Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13 Maafkan Mas Sayang
'' Mayang hamil? Berarti itu cicitku, oh ya Tuhan terimakasih Engkau datangkan mereka padaku.'' Ujar Kakek Agung dalam hati dengan senyum bahagia.
'' Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?'' Ucap Mayang lagi.
'' A a..iya, saya mau bertemu dengan Manager Danu.'' Jawab Kakek Agung berusaha untuk lebih tenang.
'' O..begitu, sepertinya Tuan harus menunggu karena Manager Danu akan datang setengah jam lagi. Silahkan duduk Tuan, anda mau minum apa Tuan?'' Kata Mayang dengan tersenyum.
'' Kamu memang anak yang baik Nak.'' Batin Kakek Agung.
'' Saya air putih saja.'' Jawab Kakek Agung.
'' Baik Tuan, saya segera kembali.'' Ucap Mayang membungkuk dan berlalu pergi.
'' Mengapa Danu menyembunyikan identitasnya dari Mayang? Apakah dia memang benar-benar tidak mengingat Mayang?'' Kakek Agung sibuk dengan pemikiranya sendiri dan tersadar saat pintu kembali terbuka.
'' Silahkan Tuan ini diminum airnya, kalo begitu saya ijin lanjut beres-beres dulu Tuan.'' Ucap Mayang sopan.
'' Panggil saya Kakek Agung, temani saya duduk di sini. Nanti lanjutkan lagi.'' Melihat wajah Mayang yang takut, kembali Kakek Agung berkata,'' Jagan takut, saya Kakeknya Manager Danu. Kemarilah duduk di sini, kamu sedang hamil tidak baik bekerja terlalu keras.''
Setelah mendengar perkataan Kakek Agung yang terlihat baik menurut Mayang, tanpa ragu dia langsung duduk tepat di samping Kakek Agung. Entah mengapa dia merasa Kakek Agung tulus padanya.
'' Siapa namamu Nak?'' Kakek Agung mulai bicara.
'' Saya Mayang Kek.'' Jawab Mayang sopan.
'' O Mayang, sejak kapan kamu bekerja di sini?'' Tanya Kakek Agung.
'' Sudah lebih satu bulan kek.'' Terlihat Kakek Agung Mangguk-mangguk.
'' Berapa bulan kandungan mu Mayang? Apa sudah tahu jemis kelaminnya?'' Kakek Agung mulai menggali informasi dari Mayang.
'' Kandungannya saya sudah menginjak lima bulan Kek, tapi kalo jenis kelamin belum tau karena saya belum pernah memeriksakannya ke dokter.'' Jawab Mayang jujur.
'' Apa?? Kenapa tidak diperiksakan Mayang? Bagimana kita bisa tau kondisi janinmu di dalam kalo tidak diperiksa dokter?'' Ucapan Kakek Agung agak mengagetkan Mayang. '' Maaf, Kakek hanya mencemaskanmu dan janinmu, apalagi kamu bekeja. Takut ada terjadi apa-apa sama janin kamu.'' Kata Kakek Agung yang sadar telah membuat Mayang kaget dan bingung dengannya.
'' Hehe...Saya sudah biasa kerja Kek, jadi mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa. Lagian kalau untuk periksa ke dokter mahal Kek, tapi nanti sepulang kerja saya akan ke Bidan karena kemaren saya sudah gajian Kek.'' Jawab Mayang dengan semangat.
'' Boleh Kakek menyapa calon anakmu?'' Tanya Kakek Agung. Dengan tersenyum Mayang menganggukan kepalanya. Entah mengapa dia juga merasa senang diperhatikan oleh Kakek Agung.
'' Cicit Kakek sayang, baik-baik di dalam sana ya. Kakek akan selalu menjagamu dan Ibumu. Dan Kakek akan beri pelajaran pada Ayahmu yang bodoh itu.'' Gumam Kakek Agung dengan perasaan haru dan bahagia.
'' Wah Kek, dia sepertinya menyukai Kakek heheh..'' Ujar Mayang karena anaknya menendang di dalam saat Kakek mengelus perut Mayang.
Tepat saata mereka tertawa dan tangan Kakek Agung masih mengelus perut Mayang, pintu kembali terbuka.
Ceklek..
Terlihat Danu muncul dari balik pintu dan...
Degg... Sungguh Danu kaget luar biasa saat melihat pemandangan di depan matanya. Dimana Mayang dan Kakek Agung terlihat tertawa bersama dan kemudian matanya langsung menatap ke arah tangan Kakek Agung. Hal itu sontak membuat Mayang langsung berdiri. Wajah Danu kembali membeku, detak jantungnya seakan berhenti. Lututnya terasa goyah dan tulang-tulangnya seakan melunak sehingga tubuhnya hampir jatuh jika dia tidak segera berpegangan pada daun pintu di sampingnya.
Tatapan mata Danu tidak putus memandang perut Mayang yang sudah membuncit dari balik baju seragam CS yang di dalamnya dilapisi baju kaos warna hitam.
