Terpaksa menjadi kedua
Aku bergegas masuk ke dalam rumah, saat tak sengaja aku mendengar suara kegaduhan dari arah luar, dan pemandangan pertama yang aku lihat saat aku membuka pintu adalah, rumah yang nampak seperti kapal pecah. Pecahan beling berserakan dilantai, serta barang-barang yang nampak berjatuhan, tidak terletak di tempatnya, dan aku tahu siapa pelaku yang membuat semua isi rumah menjadi berantakan, Ayah.
Sudah beberapa hari ini, aku melihat Ayah bersikap berbeda, dia jadi sering marah dan mengamuk, itu semua disinyalir karena perusahaan Ayah yang kolabs, membuatnya terlilit hutang demi untuk menyelamatkan perusahaan yang sudah dia bangun dari nol. Tapi, hasilnya nihil, perusahaan tetap tidak membaik tapi Ayah malah memiliki hutang yang menumpuk, belum lagi karyawan yang menuntut gaji mereka.
Aku melangkahkan kaki dengan perlahan, dan ku ayunkan menuju kamar ku. Tapi, saat aku melintasi ruang keluarga, aku melihat pemandangan yang aneh, ku lihat Ayah tengah berlutut didepan kakak ku, dia memohon dengan sangat dan aku belum tahu apa yang membuat Ayah sampai melakukan itu.
“Ayah mohon Gita, tolong bantu Ayah, hanya ini cara satu-satunya agar kita bisa keluar dari masalah ini, apa kamu mau melihat Ayah di penjara?”
Aku langsung terkejut, tak tega rasanya membayangkan Ayah yang selama ini sudah menjadi tulang punggung keluarga masuk ke penjara, tapi aku masih bingung, Ayah meminta apa dari kak Gita, putri sulung Ayah ku, dan saudari ku tapi kami beda Ibu.
“Kenapa harus aku?” Gita bersedekap dada dan menatap Agam dengan berani, “Ayah sudah berhasil menyingkirkan Bunda, dan sekarang Ayah juga ingin menyingkirkan aku? dengan menikahkan aku dengan pria asing? Dan menjadikan aku penebus hutang?” Gita menatap Agam dengan memicing.
“Dan apa Ayah bilang tadi? Demi keluarga? Kalian akan hidup tenang disini menikmati hasil pengorbanan ku, sedangkan aku?” Gita nampak tidak percaya dengan permintaan Ayahnya, yang meminta Gita menikah dengan pria yang sama sekali tidak Gita sukai, “aku tidak mau!” tolak Gita mentah-mentah.
“Kalian semua sudah menyakiti aku! gara-gara kalian Bunda ku meninggal!” Gita nampak histeris, “kenapa Ayah tidak meminta dia yang menikah?!” tunjuk Gita kearah ku membuat aku tersentak karena kaget, Gita melemparkannya padaku? Beginikah caranya menyelamatkan diri? Dengan menjadikan aku korbannya?
Aku hendak menjawab ucapan kak Gita, tapi tangan Ibu yang langsung memegang bahuku, membuat aku terdiam.
“Ibu setuju Yah, kalau Anyelir yang menikah,” ucap Ibu tanpa menanyakan dahulu padaku, membuat aku menatap ibu tidak percaya. Ini kan Ibu ku? Wanita yang melahirkan aku? aku sama sekali tidak menyangka kalau Ibu akan menyerahkan aku tanpa meminta persetujuan ku lebih dulu.
Dapat aku lihat senyum penuh kemenangan kak Gita, yang seolah menertawakan nasib ku selanjutnya, sudah lama aku tahu kalau kak Gita tak pernah menyukai ku dan Ibu ku, itu semua karena ibuku adalah wanita simpanan ayah, mereka lebih dulu menikah secara siri dibelakang Ibunda kak Gita, dan lahirlah aku. Kemudian mereka menikah secara sah dimata hukum tepat 1 bulan setelah kepergian Ibunda kak Gita.
Jika aku diposisi kak Gita, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama, jadi aku tidak menyalahkannya karena dia membenciku. Tapi, aku masih tidak habis pikir dengan pemikiran Ibu ku sendiri, aku tahu dia merasa bersalah kepada kak Gita, sampai ibu melakukan segala cara untuk bisa mengambil hati putri sambungnya itu, tapi tidak dengan mengorbankan aku juga kan?
