Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 - MELAWAN
BAB 13
Dalam perjalanan menuju penthouse, Leon tidak sengaja melihat istrinya tersenyum bahkan tertawa bersama Dylan.
“Brengsek”
Leon mengepalkan kedua tangannya ia ingin memukul habis Dylan hingga pria itu terkapar masuk rumah sakit, ya Leon pastikan akan melakukan hal itu. Rupanya pukulan Leon sebelumnya tak membuat sang casanova jera.
“Berani sekali dia”, melihat Dylan yang lancang menyentuh bibir Pamela untuk membersihkan noda sup.
Tak bisa menguasai amarah Leon membuka pintu mobil namun Alonso mengingatkan jika pagi ini Tuan Muda memiliki jadwal pertemuan penting di perusahaan keluarga.
“Tuan”
“Diam kau Alonso”
“Tuan Leonard, anda memiliki pertemuan penting pagi ini jangan buang waktu anda”, tutur Alonso.
“Mundurkan dua jam dari jadwal”
Leon membuka kancing jas, Ia benci melihat senyum Pamela begitu lepas bersama pria lain , sedangkan bersamanya Pamela hanya menunduk dan menangis.
“Aku pastikan kau akan berpikir dua kali merebut wanita itu dari genggamanku, Dylan Manassero”, desis Leon.
Tak peduli pada jadwal penting pagi ini, Leon membuka pintu mobil dan membanting keras pintu mobil, melangkah lebar pada wanitanya.
Pamela yang tidak patuh pada suaminya dan melanggar perjanjian yang kembali keluar penthouse hanya untuk bertemu pria lain. Jelas di kontrak poin itu di larang apalagi jika keduanya sampai memiliki hubungan lebih, dapat Leon buat mimpi buruk Pamela menjadi nyata.
Ketika Megan memilih Dylan, Leon hanya sakit hati berlebihan tidak bisa melupakan rasa cintanya pada wanita yang menjalin hubungan dengannya selama satu tahun lebih itu. Namun ia tidak bisa melepaskan Pamela, karena apa yang telah disentuh oleh tuan muda ini akan selalu menjadi miliknya, tidak peduli suka atau tidak.
BUGH
BUGH
BUGH
Dylan yang tidak siap terpaksa tersungkur jatuh menerima pukulan Leon.
“Aaaaah”, teriak Pamela yang sangat terkejut.
“L-leon?”, mata indah Pamela memandangi suaminya yang tanpa ampun memukul Dylan.
“Hentikan Leon, hentikan”, pinta Pamela merasa lagi-lagi akan muncul permasalahan baru.
“DIAM KAU”, sergah Leon menatap tajam pada wanitanya.
“Tidak, aku tidak akan diam kali ini”
“Tuan, ku mohon hentikan lihat di sekeliling anda mereka semua memperhatikan kita”, bisik sang istri, Pamela memeluk dan menarik suaminya menjauh karena selain tak ingin kejadian terakhir kali terulang, hingga wajah Dylan dipenuhi lebam dan darah mengalir dimana-mana, mereka pun menjadi perhatian banyak orang.
“Ku peringatkan kau jangan dekati dan menyentuh wanita ku”, Leon menatap tajam pada pria yang memegangi pipinya.
Rasanya gigi Dylan terlepas dari tempatnya, dan rahang tegas kebanggaannya bergeser. Dylan benar-benar tidak memperhitungkan jika dirinya akan kembali mendapat serangan dari Tuan Muda Torres itu.
“Kurang ajar kau Leon, percuma saja memukul ku karena kau tidak akan menyerah untuk mendapatkan wanita itu”
“Argh”, Dylan kesal, menendang kursi di depannya. Saat ia merebut Megan pun mendapat pukulan namun tidak sampai berkali-kali seperti ini. Rasanya wajah tampan miliknya akan berkurang karena Leon selalu menyerang bagian rahang.
“Aku akan banyak berlatih bela diri”, batin Dylan tak ingin kalah dari rivalnya.
Dalam mobil, Leon memegang kuat tangan istrinya. Mungkin dari luar terlihat sebagai pasangan yang saling mencintai. Namun Leon memberi hukuman kecil pada wanitanya, menyakiti tangan Pamela yang pernah terluka karena goresan pecahan gelas.
“Ssshh”, Pamela merasakan ngilu di telapak dan punggung tangannya.
“Tuan, Tuan Leon. Bisa lepaskan tangan anda sebentar?”,bakhirnya Pamela berani bersuara, tak kuat menahan sakit di tangannya.
Tak mendapat jawaban apapun, lagi pula seorang Leonard mana mungkin menanggapi permintaan Pamela.
