Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Merestui
Malam harinya Adeline dijemput oleh Dariel. Wanita itu sudah selesai berdandan sepuluh menit yang lalu.
"Mom kami pergi dulu ya," ucap Adeline.
"Iya sayang," balas Matilda tersenyum hangat pada putrinya.
"Bibi, kami pergi," ucap Dariel.
"Aku titip Adeline pada mu nak," pungkas Matilda. Dariel kemudian mengangguk. Sepasang kekasih itu kemudian pergi.
"Kamu cantik sekali malam ini sayang.." ucap Dariel mengecup pungging tangan Adeline.
"Terima kasih untuk pujiannya," balas Adeline merona.
"Dariel, kau tau.. aku sedikit gugup bertemu dengan kedua orang tuamu. Aku takut mereka tidak menyukai ku," ucap Adeline menatap Dariel yamg sedang mengemudi.
"Tenang saja, orang tua ku sangat baik. Aku yakin mereka akan menyukaimu hanya dengan melihat mu," tukas Dariel.
Keduanya tiba di depan rumah mewah keluarga Dariel. Adeline tampak gugup saat berjalan.
"Semuanya akan baik-baik saja sayang," ucap Dariel mengecup bibir Adeline. Ia kemudian menggenggam tangan kekasihnya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah kedua orangtuanya.
"Mom, dad... " panggil Dariel dengan satu tangan bertengger di pinggang Adeline.
"Wah kalian sudah datang ya..." Luvena bangkit dari kursinya diikuti oleh Halton suaminya.
"Mom, dad... ini Adeline yang ku ceritakan pada kalian," ucap Dariel.
"Hai sayang... selamat datang di rumah kami. Senang bertemu dengan mu," ucap Luvena memeluk Adeline.
"Saya juga senang bertemu denganmu Bibi...." ucap Adeline membalas pelukan Luvena.
"Halo nak, saya ayah dari anak dingin ini. Ku pikir anak ini tidak akan pernah mengenalkan kekasihnya pada kami. Seumur-umur, ini kali pertama ia membawa ke kasihnya ke rumah ini. Senang bertemu dengan mu," ucap Harold mengulurkan tangannya. Adeline lalu membalas jabatan tangan pria itu. Adeline kagum melihat kedua orang tua Dariel yang terlihat sangat cantik dan tampan di usia tua mereka.
"Ayo kita makan malam dulu, kamu pasti sudah lapar. Setelah ini kita akan bercerita banyak," ucap Luvena yang terlihat antusias dengan kekasih putranya. Luvena menarik tangan Adeline menuju ruang makan keluarga.
Di meja makan telah terhidang banyak makanan. Mulai dari makanan pembuka hingga penutup.
"Karena Dariel bilang malam ini dia ingin mengenalkan kekasihnya pada kami, saya tadi ikut memasak bersama pelayan. Semoga kamu menyukainya sayang.." ucap Luvena.
"Wow... terima kasih Bibi," pungkas Adeline.
Dua orang pelayan kemudian menyajikan makanan di piring mereka. Ke empat orang itu lalu menyantap makan malam sembari bercengkerama.
"Adeline.." panggil Halton.
"Ya Paman," jawab Adeline yang duduk di samping Dariel.
"Ngomong-omong kalian berapa bersaudara?" tanya Halton sembari memotong steak nya.
"Dua bersaudara paman. Aku punya seorang adik perempuan, usia kami hanya beda 3 tahun saja," ucap Adeline.
"Nanti kalau kalian sudah menikah, bilang pada Dariel kalian tinggal di sini saja ya. Bibi kesepian di sini," ucap Luvena. Membuat Adeline terkejut. Luvena sepertinya merestuinya menjadi menantunya.
"Te.. tentu saja Bibi," balas Adeline sedikit gugup.
"Enak saja mom, kami akan tinggal di rumah ku," timpal Dariel.
"Tidak bisa, Adeline saja setuju tinggal di sini," tukas Luvena.
"Yang benar saja mom. Ada daddy teman mommy di sini. Aku ingin tinggal berdua dengan istri ku," balas Deril.
"Kami kesepian di sini boy.. tega banget sih kamu," tukas Luvena.
"Ya ampun sayang... biarkan saja mereka tinggal di rumah mereka nanti. Memangnya kurang ramai apa lagi rumah ini. Ada banyak pelayan di sini. Lagipula mereka masih bisa berkunjung kesini tiap hari." ucap Halton pada istrinya.
"Ide yang bagus dad..." pungkas Dariel.
"Ya..ya..ya.. kalian menang," ucap Luvena mengalah.