'' Tuan Danu, anda baik-baik saja?'' Ujar Mayang yang reflek berjalan cepat meraih tubuh Danu yang sudah lemas dengan wajah yang sangat pucat.
Kemudian Mayang mengiring Danu untuk duduk di sofa sebelah Kakek Agung yang duduk diam sambil terus melihat interaksi mereka berdua.
'' Tuan minum dulu Tuan.'' Mayang meminumkan Danu air putih yang dia ambilakan untuk Kakek Agung tadi.
'' E..e kok air Kakek yang di minumkan sih, trus Kakek minum apa?''
'' Ma maaf ya Kek, ini kasian Tuan Danu. Nanti buat Kakek saya ambilkan lagi.'' Jawab Mayang kaget.
Danu terlihat memejamkan matanya dengan posisi badan bersandar pada sofa. Mayang yang sedang duduk tepat di sampingnya berlahan menyentuh kening Danu dengan telapak tangannya. Saat itu juga tangan Danu meraih tangan Mayang dan menggenggamnya.
'' Maylov...'' Gumam Danu dengan mata yang masih terpejam.
Degg.. Reflek Mayang menyentakan tangannya dari genggaman Danu. Mayang langsung berdiri dan menatap wajah Danu sambil menggeleng tidak percaya. Dengan tiba-tiba Danu memeluk Mayang dengan posisi kepala Danu tepat diperut Mayang.
'' Sayang, maafkan Mas hiks..hikss Mas sangat merindukanmu Maylov...ini anak kita sayang? Mas akan menjadi Ayah..hiks...hiks..Mas tidak akan meninggalkanmu sayang.'' Ucap Danu dengan tangis tersedu-sedu.
Berlahan Mayang melepaskan tangan Danu dari pinggangnya. Hal itu membuat Danu kaget dan menatap wajah Mayang yang sudah basah oleh air mata.
'' Mengapa kamu membodohi ku Mas? Apa karena aku tidak pantas lagi untukmu?'' Ucap Mayang dengan suara yang bergetar. Mendengar itu sontak Danu berdiri dan meraih kedua tangan Mayang namun seketika itu juga Mayang menghempaskannya. Danu terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya.
'' Tidak..sayang..tidak, bukan itu maksud Mas.''
'' Jika kamu tidak mengatahui aku sedang hamil, maka selama itu juga kamu tidak mengakui siapa kamu sebernarnya. maka tetaplah seperti awal Mas, karena sekarang aku yang akan pura-pura lupa siapa kamu.'' Ucap Mayang berlalu pergi sambil menghapus kasar air mata yang mengalir tanpa menghiraukan tangis kesakitan Danu manggil namanya.
'' Sudahlah Danu, jangan cengeng seperti anak kecil. Kakek tahu kamu punya alasan untuk melakukan itu, tapi satu hal yang Kakek minta. Jangan biarkan Mayang membawa pergi jauh calon cicitku. Jika itu terjadi, maka kamu akan menanggung akibatnya. Camkan itu.'' Ujar Kakek Agung lalu meninggalkan Danu meratapi kesakitan yang dirasakannya.
'' Kenapa Kakek tua itu tidak sedikitpun menaruh iba padaku, bukankah aku ini cucunya...bukannya mensuport malah mengancamku.'' Kesal Danu saat melihat punggung Kakek Agung sudah hilang dibalik pintu.
'' Apa yang harus aku lakukan? semua yang sudah aku rencanakan tidak mungkin bisa aku lakukan, aku harus membuat rencana baru.'' Gumam Danu dan kemudian meraih ponsel di kantong celananya.
'' Ben, keruanganku sekarang.'' Ucap Danu dan langsung menutup panggilannya.
Di sebuah taman terlihat seorang wanita sedang duduk di bangku sambil menangis sejadi-jadinya. Sungguh tangis yang menyayat hati siapapun yang melihatnya. Berulang kali terlihat wanita itu menarik dalam nafasnya, agar tangisnya bisa berhenti. Namun kembali tangis wanita itu pecah dengan bahu yang terlihat turun naik.
'' Kenapa Mas? Kenapa kamu lakukan ini sama aku? Apa kamu tau Mas, bagaimana penderitaan yang aku alami sejak kepergianmu..hiks...hiks.. Aku benci sama kamu Mas aku benci...hiks...hiks....'' Mayang menagis pulu meratapi kekecewaannya pada Danu alias Rangga suaminya.
Tiba-tiba...
'' Ah..aw..awwuuf..aduuuh perutku sakit sekali. Aduuhh tolong..toloong.'' Sekuat tenaga Mayang berdiri untuk mencari pertolongan. Namun sayang tidak ada seorangpun ada di taman itu, karena memang belum waktunya jam istirahat kantor.
Saat pandangan Mayang mulai gelap, tiba-tiba seseorang menangkap tubuhnya tepat sebelum tubuhnya jatuh ke tanah.