“Sssh”
“Bisa diam?, atau aku turunkan di sini”, dingin dan tajam kata-kata Leon.
Jika boleh memilih jawaban Pamela ingin Leon menurunkannya dipinggir jalan dari pada harus merasa sakit, tetapi lidah terasa kelu dan bibir terkunci rapat menjawab pernyataan Leon.
Pamela hanya diam menahan terus sakit di tangan sampai mereka tiba di area apartemen.
“Alonso, kau tunggu di sini”
“Baik Tuan”
Leon tak melepaskan sedikitpun Pamela, bahkan ia merengkuh kuat pinggang Pamela di sisinya.
“Dia meminta Alonso menunggu, itu artinya aku tidak akan mendapat hukuman. Semoga jadwalnya selalu padat”, harapan Pamela, ia selalu tersiksa saat Leon menyatukan paksa tubuhnya, memenuhi rongga bawah, dan menghentak kasar.
“Tuan?”, tanya Pamela.
Leon mencengkram kuat lengan Pamela masuk dalam penthouse, mendorong wanitanya sampai terjatuh pada sofa empuk di ruang tamu.
“Aw”, merasakan sakit pada bagian tubuh belakangan yang membentur sofa.
Leon mengetatkan rahang dan mengapit kuat kedua rahang Pamela, hingga wanitanya itu berdesis kesakitan.
“Sa-sakiiit, Tuan”, rintihan yang sangat Leon sukai keluar dari bibir ranum Pamela.
“SAKIT? KAU SENDIRI YANG MEMBUAT ULAH”, menghempas kasar pipi wanitanya hingga hampir terjatuh mencium lantai.
“Berapa kali aku peringatkan, hah? Pamela Gerard apa kau itu bodoh?”, bentak Leon.
“Maaf Tuan, saya hanya.....”,cicit Pamela.
“Hanya apa? Kau ingin bersama pria brengsek itu? Tidak akan bisa karena hidupmu selamanya di bawah kekuasaan ku'’, Leon menarik dagu Pamela membuatnya mendongak.
“CATAT ITU PAMELA. KAU DIBAYAR UNTUK HIDUP MELAYANIKU SELAMANYA”, desis Leon begitu dingin menusuk relung hati.
Leon marah besar pada istrinya untuk ketiga kalinya pamela bertemu Dylan, pesaing bisnis yang paling dibencinya.
Pamela berdiri menatap kedua mata Leon, “Tuan?”
“Kau tidak berhak bersuara ! “, bentak Leon suaranya nyaris menulikan indra pendengaran siapapun yang mendengar.
“Kenapa anda begitu marah pada Tuan Dylan? Anda menikahi ku hanya sebagai pelampiasan dan tidak ada cinta sedikit pun yang tuan beri untuk ku, kenapa tuan selalu marah ketika aku bersama pria lain?”, Pamela mempertanyakan mengapa suaminya ini marah melihat Pamela bersama pria lain, karena pernikahan keduanya hanya atas kesepakatan bukan cinta. Jadi mana mungkin di hati Leonard ada setitik rasa cemburu.
“Oh, bertemu dengannya membuatmu berani melawanku?”, Leon menatap tajam Pamela yang berdiri berani melihat wajahnya.
“Aku akui memang aku murahan karena menikah dengan tuan hanya demi uang, tapi.......”, Pamela membutuhkan uang sedang Leon mendapat kepuasan dari tubuhnya.
“Tentu saja apa yang telah aku sentuh tak akan ku biarkan menjadi milik orang lain”, seru Leon
Tak terima mendapat perlawanan, Leon kembali menghukum wanitanya, pria tampan berhidung mancung ini menghubungi Alonso.
“Alonso, perintahkan bagian keuangan untuk berhenti mengirim uang pada akun atas nama Pamela Gerard”, kali ini Leon tidak main-main pada ancamannya.
Sontak Pamela melotot tidak percaya Leon menghubungi Alonso untuk menghentikan aliran dana pada rekeningnya.
“Nenek”, lirih Pamela, air mata pun telah menganak sungai di pipinya.
“Lihat?, cukup beberapa detik bagiku untuk membuatmu kehilangan segalanya”, Leon tertawa puas melihat wanitanya begitu syok.
Merutuki dirinya yang telah berani melawan kata-kata Leon, Pamela bersimpuh di kaki pria kejam itu dan memohon agar pengiriman uang tetap di lakukan.
“Lakukan, lakukan apapun pada ku Tuan Leon. Aku mohon jangan hentikan uang yang tuan berikan”.
“Ck, murahan”, cibir Leon lalu membawa Pamela ke kamar.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat