidak mengatakan apa pun jadi dia berkata dengan keras .

Erlangga datang sendiri ke perusahan tidak bersama Deni karena Deni dia , ke kampus Rian .

Setelah beberapa saat mobil yang di kendarai Hasan berhenti di depan lobby rumah sakit .

" Nanti aku telfon paman setelah aku kelur , paman tunggu di disini aja ya . " Kata Rian memberi tahu .

" Baik Den ," Kata Hasan sembari mengangguk .

Rian berlari kecil memasuki rumah sakit , dia sudah tau di mana ruang rawat Bocah kecil yang di katakan Abangnya tadi malam .

Tetapi Rian sendiri tidak tau jika bocah kecil yang di katakan itu adalah anak sang kakak . Saat ia akan bertanya , sang abang menolak menjelaskan .

Rian terus saja melangkahkan kakinya , dengan tenang sesekali pria itu tersenyum senyum sendiri .

Perasaan gembira tidak bisa di gambarkan hanya di lihat dari gerakan tubuhnya saja .

Setelah beberapa saat dia berada di pintu ruang rawat di tuju , tanpa ragu Rian mulai mengetuk pintu

Tok tok tok

Ketika mendengar sahutan dari dalam barulah Rian membuka pintu dengan perlahan .

Deg

Saat itu juga Rian terkejut , pemandangan di sana seperti sebuah kelurga .

...****************...

" Kenapa kamu yan ? Nerin bertanya saat melihat sang adik terlihat bingung . Memandang Arga sang putra tanpa berkedip .

Rian menoleh sumber suara itu ia mengeleng cepat .

Sebelum Rian menjawab Masih memandang bocah di depannya . Dokter Ridwan berpamitan

Setelah keluar barulah Rian menjawab oertanyaan kakaknya .

" Ah tidak kak . Bocah ini siapa kakak ? " Tanya Rian kembali menatap lekat bocah di depannya sekarang .

Bahkan tangan pria muda itu terulur mengelus pipi gembul bocah kecil itu rasanya sangat gemes .

" Arga Namanya dek , anak kandung Kakak . " Nerin sekarang mengerti sebab Rian bingung

" Lalu ayah kandung Arga ,Abang begitu ? Rian menjawab lalu bertanya kembali

" iya . Kalo bukan dia siapa . Wajahnya saja mirip ." Kata Nerin membenarkan ucapan Adiknya .

Rian mengangguk membenarkan ucapan sang kakak . lalu berkata " Aku mengerti sekarang . kakak mau pulangkan ? tanya Rian

Nerin mengangguk lalu berkata " Tapi kakak sedang menunggu taksi ."

" Batalkan saja kak . Ada mobil di bawah . " Rian berkata tanpa memperdulikan Sang kakak yang kebingungan .

" aku akan menjelaskan nanti ." Rian berkata kembali setelah meliat raut wajah sang kakak kebingungan.

Bersambung