NovelToon NovelToon
Terpaksa menjadi kedua

Terpaksa menjadi kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:887k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ny.prast

"Ingat posisimu, kau kujadikan istri hanya untuk menebus semua hutang Ayahmu!" satu fakta yang teramat menyakiti hati hati Anyelir. Dia menjadi istri kedua, demi untuk melunasi hutang.
Hal-hal mulai terjadi, setelah Anyelir menjadi istri Devan pun, demi melunasi hutang Ayahnya dan menyelamatkan keluarganya dari kemiskinan. Anyelir masih mendapatkan perlakuan buruk dari saudara tirinya serta Rose yang tidak lain ibu kandungnya sendiri. Lantas, bagaimana dengan Devan, lelaki yang penuh mistery dan rahasia, membuat Anyelir seolah sulit menembus tembok Devan. Hidup seolah tidak berpihak pada Anyelir, dengan keadaannya yang memaksa untuk menjadi kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.prast, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Devan

Suara ketukan pintu yang berasal dari kamar Anyelir, membuat dia membuka mata. Saat melihat jam yang berada di atas nakas, masih jam 01.00 dinihari, Anyelir mengernyitkan alisnya, siapa yang membangunkannya sepagi buta ini? Anyelir melihat lewat lubang yang ada di pintu kamar, dan itu ternyata Larissa.

“Ada apa Larissa?” tanya Anyelir masih mengucek matanya.

“Nona, tuan Devan sudah menunggu anda di ruang kerjanya,” dengan tergesa Larissa berkata, daia meminta Anyelir segera menemui Devan.

“Tuan Devan? Jam segini? Untuk apa?” Anyelir nampak bingung, kenapa Devan meminta Anyelir menemuinya.

“Saya tidak tahu Nona, ayo Nona cepat.” Larissa segera membawa Anyelir ke ruang kerja milik Devan, sebelum mengetuk pintu Larissa mencoba menenangkan Anyelir, dan memberikan saran agar jangan membantah setiap perkataan Devan. Anyelir hanya mengangguk menuruti setiap perkataan Larissa, kemudian Larissa mengetuk pintu, dan keluarlah asisten Felix.

“Masuklah Nona, tuan Devan sudah menunggu anda,” ujar Felix, Anyelir tidak menyangka di jam-jam seperti ini masih ada Felix? Dia sempat bertanya dalam hati, sebenarnya berapa jam kerja Felix perhari?

“Tinggalkan kami,” titah Devan, yang masih duduk membelakangi Anyelir, ingin sekali Anyelir meminta Larissa agar tetap tinggal, tapi dia tidak cukup berani untuk itu. Entah kenapa, udara di dalam ruangan Devan terasa lebih dingin di banding di kamar milik Anyelir, udara itu membuat bulu kuduk Anyelir berdiri.

Sudah 15 menit lamanya Anyelir berdiri, dan Devan masih saja diam membelakangi Anyelir, kaki Anyelir sudah terasa pegal, dan ditambah dengan rasa kantuk yang mulai menyerang.

‘Dia tuh maunya apa sih? Gak jelas banget, bangunin orang jam 1 pagi, sekarang malah nggak ngomong apa-apa,’ batin Anyelir kesal. Tiba-tiba saja Devan memutar kursinya, dan membuat Anyelir langsung berdiri tegak kembali.

“Kau tahu kenapa aku memanggilmu?” tanya Devan dengan suara yang terkesan dingin, apalagi tatapan matanya.

“Ti-tidak tahu tuan,” jawab Anyelir seraya menunduk.

“Kalau aku bicara, tatap aku!!” Devan membanting gelas yang ada di sampingnya kearah samping Anyelir, hal itu membuat Anyelir terperanjat, ingin sekali dia menangis tapi sebisa mungkin dia menahannya.

“Ma-maaf tuan,” lirih Anyelir, dia terbata karena sangkin gemetarnya. Dia begitu takut dengan tatapan Devan yang mematikan.