“Bu …” aku menatap ibuku protes.
“Ibu mohon Anyelir, kali ini saja kamu berkorban demi keluarga," mata ibu menatap ku dengan memohon.
Berkorban? Salah, lebih tepatnya aku berkorban demi menyelamatkan suami ibu dan putri sambung ibu. Aku menatap nanar ibuku, yang masih bersikukuh meminta ku menikah dengan pria asing menggantikan kak Gita.
“Sudah lah Rose, tidak akan ada yang mau membantu ku, biarkan saja kita semua hancur,” perkataan Ayah Agam
seolah tertuju padaku, padahal putrinya bukan hanya aku, tapi ada kak Gita juga.
“Baiklah, aku bersedia,” dengan raut wajah datar, aku menerima permintaan kedua orangtua ku.
“Benarkah Nak?” ibu ku seolah tidak percaya dengan jawaban yang aku berikan.
“Ini kan yang ibu mau, sekarang terserah kalian, aku sudah memberikan jawabannya,” ku ayunkan kaki meninggalkan kedua orangtua ku yang tersenyum lega, karena sebentar lagi mereka akan keluar dari semua kesusahan ini.
Sesampainya di kamar, ku lempar tasku kesembarang arah, rasanya aku ingin berteriak sejadi-jadinya. Aku tahu, ibu dan ayah sudah salah karena diam-diam mereka menikah siri dibelakang Bunda kak Gita, sampai kak Gita sangat membenci ayah dan juga ibu, bahkan bukan sampai disitu saja, aku juga turut menjadi pelampiasan amarah kak Gita, karena aku lahir dari rahim wanita yang sudah merebut ayah kak Gita.
Selama ini ibu sudah terus mencoba untuk mengambil hati kak Gita, dan berharap kak Gita mau menerima ibu, bahkan sampai-sampai ibu lebih mementingkan kak Gita dan mengutamakan semua hal tentang kak Gita ketimbang aku, putri kandungnya sendiri. Aku tidak masalah jika ibuku menyayangi kak Gita, hanya saja aku ingin ibu bersikap adil juga pada diriku, tapi nyatanya ibu seolah mencari tempat aman sendiri.
Saat aku tengah melamun, kudengar suara ketukan dipintu kamar ku yang memang tidak ku kunci sebelumnya, dan tidak lama aku mendengar suara ibu yang meminta izin untuk masuk. Susah payah aku mengatur nafas ku, berusaha menekan rasa emosional ku, perlahan aku melangkah kearah pintu. Aku melihat senyum ibu yang jarang ku lihat semenjak kami pindah ke rumah ini, bukan karena ibu tak pernah tersenyum bahagia, hanya saja ibu tak lagi pernah tersenyum kearah ku lagi.
“Ada apa Bu?” dengan malas aku bertanya, aku masih bersabar dan bertanya dengan nada sesopan mungkin.
“Boleh Ibu masuk?” aku menggeser tubuhku dari pintu, supaya ibu bisa masuk kedalam kamar ku, dan aku pun menutup kembali pintu kamarku.
“Ibu tahu, kamu pasti sangat marah dan kecewa dengan sikap ibu, tapi …”
“Apa pun itu, aku tidak mau mendengar pembelaan Ibu,” katakan saja aku kurang ajar karena sudah menyela perkataan ibuku yang ingin membela diri, tapi aku juga ingin berontak, aku ingin mereka tahu perasaan ku.
“Anyelir, dengarkan Ibu Nak, selama ini Ibu merasa bersalah pada Gita, karena kesalahan Ibu. Dan Ibu tidak tega kalau dia harus menikah dengan lelaki yang tidak dia cintai, selama ini dia sudah menderita karena kesalahan Ibu dan Ayah, ditambah lagi dia harus kehilangan ibu kandungnya. Ibu ingin memberikan kasih sayang untuk Gita, Ibu harap kamu bisa mengerti Nak,” ujar Ibu seraya menitikkan air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Nur Kholifah
awal yg seru thoor terima kasih 🙏👍
2022-10-13
1
Astrid Ratnaningrum
menarik cerita awalnya..lanjut thor
2022-10-03
0
Louisa Janis
nyimak dulu thor
2022-09-01
1