“Aku paling tidak suka kalau kau banyak ingin tahu tentang ku, sampai detik ini aku masih membiarkan kamu melakukan semaumu di rumah ini, tapi kau juga harus mengingat posisimu! Kau hanyalah penebus hutang!” seru Devan dia mengingatkan kembali pada Anyelir tentang siapa dia? Dan kenapa dia bisa menikah dengan Devan. Mengingat bahwa dirinya hanyalah penebus hutang, membuat Anyelir tersadar, bahwa semua yang dia nikmati selama ini hanyalah fana belaka, semuanya tidak akan dia miliki seutuhnya, termasuk pernikahan ini.

“Maaf tuan, saya janji tidak akan lagi mencari tahu tentang anda, dan saya akan ingat pesan anda, terimakasih atas kebaikan tuan selama ini,” ucap Anyelir, dia membungkukkan seidikit kepalanya, dan disaat itu air matanya jatuh ke lantai.

“Ku pegang perkataan mu, sekarang pergilah,” Devan mengusir Anyelir, kali ini suaranya terdengar normal, sebelum pergi Anyelir mengangguk dan melangkah meninggalkan ruang kerja Devan.

Sesampainya di depan pintu Devan, dia menutup pintu itu dengan pelan, tubuhnya langsung ,merosot ke bawah, dia merasa lunglai tak bertenaga. Ditelungkupkannya wajah Anyelir pada kedua kaki yang ditekuk, Anyelir terisak pelan, dia menahan tangisnya agar tidak pecah, karena takut akan didengar oleh Devan dan menganggu Devan. Larissa yang ternyata menunggu bersama Felix di anak tangga, melihat bagaimana Anyelir menangis tersedu-sedu sendirian, sebagai seorang wanita dia juga tidak tega melihat Anyelir.

Larissa menatap Felix dengan sopan, tapi dari tatapan Larissa, Felix sudah tahu apa maksudnya, dia pun mengangguk dan memerintahkan Larissa membawa Anyelir kembali ke kamarnya, karena besok Anyelir harus pergi ke kampusnya, dan sekarang masih jam 2 dinihari, berarti masih ada waktu untuk Anyelir kembali beristirahat.

“Kalau begitu saya permisi tuan,” Larissa menganggukan kepalanya sopan, dia pun melangkah mendekat kearah Anyelir.

“Nona, mari kita ke kamar.” Ajak Larissa dengan lembut, Anyelir pun mengangguk, lalu dibawalah Anyelir ke kamarnya untuk beristirahat. Sesampainya di kamar, Larissa membawa Anyelir sampai masuk ke dalam, karena dia ingin mengecek keadaan Anyelir, bahwa nona muda yang menjadi tanggung jawabnya, baik-baik saja.

“Anda baik-baik saja Nona?” Larissa bertanya dengan nada khawatir, dan hanya dijawab dengan anggukan Anyelir.

“Nona, saya katakan sesuatu,” Larissa nampak sangat khawatir, sampai-sampai dia tidak sadar sudah memegang tangan Anyelir. Anyelir menatap tangan Larissa yang nampak terdapat luka.

“Kamu kenapa?” bukannya menjawab pertanyaan Larissa, Anyelir malah fokus pada luka Larissa yang memanjang.

“Sa-saya tidak apa-apa Nona,” Larissa mencoba menyembunyikan tangannya yang terdapat luka, tapi terlambat karena Anyelir sudah melihatnya dengan sangat jelas. Anyelir sendiri mencoba mengingat, ketika Larissa menyiapkan makan malam untuknya, luka itu belum ada, dan itu berarti luka itu adalah luka yang masih baru.  Tapi yang menjadi pertanyaan Anyelir adalah, kenapa Larissa bisa memiliki luka itu, luka itu jelas bukan luka buatan Larissa, tapi karena dilukai oleh orang lain, karena luka itu seperti luka sabetan benda keras.

“Siapa yang melakukannya?” tanya Anyelir dengan was-was.

“Bu-bukan siapa-siapa Nona, ini karena kecerobohan saya sendiri,” Larissa nampak tengah menyembunyikan sesuatu, dan itu bisa diketahui oleh Anyelir.

“Apa ini ada kaitannya karena perkataan ku?” Anyelir akhirnya paham, Devan saja bisa sebegitu marahnya kepada Anyelir yang mencoba mencari tahu tentang seluk beluk Devan, dan Anyelir berpikir bisa saja luka di tangan Larissa juga ada kaitannya. Dan apa yang Anyelir pikirkan memang benar, Larissa menganggukan kepalanya dengan perlahan.

“Aku minta maaf,” Anyelir benar-benar merasa bersalah, kalau saja dia tahu semua akan menjadi begini, dia tidak akan bertanya macam-macam.

“Tidak apa-apa Nona, ini bukan salah anda, jangan merasa bersalah begini,” ucap Larissa, dia menunjukkan senyumnya agar Anyelir tidak merasa khawatir.

“Aku janji, tidak akan bertanya macam-macam lagi,” ujar Anyelir dengan sungguh-sungguh,

“Terimakasih Nona, sudah mau memahami kami para pelayan,” Larissa merasa beruntung, karena Anyelir tipikal orang yang sang at peka dan memahami para pelayan di rumah itu, sifat Anyelir memang sangat berbeda dengan Laura. Anyelir membantu mengobati luka Larissa menggunakan p3k yang ada di kamarnya, Anyelir mengobati dengan sangat perlahan, karena dia tahu pasti rasanya sangat perih, sesekali Anyelir juga meniup luka tersebut agar tidak perlalu pedih dan bisa sedikit sejuk.

“Pasti tangan kamu akan sangat pedih kalau terkena air,” melihat keadaan Larissa, membuat Anyelir merasa iba, tapi Larissa terus menunjukkan bahwa itu tidak masalah sama sekali.

“Kenapa kamu tidak mencari pekerjaan lain?” bukan masalah menjadi pelayan, tapi maksud Anyelir, mencari pekerjaan yang sekiranya lebih manusiawi.

‘Tidak Nona, di sini kami sudah lebih dari cukup, di sini tenaga kami sangat dihargai, keluarga kami di kampung juga hidup terjamin, dan mungkin bagi Nona, tuan Devan sangat kejam. Tapi, kalau Nona sudah mengenal tuan, maka pikiran itu tidak akan terlintas,” jawab Larissa yang malah membuat Anyelir bingung. Dia tidak tahu betul bagaimana sikap Devan, tapi beberapa hari menjadi istri Devan, Anyelir sudah cukup tahu kalau Devan tipikal lelaki yang dingin dan, Devan juga nampaknya sangat menjaga kerahasiaan privasinya.

1
Siti Solikhatun
mbingungin ya ceritanya dibulang ulang.
Debby Tewu
klu mau lanjut lanjut aja
Debby Tewu
ko ceritanya sama semua sudah tidak ada cerita lain.ngga asik.
Tarwiyah Nasa
Bosen di ulang2 terus
Henny Mihawati
lanjut kan
dina firara
dihhh drama bngt wkwkwkk...
dina firara
ini kenapa cuma di copas² aja ...authorrrrr 😭
dina firara
pingsan lagi ... wkekekek..
rose sama kaya Anye
Erma sama kaya si Gita licik nya wkwkm
dina firara
bnyak bngt lgi 😭
dina firara
kok bisa diuble bab thor,,3bab terakhir double semua
Louisa Janis
Desi sudah GILA
Arin
kok bab'nya brntkan gni,pertm kirain sy yg slh baca...mlh gtauny nulisny ya thor
nami
pembaca gak nyaman karena banyak bab2 yng sering di ulang2 terus tanpa adanya perbaikan🥱😒🙄😤
Nyi Arifin Bwi
Sifat ibunya nurun ke Gita, ngk bersyukur, ....
Nyi Arifin Bwi
Kenapa Thor kok dobel" sampai beberapa bab ...
Nyi Arifin Bwi
Nah Lo ,ternyata Gita ibumu yg ngelunjak kan,....
Yaya
mampir
MIRSHA 5222
di ulang 2 terus knp, jadi malas membacanya
Lisa Tansil
Di ulang” terus malesi
Herawati Tohir
ini cerita tiap bab sll diulang trs jadi bukan bab 199
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!